20 -- Munaroh

147 22 110
                                    

-Karena Mu-
Chapter 20

Boboiboy belongs only to Monsta!

⚠️!Warning!⚠️
• Kata-kata kasar dan tidak untuk ditiru!
• Not a ship!
• OOC
• Terdapat OC (Original character)

Happy enjoy!

.
.
.

.
.
.

[Taufan POV]

"Yang itu, yang itu!"

Gue dan Blaze menoleh secara bersamaan ke rumah warna cream yang kita lihat sebelumnya pas beli gorengan di Mang Supra, ternyata itu rumahnya Duri.

"Anjirlah, jadi itu rumah lo?" Duri mengangguk, membenarkan ucapan Blaze.

Jadi yang waktu itu gue sama Blaze denger teriakan--

"Apa lo yang teriak pas itu?"

"Iya, 'kan udah aku bilang."

Wanjir, plot twist ternyata. Si Duri orang yang teriak di rumah yang waktu itu, lo pada masih inget, 'kan?

Tapi tunggu, apa yang membuat dia teriak? Apakah ada sesuatu yang menyeramkan di dalam sana? Atau hantu? Setan? Solar?

Gue pun bertanya. "Jadi ... Lo kenapa teriak?"

Duri tersentak, lalu menunduk sedikit sambil menggigit bibir bawahnya. "Aku ... Em--"

Walaupun muka dia emang udah kayak orang yang disakitin--punya banyak masalah gitu--tapi gue tetep kepo.

Gue dan Blaze menatap Duri yang masih tertunduk, menunggu kelanjutan dari kalimat dia. Jangan gantung napa, Ri. Lo udah kayak mbak crush nya Blaze tau gak?!

"Lo gamau cerita? Oh oke gapapa."

Oalah, gak mau cerita, toh. Gapapa, deh. Tunggu aja sampe chapter kisah(6), itu buat Duri. Waduh, malah spoiler( ;∀;)

"Ah, udahlah. Mending kita ke warungnya Mang Supra, beli gorengan," usul gue.

Kayaknya di setiap chapter, Mang Supra kagak pernah dilupain, 'ya. Selalu dibahas gitu. Gak kayak Author yang dilupain sama mantannya, awokawokwok.

Tapi jujur, gorengannya Mang Supra tuh the best banget, uenak pol!

"Gak dulu, deh. Duit gue habis," jawab Blaze.

"Aku juga," timpal Duri.

Kata Zidan--anak kelas tujuh, temen gue juga--kalo temen ngomong kayak gini tuh, tandanya mereka pengen ditraktir sama kita. Emang iya?

Karena gue baik hati, ya udah gue ikutin saran tuh Ultraman gadungan.

"Gapapa, gue traktir, deh!"

"Wih, beneran, Pan?" Mata Blaze langsung berbinar.

Giliran kayak gini aja, seneng lu. Kampret.

"Ho'oh, mumpung Bunda ngasih uang saku lebih." Sebenarnya ini jatahnya Sopan, tapi berhubung Sopan udah diadopsi jadi Bunda ngasih ke gue.

"Beneran gapapa? Aku takut ngerepotin."

"Gapapa, ini gue lagi baik, loh. Jangan di sia-sia in."

"Yaudeh deh, hehe." Blaze memegang tangan gue dan Duri. "Gas lah kita ke warung Mang Supra!"

"Ja-jangan ditarik--  aw!"

Kami berdua reflek bilang 'hah' pas Duri merintih ketika tangannya ditarik kencang oleh Blaze. Gue akui si Blaze emang nariknya kencang, tapi gak perlu sampe gitu juga.

Karena Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang