Pooh masih menatap Pavel yang terbaring lemah tak sadarkan diri.
Tapi kabar baiknya pengawal kesayangan nya itu sudah dipindahkan keruang rawat inap seperti biasanya,tidak lagi berada di ruang ICU.
Tapi tetap saja selama Pavel belum membuka matanya, Pooh masih mengkhawatirkan nya.Dengan penuh kelembutan Pooh menyentuh tangan Pavel yang bebas tanpa selang infus.
Menggengamnya dengan penuh perasaan seolah ia sedang menyalurkan energinya untuk kekasih nya itu."Phi....ayo buka matamu. Dan lihat bahwa aku selalu menemani mu disini"
Pooh menatap tangannya yang bertaut erat dengan tangan Pavel.
Sesekali ia memberikan kecupan manis pada tangan yang terasa nyaman dalam genggaman nya itu."Kau sudah melewati banyak hal buruk,dan kau seharusnya tak pantas merasakan penderitaan seperti ini. Kau sangat berarti bagiku phi,aku bangga dengan mu. Kau orang yang kuat,hebat,tangguh dan kau menghadapi semua masalah mu sendirian. Bagaiman kau melakukan itu?"
Pooh kembali mengelus lembut pipi Pavel,pipi mulus itu masih dipenuhi luka gores dan lebam. Hati Pooh menjadi ngilu,sangat sakit rasanya membayangkan bagaimana kekasihnya itu menerima perlakuan yang sejahat itu.
"Tau kah kau phi? Aku sangat merasa nyaman bersama mu,layaknya sebuah rumah. Kau tak tau kan,betapa senangnya aku ketika ponselku berdering dengan menampakan notif pesan atau telpon darimu. Aku selalu menunggu itu setiap hari,bahkan disaat kita bertengkar dulu aku selalu berharap kau tak akan menyerah padaku. Dan aku benar,kau tak menyerah. Terimakasih ya phi"
Pooh kembali memberikan kecupan pada tangan Pavel.
Pooh mendengar suara pintu terbuka kemudian terkunci kembali. Tapi anak itu memilih diam tanpa menghiraukan siapa orang yang datang.
"Pooh"
Mendengar namanya dipanggil anak itu menoleh pada sumber suara itu."Phi pon?"
"Sebenarnya phi Sailub yang akan datang kesini,tapi dia menyuruhku karena pekerjaan nya yang tidak bisa dia tinggal" jelas pon sambil meletakan kotak makanan di atas meja."Tapi aku jadi merepotkan mu"
"Tidak apa-apa Pooh,aku senang bisa membantu kalian"
"Terima kasih phi"
"Bagaimana keadaan Pavel?"
"Seperti yang kau lihat phi,dia belum juga sadar"
"Kau sendiri? Apa kau sudah makan? Kata phi Sai kau belum makan sejak pagi tadi"
"Ya,aku memang belum makan"
"Jadi ayo makan dulu"
"Tapi phi..."
"Pooh...kau satu-satunya orang yang pavel butuhkan. Jika kau sakit Pavel bagaimana?"Pooh hanya diam,yang dikatakan pon memang benar.
"Phi Sai juga bilang jika semalam kau tak tidur" pon mengambil satu kotak makanan dan memberikan nya pada anak yang keras kepala itu.
"Maafkan aku"
"Bukan salah mu,kami tau kau khawatir hanya saja kau lupa menjaga diri mu juga"
"Aku akan lebih tenang setelah ini phi"
"Ya,aku tau kau bisa melakukan nya. Setelah ini kau boleh istirahat,biar aku yang menjaganya"
"Tapi Phi,.."
"Tidak ada penolakan,lihat keadaan mu juga berantakan,maaf jika aku lancang tapi karena aku juga peduli padamu. Jika kau membutuhkan sesuatu katakan saja padaku,aku akan mencarinya untukmu karena hari ini aku off""Terima kasih phi"
Pooh berdiri disamping seorang dokter yang sedang memeriksa keadaan Pavel. Beberapa menit yang lalu Pooh berlari mencari dokter itu setelah menyadari bahwa kekasihnya itu sudah menemukan kesadaran nya kembali.
Sedangkan pon,pria manis itu sudah pulang sejak sore tadi."Keadaannya sudah membaik. Hanya saja tubuhnya masih lemah. Aku akan menyuruh seorang perawat untuk membawahkan makanan" jelas sang dokter.
"Terima kasih dokter" ucap Pooh setelah dokter itu pamit pergi dari sana.
