Anak kecil itu mengerjapkan matanya berkali-kali didalam ruangan yang minim cahaya itu.
Beberapa jam yang lalu dua orang pria bertubuh kekar menyeretnya dengan kasar kedalam ruangan ini.
Ia menutup matanya karena lelah setelah Berjam-jam berusaha melawan,ia tidak mengerti kenapa orang-orang itu membawahnya ketempat ini.
Udaranya pengap,ruangan itu tidak memiliki akses udara yang lebih banyak,yang ada hanya sebuah jendela kecil yang cukup tinggi. Dari jendela itu sedikit angin dan cahaya dapat dirasakan.Perlahan ia mendengar suara pintu tua itu berdecit,membuatnya kembali membuka kedua mata kecilnya itu. Jantungnya berpacu cepat,perasaan takut kembali memenuhinya. Pasti orang-orang jahat itu kembali untuk menyakitinya.
Matanya menagkap sosok bayangan yang tak terlihat jelas itu berjalan kearahnya,setelah orang itu berdiri dihadapannya,barulah ia bisa melihat dengan jelas.Bukan orang dewasa jahat yang beberapa jam lalu menyeretnya dengan kasar,tapi seorang anak yang mungkin usianya terpaut lima tahun diatas dirinya.
Perasaan takut tadi berganti dengan rasa penasaran,siapa dia? Apakah dia juga seorang anak yang bernasip sama seperti dirinya?"Hai," anak itu bersuara sambil mengambil posisi disamping anak yang lebih muda
"Siapa kau? Darimana kau datang?"
"Namaku Pavel" anak itu mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh teman kecilnya."Namaku Pooh"
"Namamu bagus"
"Terimakasih"
"Pooh"
"Ya?"
"Kenapa kau bisa disini?"
"Aku tidak tau,orang-orang itu membawahku kesini"
"Ingin kuberitahu sesuatu?"
"Apa itu?"
"Kau bukan satu-satunya anak yang sering mereka bawah kesini,aku juga sering melihat anak-anak lain yang mereka bawah,menempatkan mereka diruangan yang berbeda"
"Darimana kau tau?"
"Aku melihat mereka,aku disini bersama ayahku. Kata ayahku ini adalah pekerjaan mereka. Tapi aku bingung"
"Kau tinggal disini?"
"Tidak,aku hanya datang sesekali bersama ayahku"
"Bisakah aku memanggilmu 'phi'?"
"Tentu saja" anak manis itu tersenyum dengan hangat.
"Terimakasih phi"Suara decitan pintu itu kembali terdengar,seorang pria dengan berwajah tegas datang menghampiri mereka,seketika anak yang lebih kecil itu menyentuh ujung pakaian yang lebih tua. Pavel mengerti,dan menatap anak itu dengan lembut.
"Tidak apa-apa" ucapnya ketika melihat mata kecil itu dipenuhi dengan ketakutan.
"Tuan muda,,ayahmu sedang mencarimu"
"Katakan padanya aku akan kembali lima menit lagi"
"Baik,tuan muda"Orang itu kembali,meninggalkan kedua anak kecil itu yang masih duduk disana.
"Mereka memanggilmu tuan muda?"
"Yaa"
"Orang-orang ditempat kerja papa juga memanggilku tuan muda,hanya orang terdekatku saja yang memanggilku dengan nama Pooh"
"Begitu?"
"Yaa,dan mereka juga akan bersikap sama seperti orang itu jika bertemu denganku. Papa bilang itu karena mereka menghargai kita"
"Entahlah,tapi kulihat mereka juga sering berlaku kasar pada orang lain"
"Ya,mereka kasar padaku tadi"
"Pooh,aku harus pergi,sampai jumpa"
Pavel berdiri,diikuti Pooh
"Tapi phi,"
"Aku akan datang kembali untuk menemuimu,bukankah sekarang kita adalah teman?"
"Kapan itu?"
"Aku tidak bisa berjanji,tapi pasti akan kembali lagi"
"Baiklah," Pooh mengambil sesuatu dari dalam bajunya,suatu action figur anak anjing yang lucu yang Pooh simpan disana.
"Untukmu phi" ia menyerahkan benda itu pada Pavel,dan diterima dengan senang hati oleh teman barunya itu.
"Untukku?"
"Hmm"
"Terimakasih Pooh,,tapi aku harus pergi"
"Pergilah...."