Ini cerita tentang Hyunanta, anak yang lahir setelah tiga anak kembar Pak Jin. Hidupnya tidak seindah adik kebanyakan yang selalu dimanja oleh abang-abangnya (contohnya Kamal) Perilakukan Hyun dapat dari tiga kakaknya tidak bisa dibilang kasih sayang yang diberikan oleh seorang kakak kepada sang adik. Perilakukan yang ia dapat itu seperti uji coba kesabaran, dan ketahan diri.
Hal ini juga terjadi karena perbedaan umur Hyun dan ketiga kakaknya tidak terlalu jauh—yang jaraknya hanya satu tahun. Ketiga kakaknya yang masih ingin bermanja-manja tiba-tiba punya adik, itu menjadi guncangan batin bagi mereka (p.s. Hyun tidak begini sama Kamal, dasar mereka saja yang aneh)
Hyun jadi tertekan dan dewasa sebelum waktunya. Penyebabnya? Pertama, mereka bertiga yang belum siap jadi kakak, sering kali mencari ribut dengannya. Kedua, mereka tidak pernah mau mengalah. Dan ketiga, KAKAKNYA GAK ADA YANG WARAS. Maka dari itu untuk menghadapi ketiga kakaknya, Hyun harus memiliki kesabaran setebal buku 700 lembar. Iya, setebal itu. Dan sekarang, kesabaran Hyun sedang diuji.
"Hyun, bantuin gue." Yoel, kakak ketiga Hyun yang paling sinting (menurut pendapatnya) tiba-tiba datang ke kelasnya. Mana terlihat panik, pasti habis membuat ulah.
"Apa?"
"Lo liat ini," Yoel menunjukkan satu buku tulis—yang tidak tahu punya siapa—keadaanya cukup memprihatinkan. Sebagian buku itu basah, seperti terkena tumpahan kuah makanan karena Hyun mencium bau kuah mie dari buku itu.
"Lo tahu gak gimana cara menyelamatkan buku ini?"
"Itu buku habis kena apa?"
"Kuah mie, gue tadi habis beli pop mie. Pas gue mau duduk ke bangku gue, gue kesandung meja. Terus kuanya kena ini buku."
"Oh. Terus itu buku punya siapa?"
"Punya Indira."
Hyun terdiam. 'Hmm, punya anak cewek. Kalo gitu gak bakal selamat dari amukan.' Batin Hyun.
"Ini udah gak bisa selamat." Setelah Hyun melihat isi bukunya, ternyata hampir setengah halaman basah.
"Gimana dong?"
Hyun menghela napas panjang. "Kata gue sih, lo lemparin diri aja ke kolam ikan."
"Seriusan woy!"
"Maksudnya, lo pasrah aja."
BRAKK
Seluruh makhluk yang ada di dalam kelas itu terkejut bukan main, pintu kelas dibuka dengan kasar oleh salah satu oknum bernama Juni, kakak pertama Hyun.
Hyun menghela napas panjang, melihat Jun datang menghampirinya. Dalam hati ia mengeluh, 'Apa lagi sekarang.'
Jun tanpa bilang apa-apa langsung bersembunyi di bawah kolong meja Hyun. Kedua adiknya jelas jadi heran melihat tingkah laku Jun sekarang.
"Lo ngapain sembunyi?" Tanya Yoel.
"Sttt. Gue lagi melarikan diri singa."
"Ha? Siapa maksud lo?"
"Lo inget, gue pernah buat nangis anak cewek dari kelas gue?"
"Iya. Kenapa dia?"
"Tiba-tiba temenya nyamperin gue. Mana temennya galak banget lagi, gue lagi melarikan diri dari dia."
Dari luar kelas, terdengar suara keributan. Mendengar suara familiar itu, Jun panik bukan main. Jun pun menyuruh Hyun untuk menutupi dirinya agar tak terlihat. Hyun sebagai adik mau-mau saja, dia memang anak yang pasrah saja kalau disuruh-suruh kakaknya.
"MANA SI DANIEL??" Muncul sosok gadis berambut panjang yang dikuncir kuda, raut mukanya terlihat sangat marah. Di belakang gadis itu pula, ada gadis lain yang mencoba menahannya yang sedang kesetanan. Sudah ditebak, mereka adalah orang yang Jun bahas tadi.
"Far, udah Far. Jangan buat rusuh di kelas orang lain."
"Gak bisa, gue harus kasih pelajaran sama itu bencong."
Farida—gadis yang sedang marah itu, mengedarkan pandangnya, mencari-cari sosok Jun. Sampai matanya bertemu pandang dengan Yoel. Disaat itu, Yoel langsung tersentak. Tatapan tajam Farida berhasil membuatnya merinding.
"Woy! Lo kembarannya Daniel, kan?"
"E-eh... g-gue bukan—"
"Jangan bohong, gue tahu lo. Mana Daniel sekarang?"
Yoel menelan ludahnya susah payah. "G-gue gak tahu."
"Bohong! Kasih tahu gak? Kalo enggak, gue buat lo babak belur kayak Binan."
Bahaya, ternyata kembarannya yang lain sudah tidak selamat karena melindungi Jun. Yoel tidak ada pilihan lain.
"Dia ada di sana." Yang jawab bukan Yoel. Tapi, Hyun. Walau Hyun memberitahu tempat Jun seolah ada di tempat lain. Nyatanya dia memberikan isyarat dengan tanganny —menunjuk ke arah bawah. Kalau Jun sekarang ada di bawah meja.
Yoel panik, bisa-bisanya Hyun memberitahu tempat Jun sembunyi. Padahal niat hati Yoel mau berbohong. Gini-gini Yoel setia kawan, mana mungkin dia membuat saudaranya terkena masalah, walaupun dia sedang terancam.
Farida berjalan mendekati meja Hyun. Tanpa aba-aba Farida menendang meja itu, membuat Jun yang berada di kolong meja bergelonjak kaget. Bahkan kepalanya sampai terbentur meja.
Jun keluar dari persembunyianya, "Apaan anj-" Baru mau mengumpat, mulutnya langsung tertutup rapat saat matanya melihat sosok perempuan yang sedang ia hindari.
"Apa? Mau ngumpat?"
"E-eh enggak." Jun melirik ke arah dua adiknya. Dengan gerakan mata, ia bertanya kenapa bisa Farida tahu dia ada di sini.
Hyun mengangkat tangan. Memberikan isyarat seolah tidak tahu apa-apa.
"Sini lo, jangan jadi pengecut." Farida menarik telinga Jun, membuat pemuda itu mau tidak mau mengikuti Farida pergi.
"Yoel... Hyun... tolong...." Jun memelas, meminta pertolongan pada saudaranya.
Yoel cuman bisa diam dengan wajah cemas, ia pun menyuruh Hyun untuk membantu Jun. Gini-gini Yoel juga mental tempe kalau lawan cewek galak. Disisi itu, Hyun membuang muka 'BODO AMAT!' Hyun sudah muak dengan tingkah laku kakak-kakaknya.
Jun akhirnya dibiarkan begitu saja di bawa pergi. Kelas Hyun akhirnya kembali tenang kembali. Yah, tapi ada satu orang lagi yang harus Hyun usir agar merasa lebih tenang.
"Lo gak mau balik ke kelas? Bentar lagi bel."
"Gak ah. Gue mau di sini aja. Gue takut balik ke kelas."
"Yang bener aja lo? Ini kelas 10. Masa lo mau ikut pelajaran anak kelas 10?"
"Gak apa-apa. Hitung-hitung pengulangan materi."
Hyun menghela napas panjang, memijat pelipisnya yang pening.
'Ha... emang capek banget menghadapi spesies Sus scrofa satu ini.' — Hyun.
To be continued
Yang gak tau sus scrofa itu apa. Sus scrofa itu nama ilmiah babi ya guys ya 😊
Maaf jika banyak typo bertebaran
Jangan lupa votenya agar aku lebih semangat nulis~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home | txt ft. jin bts
FanfictionHanya cerita sederhana dari keluarga yang berkelas. "Tapi anak-anaknya gak berkelas."-Papa Jin. "Papa JAHAT!"-Anak-anak Bahasa non baku. Bahasa kasar. penasaran? cek aja. Cerita ringan yang aku buat untuk tempat pelarian kalau stuck buat cerita seb...