(maafkan jariku yang suka typo😌 selamat membaca gaes 🥰)
Pooh menatap layar ponselnya.
Sudah beberapa kali ia megirim pesan dan bahkan menelfon Pavel,tapi pemuda itu sama sekali tidak meresponnya.
Sekarang ini dia sedang berada dikamarnya,dengan santai Pooh kembali memfokuskan diri pada layar komputer yang ada dihadapannya,karena besok adalah hari pertama bagi mereka untuk masuk kantor,maka sekarang ada beberapa pekerjaan kecil yang harus ia selesaikan.Pooh menyadari bahwa sikap Pavel sedikit berubah setelah mereka berdua kembali dari berlibur.
Pooh berpikir apakah Pavel menjauhinya karena kelancangannya yang waktu itu tiba-tiba menciumnya? Tapi waktu itu Pavel juga menciumnyakan? Jika Pavel merasa tidak nyaman,seharusnya waktu itu dia tidak kembali menarik Pooh dalam ciumannya.
Entahlah,Pooh juga bingung.
Sepertinya dia harus bertemu Pavel dan berbicara dengannya.Dan hari ini adalah awal dimana mereka kembali bekerja seperti biasanya.
Pooh kembali membriefing semua pegawainya,dan anak itu tidak menemukan pengawal kesayangannya ada disana.
Setelah selesai,Pooh kembali keruang kerjanya,perasaannya sedikit tidak membaik seperti ada sesuatu yang belum bisa dia temukan jawabannya.
Tentu anak itu masih memikirkan alasan dibalik menghilangnya Pavel selama tiga hari ini.
Setidaknya,anak itu harus memberinya alasan. Karena dia tau,tidak biasanya Pavel akan mendiamkannya seperti ini.Hari sudah sore,tapi anak muda itu masih tidak berpaling dari layar yang ada dihadapannya,awal tahun memang sangat membuatnya mengerti bagaimana caranya menghargai waktu, makan siangnya saja ia abaikan,belum lagi setiap hal kecil yang masih harus ia selesaikan.
Pooh memilih beberapa pekerjaan yang bisa dia selesaikan lebih cepat,sekarang dia sangat ingin pulang kerumah untuk beristirahat,sayangnya sesuatu yang tidak ia inginkan sekarang terjadi.
Saat sekretarisnya menghampirinya dengan wajah panik."Permisi tuan krittin"
Wajah wanita itu terlihat serius,tapi tidak menampakan jika dia baik-baik saja."Ada apa?"
Pooh bertanya dengan menatapnya sekilas kemudian kembali lagi pada layar dihadapannya."Tuan,beberapa investor dari perusahaan cabang,menarik investasi mereka secara sepihak"
Mendengar itu Pooh menghentikan kesibukannya,menatap serius wanita yang ada disampingnya beberapa detik,seolah sedang menyakinkan dirinya jika dia tidak salah dengar.
"Bagaimana bisa?! Kapan mereka melakukan itu?" Nada suara anak itu masih terdengar lembut,meski sebenarnya rasa khawatir sedang menguasainya.
"Mereka baru saja menghubungiku dan mengatakan hal itu,mereka juga berkata akan datang dan berbicara langsung denganmu berdasarkan kesepakatan kerja yang ada,dan sudah mempertimbangkan setiap resiko dan sanksi karena sudah bertindak sepihak"
"Baik,aku akan menangani ini. Hubungi mereka dan katakan jika aku ingin bertemu Meraka saat ini juga"
"Baik tuan,saya permisi"Wanita itu meninggalkan Pooh yang masih mematung di kursi kerjanya,kemudian anak itu memijat pelipisnya dengan gerakan gusar,hembusan nafasnya terdengar kasar.
Menurut Pooh ini sangat aneh,mengapa mereka bisa bertindak sejauh ini tanpa bicara dulu dengannya?
Sejauh ini tidak ada masalah apapun antara perusahaan dan orang-orang itu,semua baik-baik saja dan aman tapi....entahlah,Pooh juga tidak habis pikir hanya ingin segera bertemu mereka dan mengetahui jawabannya.Pooh menatap lima orang yang ada dihadapannya,dia sendiri bingung harus bersikap seperti apa.
Perasaannya dipenuhi dengan emosi,tapi dia tidak ingin bicara kasar pada orang-orang itu yang berumur jauh diatasnya.
