"Besok kita ultah." Ucap Jun tiba-tiba.
Papa Jin melirik ke arah anaknya itu-entah sejak kapan Jun sudah duduk di sampingnya—dahinya mengerut, ia heran. "Terus?"
"Cuma kasih info aja."
"Info gak penting." Jin kembali membaca koran yang sempat ia abaikan.
"Ihh papa selalu gitu. Buat perayaan kek besok buat ultah kita."
"Ngapain? Udah gede, untuk apa lagi dirayain."
"Ah males banget deh." Jun ngambek. Liat saja bibirnya sudah maju seperti bebek.
Jin masa bodoh, mau Jun jungkir balik pun dia tidak peduli sama sekali. Soalnya kalo dituruti kemauannya pasti kelewatan. Contohnya saat ulang tahun mereka tahun lalu, minta dibuat perayaan di hotel bintang lima, Jin gak bisa tolak karena sudah janji. Akhirnya duit di dompet langsung melayang, walau papa Jin banyak duit, tetep saja merayakan ulang tahun di hotel mewah itu terlalu berlebih.
Jin melirik ke arah anak tertuanya itu, wajah Jun sudah sangat masam. Anak itu marah. Ya sudahlah, biarkan saja, nanti juga baikan lagi.
"Malu gue punya kembaran kek lo." Dari arah belakang datang Yoel mengomel tidak jelas. Di belakangnya pula ada Binan yang tersenyum seperti orang bodoh.
"Kenapa?" Jin bertanya setelah Yoel duduk di samping kanannya.
"Kak Binan tadi buat Yoel malu! Tadi kita ke depan komplek beli risol mbak Siti, terus si kampret ini tiba-tiba ngajak mbak Siti nikah."
Jin kaget bukan main. Ini anak kerasukan apa sampai ajak si Siti itu nikah. "Hah? Kamu ngapain ngajak nikah mbak Siti?"
Binan yang diajukan pertanyaan tertawa kecil dan berkata, "Risol mbak Siti enak, jadi Binan ajak nikah biar bisa di masakin tiap hari."
Jin geleng-geleng kepala, tidak habis pikir. Ini logikanya di mana coba cuman gara-gara risol ajak orang nikah?
"Terus papa tau gak apa yang lebih buat malu lagi?"
"Apa?"
"Ternyata mbak Siti udah nikah! Tiba-tiba suaminya keluar dari rumah. Hampir aja terjadi baku hantam kalo gak Yoel buru-buru klarifikasi kalo tadi cuman candaan doang."
Jin memijat keningnya. Aduh... dia mulai pusing dengan tingkah anaknya ini. Memang dasarnya Binan ini sinting, sesintingnya Yoel masih lebih sinting Binan. Ini anaknya sintingnya udah masuk kategori di luar nalar.
"Bukannya mbak Siti masih muda ya? Umurnya baru 20an kalo gak salah." Celetuk Jun.
"Ya, kan? Gue aja kaget tau dia nikah." Binan menanggapi.
"Kasihan banget lo, gagal curi start."
Mata Jin langsung membola sempurna mendegar perkataan Jun yang diluar prediksi. Ini kenapa otak anaknya jadi pada gak bener semua???
"Gak waras." Itu adalah suara Hyun, ia tak sengaja mendegar pembicaraan kakak-kakaknya setelah mengambil air minum di dapur.
"Ehh nih anak, ajak berantem lo?" Kesal Jun. Hyun tidak menanggapi, ia berlalu pergi menuju kamarnya. Lagi pula untuk apa di tanggapi orang besar omong seperti Jun?
Ting tong ting
Bunyi bel pintu membuat mereka beralih pandang.
"Siapa sih yang dateng?" Tanya Yoel.
"Eh, tapi kayak bukan bunyi bel pintu deh. Masa suaranya deket banget? Mana berulang-ulang gitu." Binan keheranan karena suaranya memang terdengar dekat sekali, pengeras suaranya seperti ada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home | txt ft. jin bts
FanfictionHanya cerita sederhana dari keluarga yang berkelas. "Tapi anak-anaknya gak berkelas."-Papa Jin. "Papa JAHAT!"-Anak-anak Bahasa non baku. Bahasa kasar. penasaran? cek aja. Cerita ringan yang aku buat untuk tempat pelarian kalau stuck buat cerita seb...