08 -- Sendiri

161 28 41
                                    

-Karena Mu-
Chapter 8

Boboiboy belongs only to Monsta!

⚠️!Warning!⚠️
• Kata-kata kasar dan tidak untuk ditiru!
• Not a ship!
• OOC
• Terdapat OC (Original character)

Happy enjoy!

.
.
.

.
.
.

[Taufan POV]

"HALI, OMAYGAT AKHIRNYA LO MASUK SEKOLAH JUGA!!"

Gue seneng banget, anjirr. SI HALI UDAH MASUK SEKOLAH LAGI, WOY. AJBSAJJAJSKKSKSK. Buat yang pernah ngerasain beberapa hari sekolah tanpa temen, terus besoknya dia berangkat ... Pasti tau rasanya!

"Lo kemana aja, bjir? Gue sampe telfon dan chat lo berkali-kali, loh!"

Hali terkekeh kecil. "Gue gapapa, cuma demam aja kemaren."

Yakali demam sampe seminggu, tapi tunggu--

"Lo gak nyakitin diri sendiri lagi, 'kan?" Gue menarik tangan kanan dia, menggulung sedikit lengan bajunya.

"Ya enggak, lah. Ngapain coba?" Jujur aja, gue khawatir sama dia. Ngilang seminggu tanpa izin itu aneh, loh. Apalagi yang sebelumnya dia bilang kalau bapaknya sering ngelukain dia.

Tapi 'ya udah, lah. Yang penting Hali balik lagi, gue udah seneng, Hehe.

"Hali? Kamu udah masuk?" Itu Gempa, dia baru aja masuk kelas. Terus langsung menghampiri kami.

Hali mengangguk. "Iya."

Gue menatap wajahnya sejenak, kayak ada yang beda. Tapi apa, 'ya? Mata sih masih dua, telinga masih lengkap, hidung ada satu ... Oh! Bibirnya! Di sisi kanan kelihatan robek sedikit gitu, terus kayak ada bekas darahnya.

"Lo oke 'kan, Li?" tanya gue.

"Oke," jawab Hali singkat. Anaknya emang gitu, sih.

Hm....

.
~✿~
.

"Buset, gede bener nih rumah."

Sehabis pulang sekolah tadi, Gempa ngajakin kita ke rumahnya. Buat ngerjain tugas kelompok dari Pak Zola, si guru aneh itu.

Dan disinilah kita, di depan rumah Gempa yang guede pol! Dia orkay gak, sih? Kalo iya, berarti sama kayak gue, dong! Eh, tapi gue mantan, sih. Mantan orkay, wkwkwk.

"Ayo, masuk."

Kami bertiga pun masuk ke dalam rumahnya, dari dalam juga kelihatan mewah. Cuma suasananya rada sunyi dan sepi gitu.

"Lo orkay 'ya, Gem?" tanya gue dengan raut wajah kagum.

Gempa tertawa kecil. "Gak juga, ini sebenarnya rumah peninggalan Kakek aku."

"Sepi banget," komentar Hali, dia sekarang udah duduk di salah satu sofa.

"Soalnya aku tinggal sendirian disini."

"Hah?!" Kami berdua kaget, dong. Bisa-bisanya dia tinggal sendirian di rumah segede dan semewah ini?!

"Yang bener, Gem? Yakali lo tinggal sendirian, mana rumah segede ini, lagi." Kalo emang beneran 'ya, wah ... Gilak, sih.

"Bener, kok. Sejak setahun lalu aku emang udah ditinggal sendiri," jawab dia.

"Yang bener aja, lo gak capek apa ngurusinnya?" tanya Hali.

Kalo gue udah pasti capek, tuh. Bayangin aja lo bersihin rumah yang super luas plus bertingkat tiga. Beuh. Tapi enak juga kayaknya bisa tinggal sendirian, izinkan aku menjadi saudaramu, Gem.

Karena Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang