17 -- Kisah (1)

134 17 42
                                    

-Karena Mu-
Chapter 17

Boboiboy belongs only to Monsta!

⚠️!Warning!⚠️
• Kata-kata kasar dan tidak untuk ditiru!
• Not a ship!
• OOC
• Terdapat OC (Original character)

Happy enjoy!

.
.
.

.
.
.

[Halilintar POV]

"Jadi begitu, Pak Reisyal. Anak bapak pagi hari tadi terlibat perkelahian dengan salah satu siswa disini."

Bajingan, malah dikasih tau.

Begini, gue lagi jalan di koridor karena mau pulang. Terus tiba-tiba Pak Kepsek manggil gue, katanya gue disuruh ikut ke ruangan dia. Dan lo tau apa? Di sana udah ada bokap gue, cok. Waduh, bahaya, nih.

Ternyata Pak Kepsek mau membahas tentang beberapa jam lalu yang gue berkelahi sama Desta, gue kelahi sama dia bukan tanpa alasan, tapi karena dia mau membully gue. Ini pembelaan diri, gak salah, 'kan?

Emang harusnya gak salah, tapi lama-kelamaan gue makin terpancing emosi dan mulai gelut sama Desta.

"Oh ya? Kalau boleh tahu kenapa bisa?" Bokap gue--  Reisyal, menatap ke arah gue dengan tatapan marah, tapi gak disadari sama Pak Kepsek.

"Kalau itu saya kurang tau, mungkin bisa ditanyakan langsung sama anaknya. Soalnya waktu saya lihat, mereka udah berantem."

"Gimana, Hali?" tanya bokap gue.

Gue terdiam sejenak. "Dia duluan yang mau membully saya, jadi 'ya saya bales. Ini tindakan membela diri, lagian Desta yang mulai duluan."

Pak Kepsek menghela nafas. "Membela diri itu memang gak ada salahnya, tapi jangan berlebihan. Kamu gak boleh sampe terpancing emosi."

"Iya, Pak...."

"Ah, mohon maaf atas kelakuan anak saya, Pak. Saya pastikan itu tidak akan terjadi lagi."

"Baiklah, terimakasih sudah memberi waktu. Dan maaf juga kalau saya mengganggu."

"Ahaha, tidak apa. Lagipula anak ini harus bertanggungjawab."

Buat yang nanya kenapa bokap gue mau-mau aja dipanggil ke sekolah, itu karena dia gak mau dipandang sebagai orang tua yang buruk(walau emang buruk) ke Pak Kepsek.

Maka'nya dia bersikap sok peduli sama gue, dasar bermuka dua.

Setelah urusan dengan Pak Kepsek selesai, gue dan bokap gue langsung keluar dari sana. Dan pulang ke rumah, gue disini membonceng motor sama bokap 'ya.

Pas udah sampe dirumah, bokap langsung menutup pintu dengan kasar dan menguncinya. Dia menatap marah ke gue.

Yeah, seenggaknya gue tau apa yang akan terjadi setelah ini.

"Dasar anak kurang ajar, disekolah baru pun kamu gak bisa jaga sikap? Malu-maluin tau gak?!"

Capek tau, punya ortu yang sukanya tantrum melulu. Serasa jadi tempat pelampiasan gitu. Tapi mau gimana lagi?

"Coba lihat adek kamu! Adabnya bagus, sopan, dan pintar jaga sikap juga. Kamu gak bisa apa jadi kayak dia?!"

Ya enggak, lah. Gue yang cowok disamain dengan adek gue yang cewek, jelas beda! Aneh emang.

FYI, gue punya satu adek. Petir Rachella, gue biasa manggil dia Petir. Dia ini anak kesayangan ortu, jadi dia selalu dimanja. Iri? Enggak, lah. Ngapain? Gue udah gede, coy.

"Anak gak guna kamu!"

Selanjutnya kalian pasti tau apa yang bakal terjadi, so, gak perlu untuk gue ceritain. Yah, bertambah lagi luka di tubuh gue. Dan di hati.

Karena Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang