"Bagaimana bertahan kalau dia saja tidak menahan"
__________o
o
o
"Dateng semua?" tanya Candra menatap satu persatu adik kelas yang disuruhnya.
"Ya."
"Oke bagus. Gak perlu gue ulang lagi, kalian tahu kan maksud dari gue?" Mereka mengangguk. "Akibat dari serangan salah satu teman kalian yang belum bener. Di sini gue sama curut-curut ini mau ngajak tanding kalian." Candra berbicara sambil memainkan bola voli ditangannya.
"Buset dah, dipanggil curut kita mang," sela Damar merasa tidak pantas dirinya disamakan dengan 'curut'.
"TAHU! si bos. Cakep gini dibilang curut." Tampaknya Sakha pun tidak menyetujui.
"Nyela aja lu dugong," sarkas Candra.
"Bos pilih kasih. Yang nyela pertama tuh si Samar kok gue yang disalahin." Jari telunjuk Sakha menunjuk Damar.
"Gak bakal bener, Dra. Kambuh sensinya." Farel sungguh prihatin melihat Sakha yang memelas.
"Nyolot aja terus. Sana lo panggil tuh bocah-bocah di warung bi Ijah."
Sakha menggeret Damar untuk memenuhi perintah Candra.
"Anjing lo."
"Jan banyak bacot anda. Mau di gaplok sama si bos."
Setelah memanggil timnya yang lain, kini tim Candra dan tim adik kelasnya sudah berada di posisi masing-masing dan bersiap untuk memulai permainan eh pemanasan.
Tak jauh dari sana, ada seorang perempuan yang menatap jengah ditambah bosan.
"Lama-lama muak gue liat bola."
Tangannya mengetuk-ngetuk bangku panjang yang didudukinya. Sampai matanya tak sengaja terkunci pada pasang mata lelaki yang tengah bersiap main.
Lelaki itu sudah jelas Candra yang menunggu pun juga sang istri.
Candra memberi kode 'tunggu' menggunakan tangannya. Hana bermuka masam dan berdecak tidak suka menunggu apalagi membosankan.
Hana berdiri, tangannya menyambar tas di sebelahnya.
"GUE MAU BALIK BAY!" pekik Hana mengundang semua atensi mata.
"Ck." decak Candra.
"Raf urusin mereka," titah Candra berlari mengejar Hana.
"Si Hana lagi pms kali ya."
"Bosen mungkin. Orang dia sendiri yang nunggu si Candra. Cewek lo kemana kang?"
"Ngurusin anak PMR, dia mau lenggang katanya." Sakha manggut-manggut. "Kalo cewek lo kang?" Rafka tidak menyahut pertanyaan tersebut.
"Atur posisi," ucap Rafka.
"Iya deh iya. Lanjut yo, lo pada kerahkan semua jiwa membara kalian," seru Sakha seorang diri.
"Sinting."
Permainan kedua tim itu tampak asik di timpali gelora tawa melihat tingkah Sakha dan salah satu adik kelasnya yang sama-sama mempunyai kepribadian ganda.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA
Novela JuvenilDua insan yang sudah menjadi sepasang suami istri, atas dasar perjodohan, ialah Candra dan Hana. Mereka satu sekolah, namun beda kelas. Candra, dia lelaki yang bisa menarik kaum hawa dengan parasnya apalagi isi dompetnya. Tetapi, tidak ada seorang...