"Mendengar tawamu kembali untukku itu seperti fatamorgana yang lengkara"
__________o
o
o
Seorang lelaki tengah memainkan gitar untuk bernyanyi lantas semua orang yang berada di kantin menoleh mendengar petikan dari alat musik tersebut. Entah mengapa alunannya terdengar melow, mungkin ia dalam suasana patah hati. Namun herannya, biasanya orang akan melakukan hal itu di rooftop atau kelas, berbeda dengan dirinya yang memilih tempat ramai walau hati senyap.
"Di sini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu, masih tanpamu" suara merdu Farel membuat semuanya riuh akan tepukan tangan."Bila esok hari datang lagi
Ku coba hadapi semua ini
Meski tanpamu, oh...meski tanpamu" sambungnya dengan penuh penghayatan.BRAK!
"NYANYI SEMUA!" teriak Damar. Alunan yang tadinya lembut, tiba-tiba sedikit mengeras karena antusias Damar.
"Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan...""APA GEYSSSS?"
"Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku?
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya" Orang lain yang mengetahui lagu itu sontak bernyanyi bareng disertai tawa dan meratapi nasib cintanya masing-masing."Suara dengarkanlah aku
Apakah aku slalu dihatinya?
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya..
Dan aku masih tetap disini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu oh...aku menunggu..." sambung Sakha menarik perhatian dengan suara yang berbeda dari tingkah lakunya.PROK
PROK
PROK
Piwit
"Gue baper maak."
"Suaranya mendukung, potek hati ini."
"Huuuh makin gamon gue."
"Kangen ayang."
"SEDIH GA PUNYA MANTAN, GA BISA GAMON."
"Lemes ayangnya ga peka."
Ya. Seperti itulah keluh kesah penonton hari ini.
"ANJIR GUE KAGET! SAHA MANEH?! ITU BENER SUARA LO?" semringah Damar menatap Sakha tidak percaya.
"Bagus juga suara lo, sampe punya fans dadakan." puji Candra terkekeh.
"Bener," imbuh Rafka mengangguk.
"LO BERDUA UDAH CINTA-CINTAAN YA?!" heboh Freya tidak menyangka. Pertanyaan macam apa itu, bukankah kedua lelaki itu juga sudah dewasa bukan bocil lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA
Ficção AdolescenteDua insan yang sudah menjadi sepasang suami istri, atas dasar perjodohan, ialah Candra dan Hana. Mereka satu sekolah, namun beda kelas. Candra, dia lelaki yang bisa menarik kaum hawa dengan parasnya apalagi isi dompetnya. Tetapi, tidak ada seorang...