"Tunggu, jangan pergi! Aku takkan memaksa mu tuk menerimaku."
- Freya Arcilla -
_____
o
o
o
Hari ini adalah hari ke tiga ulangan semester SMA Dadali. Selama tiga, kawanan Candra bahkan ketuanya sendiri pun menjalani ulangan dengan tertib tanpa melanggar seperti jam pelajaran biasa.
Berhubung sebentar lagi bel istirahat berbunyi, mereka yang belum selesai menjawab soal, dengan kekuatan dikejar soang dan otak lima giga pun muncul. Percayalah, jika mepet waktu itu otak mendadak pintar tiba-tiba, sat set selesai!
"Beres!" seru Sakha.
"Yakin? Udah diperiksa lagi?" tanya Bu Sari.
Sakha mengangguk. "Udah lima kali, Bu." Pemuda itu menghampiri meja guru untuk mengumpulkan lembaran soal dan jawaban ulangan hari ini.
"Yasudah, kamu boleh keluar," ucap Bu Sari.
"Dia pinter apa ngasal sih? Bisa cepet gitu," celetuk Hana tiba-tiba yang didengar jelas oleh Candra. Lelaki itu menoleh ke belakang.
"Jurus dia banyak."
"Eh?"
"Jangan dipikirin. Udah belum?" Mendadak Candra bertanya.
"Huh? Ah, belum dua lagi. Kamu udah?" Candra mengangguk.
"Gue tungguin," ujarnya.
"Gak papa, duluan aja. Bentar lagi kok," usul Hana.
Candra menggeleng, ia tetap diam.
"Kalau udah bilang," ucap Candra.
"Iya."
Puas mendengar jawaban Hana, Candra kembali menegapkan badannya menghadap depan.
•••
Desiran angin menerpa kulit Freya. Melihat seluruh murid di rooftop sekolah SMA Dadali. Gadis ini tengah mempunyai perasaan pada seseorang, dengan berdirinya ia sendiri di sini, seolah mencari ketenangan dan jalan terbaik untuk mengungkapkan perasaannya.
Ada dua pilihan yang harus ia lakukan, antara mencintai dalam diam atau menyampaikan langsung pada orang tersebut.
Pernah terselip dipikirannya untuk melakukan opsi pertama. Bukan tanpa sebab, hanya ia merasa yakin kalau lelaki itu pasti menolaknya. Apalagi dia selalu berkata bahwa pacaran itu dosa, atau bisa dibilang menjadi sebuah hubungan yang tidak serius.
Jika memilih opsi kedua, ada sedikit titik harapan dibenaknya. Ya, mungkin bisa saja lelaki itu menerima perasaannya tapi bukan berarti dirinya mengajak pacaran, bukan. Hanya untuk menyampaikan apa yang ia rasa terhadap sosok itu.
Canggung, pasti. Ini adalah salah satu ketakutannya. Jika sudah memberi tahu pada orang itu, Freya takut hubungan yang baik-baik saja menjadi canggung seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA
Teen FictionDua insan yang sudah menjadi sepasang suami istri, atas dasar perjodohan, ialah Candra dan Hana. Mereka satu sekolah, namun beda kelas. Candra, dia lelaki yang bisa menarik kaum hawa dengan parasnya apalagi isi dompetnya. Tetapi, tidak ada seorang...