2

652 43 3
                                    

"hey,bagaimana bisa?"
"Apanya?
"Kau sampai masuk rumah sakit begini?"
Sailub melipat kedua tangannya ke dada. Sebenarnya hari ini ia pergi ke kantornya Pooh tapi ia mendapat informasi dari sekretasinya Pooh jika saudaranya itu sedang berada dirumah sakit.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku" lanjutnya
"Aku juga tidak tahu" balas Pooh singkat
"Dasar,,sakit saja tidak tahu...kau niat hidup tidak sih?"
"Hanya sakit kepala biasa,sebelumnya juga sering seperti ini"
"Hey dengar ya,aku masih saudaramu,jangan bertindak sungkan saat kau dalam masalah,sebagai saudara yang baik aku akan membantumu,mama papamu sangat baik pada keluargaku.jadi aku juga harus memperlakukanmu dengan baik"
"Bukankah dalam hubungan kekeluargaan perbuatan baik itu sudah menjadi kewajiban?"
"Seharusnya,tapi kau lihat diluar sana,ada banyak orang yang mengaku keluarga tapi saling menjatuhkan"
"Ya aku mengerti"
"Jadi selama disini kau hanya sendiri? Kenapa tidak menghubungiku?"
"Karena aku tidak memerlukan mu"
"Kan....mulai lagi sakit keras kepalanya"
"Dan kata siapa juga aku sendiri? Aku tidak sendiri,salah seorang bodyguard menemaniku"
"Kau tidak mau kutemani tapi lebih memilih bersama orang asing?"
"Dia memang orang asing,tapi dia lebih penurut dibandingkan mu yang harus mengataiku dulu sebelum bertindak"
"Tentu saja dia menurutimu karena kau bosnya,karena kau membayarnya jika tidak mana mau dia begitu?"
"Tapi kurasa dia tidak begitu"
"Kau mana tahu isi hati orang lain,bisa saja dia berbuat buruk padamu kan?"
"Sudah,jangan bicara lagi kau membuatku semakin sakit"
"Oke...tapi kemana dia? Kenapa dia meninggalkanmu?"

Saat keduanya masih sibuk bercerita,pintu ruangan itu terbuka,seseorang dengan penampilan yang gagah melangkah masuk.
Pooh tersenyum kecil menatap orang itu. Siapa lagi kalau bukan Pavel,hanya orang itu yang sekarang sedikit dekat dengan pooh dibandingkan para bodyguard lainnya.
"Selamat siang"
Salam Pavel dengan sopan,ia mengulas senyum manis pada dua orang yang ada disana.
"Oh,kau sudah selesai?"
"Iya tuan,kata dokter kita sudah bisa kembali sekarang"

Sailub menatap pavel dengan sedikit menyelidiki tanpa Pavel ketahui.
Jika dilihat dari penampilannya Memeng terkesan oranga baik,ditambah lagi,usianya yang masih muda.
Tapi penampilan juga tidak menjamin seseorang untuk melakukan kejahatan.


Pavel menghentikan mobil itu didepan rumah mewah dengan halaman yang luas,seingatnya dulu ia juga pernah kesini bersama tuan wannakul,tapi itu hanya sekali hanya menjemput tuan wannakul kemudian pergi lagi tidak benar benar masuk kedalamnya,tapi sekarang bos mudanya itu menawarkannya untuk masuk.

"Mau masuk?" Tanya Pooh
"Boleh?" Pavel terlihat ragu.
"Jika tidak aku tidak akan menawarkan"
Pavel tersenyum kemudian mengangguk
"Ayo"
Pooh keluar lebih dulu,memasukan beberapa kode untuk membuka pagar besar itu.
Pavel memperhatikan sekeliling halaman,ia sedikit merasa lelah seteh sampai depan pintu utama rumah itu.
Pooh kembali memasukan password dan pintu kembali terbuka,untuk pertama kalinya Pavel menginjakan kakinya dirumah ini,ia benar benar kagum dengan rumah mewah itu baginya itu sudah seperti istana,melihat semua furnitur rumah itu adalah barang mewah dengan harga yang tentunya tidak murah.
Mata Pavel memperhatikan setiap pajangan foto yang ada di dinding mewah rumah itu.
Disana ada foto pernikaha tuan wannakul,foto Pooh waktu masih bayi,dan foto tuan wannakul bersama Pooh saat anak itu menyelesaikan pendidikannya.

"Phi"
Pavel mengalihkan pandangannya pada Pooh yang sekarang sedang berdiri di sampingnya dengan 2 botol minuman orange ditangannya.
"Minum dulu" Pooh memberikan satunya pada Pavel,anak itu kemudian mengajak Pavel untuk duduk.

"Nong Pooh"
Pavel bersuara
"Hmm" jawab Pooh yang masih asik menikmati minumannya.
"Apa tidak merasa sepi tinggal sendiri?"
"Tidak juga,mungkin karena sudah terbiasa.
Dari dulu juga aku sering ditinggal sendiri dirumah ketika papa pergi untuk urusan kerjanya"
"Lalu...bedanya dengan sekarang?"
"Suasana rumah akan tetap sama,bedanya aku benar benar kehilangan orang yang kujadiakan panutanku,meski tidak memiliki banyak waktu bersama papa tapi setiap kali dia punya waktu dia akan banyak berbagi nasihat,ilmu,pengalaman untukku. Aku belajar banyak darinya. Papa adalah orang yang tidak pernah berkata lelah untukku dia bekerja keras untukku" jelasnya

Glimps (PoohPavel) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang