Pooh membuka matanya pelan,cahaya lampu yang terang menerobos masuk kedalam netranya membuat anak itu kembali menutup kedua matanya.
Merasa sudah mulai terbiasa,ia kembali membuka matanya dan menatap sekeliling. Ini adalah kamarnya,Pooh menatap jam kecil yang ada diatas meja disamping ranjangnya. Sudah hampir tengah malam ternyata.
Pooh berusaha mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu,meski kepalanya masih terasa pusing dan dia tidak dapat mengingat semuanya secara detail,tapi Pooh ingat jika orang yang membawahnya pulang adalah Pavel.Pooh membawah tubuhnya untuk duduk diatas kasurnya,memikirkan orang lain yang entah sekarang berada dimana.
Perlahan dengan langkah malas Pooh beranjak dari ranjangnya,tenggorokannya terasa kering dan ia hendak mengambil minuman didapur,sekalian untuk menghangatkan air untuknya karena bau alkohol itu masih menempel kuat ditubuhnya.Pooh berjalan menuruni tangga. Langkahnya berhenti ketika melihat seseorang dibawah sana tertidur disofa ruang tamunya dengan posisi duduk,dan kepalanya yang tertunduk lemas.
Pooh berjalan mendekati orang itu meraih tubuhnya yang hampir oleng,dan hendak membaringkannya dengan baik disofa itu."Kenapa kau bodoh sekali?" Pooh bergumam pelan,masih berusaha membawah orang itu untuk berbaring disofa.
Merasakan sentuhan orang lain,Pavel membuka matanya dan segera memposisikan dirinya dengan baik ketika melihat Pooh ada disana.
"Pooh,,kau bangun?" Pavel bertanya sambil mengucak matanya.
"Aku haus" jawab sambil berlalu pergi,Pavel mengikutinya menuju dapur.
"Pooh,aku membuatkanmu makanan,kau belum makan dari tadi kan?"
"Aku tidak lapar,aku mau mandi" jawab Pooh cuekSelesai meneguk minumannya Pooh kembali menuju kamarnya. Niatnya untuk mandi dengan air hangat sudah ia lupakan,dan lebih memilih untuk mandi dikamar mandi yang ada dikamarnya saja.
Pavel hanya menatap punggung anak itu yang pergi meninggalkannya.
Setengah jam berlalu,setelah membersihkan diri Pooh kembali naik keatas ranjangnya. Sekarang sudah hampir jam satu pagi,dan Pooh tidak dapat memejamkan matanya karena dia baru saja tidur beberapa jam yang lalu.
Kembali Pooh teringat dengan orang lain yang berada dirumahnya itu.
Penasaran dengan apa yang Pavel lakukan sekarang,Pooh kembali turun untuk melihatnya.Pavel masih disana,ditempat yang sama,meski masih kesal tapi Pooh tidak tega juga untuk membiarkan anak itu.
"Pooh" lagi suara lembut itu memanggil ketika atasannya itu mendekatinya
"Sudah larut malam,apa kau tidak berniat pulang?"
Terdengar sedikit kasar,tapi Pavel tidak peduli."Baiklah,tapi biarkan aku menjelaskan semuanya dulu. Setelah selesai aku akan pergi"
Pooh masih mempertahankan wajah dingin dan cueknya.
"Tidak perlu,mendengar suaramu saja aku tidak mau"
Pooh sedikit merasa aneh pada dirinya,kenapa kata-kata jahat itu yang keluar dari mulutnya?Mendengar apa yang Pooh katakan tadi,membuat perasaan Pavel sakit,sungguh. Sebenci itukah Pooh padanya?
Pavel mendekat kearah anak yang lebih muda itu. Matanya merah dan berkaca.
"Pooh tolonglah,kenapa kau sangat keras kepala?"
"Lalu Maumu aku harus bagaimana?"
"Sudah kukatakan jika ini semua hanyalah kesalahpahaman"
"Aku tidak peduli,aku hanya membencimu sekarang"
"Bagaimana bisa kau membenci seseorang tanpa tau apa yang sebenarnya dia lakukan?"
"Yang dia lakukan adalah membohongiku"
"Pooh,kau salah"
"Apa yang kau lakukan benar?"
"Pooh...."
"Apa lagi? Jika tidak ada lagi yang ingin kau katakan kau bisa pergi,aku ingin istirahat" ucap Pooh lalu kembali menaiki tangga