16

455 37 3
                                    


"Phi..."
"Ya?"
"Telfon polisi"
"Serius?"
"Sekarang phi"
"Oke"
"Aku masuk duluan"
"Kau gila? Bagaimana bisa kau masuk sendiri?"
Sailub menahan Pooh yang hendak pergi ke sebuah rumah tua yang ada dihadapan mereka,Pooh yakin jika kekasihnya ada didalam sana.
Beberapa jam yang lalu Pedro mengerim lokasi yang diyakini bahwa Pavel berada sana.

Rumah itu nampak sudah lama ditinggalkan penghuninya,dapat dilihat dari rumput liar yang mulai menjalar masuk kedalam rumah itu,dan setiap sisi dinding rumah yang ditumbuhi lumut seolah memberi kesan bahwa rumah itu sama sekali tak terjamah oleh pemiliknya.
Tapi rumah siapa itu? Kenapa mereka  membawah Pavel kesana? Pooh tidak peduli,yang dia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana caranya membawah Pavel keluar dari sana.

"Tenang dulu Pooh!" Sailub sedikit bersuara keras dikarenakan saudaranya itu tidak mau mendengarkan nya.

"Bagaimana aku bisa tenang phi?! Pavel berada disana,bersama orang-orang jahat itu"
"Aku tau,tapi Steve juga tidak sendiri,bagaimana biasa kau menemui nya hanya dengan tangan kosong begitu?"
"Aku tidak bisa diam lebih lama lagi phi,bagaimana jika mereka melakukan hal buruk pada phi Pavel?' Pooh mengacak rambutnya dengan penuh emosi,mereka masih berada disebarang jalan rumah tua itu,tempat itu sepi di sore menjalang malam ini,ditambah lagi tidak banyak kendaraan yang lewat disana.

Sailub segera menghubungi kantor polisi seperti yang diminta Pooh sebelumnya,kemudian juga menghubungi kekasihnya dan meminta anak manis itu untuk segera menyusul mereka ke lokasi yang sudah dia bagikan.

"Sial," gumam Sailub ketika melihat anak yang keras kepala itu sudah menyebrang ke arah rumah tua itu.
Dengan langkah cepat Sailub berlari menyusulnya dan berusaha untuk menghentikannya.

"Sabar sebentar Pooh!"
Sailub menarik Pooh kesamping gedung itu,mereka menyelinap diam-diam karena didalam sana ada beberapa orang yang sedang berjaga.

"Phii...."
"Aku tau kau khawatir,tapi jika kau gegabah seperti ini,malah akan membuat keberadaan Pavel terancam" sailub menyentuh lembut pundak anak itu untuk menyakinkan nya kemudian melanjutkan perkataannya.

"Dengar Pooh,mereka tau kau adalah kelemahannya Pavel,begitu juga sebaliknya. Steve bukan orang bodoh yang hanya akan tertipu dengan kedekatan kalian sebagai atasan dan bawahan. Kurasa dia tau jika kalian memiliki hubungan yang lebih dari itu. Sekarang mungkin dia juga tau jika kau sedang mencari Pavel"

"Lalu apa yang harus kita lakukan phi?"

Sailub tersenyum,ini adalah pertama kalinya Pooh bertanya padanya saat akan mengambil keputusan. Biasanya anak itu selalu yakin dengan apa yang dia lakukan tanpa mau mendengarkan nya. Tapi hari ini,Sailub menyadari jika orang seperti Pooh juga bisa lengah dan lelah bahkan,hampir putus asa.

Kekuatan cinta memang menakutkan,dia bisa membuatmu menjadi orang yang paling berani bahkan jika dihadapan mu adalah jurang kematian.

"Tenang dulu Pooh,kita harus memikirkan caranya"
"Phi,aku punya rencana,tapi kita harus tukar pakaian"
"Ha?"
"Jika aku masuk dengan pakaian seperti ini,mungkin saja orang-orang itu akan mengenalku.karena mereka pernah mengikutiku beberapa Minggu yang lalu"

Sailub memarkir mobil nya tepat didepan rumah itu.sengaja untuk menarik perhatian kedua pengawal yang sedang berjaga didalam sana.

Rencananya berhasil,kedua orang itu datang mendekatinya dengan tatapan mencurigakan.

Sailub memasang wajah tanang dengan senyum manis yang terukir di bibirnya. Kedua orang itu masih berdiri diambang pintu dengan jarak yang masih jauh darinya.
targetnya,dia harus membuat dua orang itu mendekatinya.

"Permisi,aku ingin bertanya."
Sapa Sailub saat dia menurunkan kaca mobil itu.

"Temanku menyuruhku untuk menjemputnya di tempat ini,apa ini benar rumahnya?"

Glimps (PoohPavel) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang