Chapter 06

33 3 0
                                    

Assalamualaikum semuanyaaa✨
bagaimana kabar nyaa nih??

Utamakanlah kewajibanmu, jangan sampai kamu meninggalkan kewajibanmu hanya dengan kesenangan yang sementara
-haniaa

.
.
.
.
.
.
Happy Reading🌷🦋

••••

Sebulan sudah Syila mondok di Pesantren Al-Ilmi, dalam waktu sebulan ini Syila sudah dibuat nyaman dengan suasana di pondok pesantren ini. Syila semakin dekat dengan teman satu kamar nya, Syila juga semakin dekat dengan keluarga ndalem, lebih tepatnya dengan Gus kecil alias Arsya.

Dalam waktu sebulan ini Syila sudah menikmati senang susahnya sebagai santriwati, ia sering di jahili sering dibully oleh santriwati yang pertama kali dia jumpai saat dia pertama kali ke pondok ini (ada di chapter 04, nanti juga muncul kok wkwk) tetapi meskipun ia selalu di jahili,di bully, dikata-katain Syila tetap tenang saat menghadapi nya, kadang ia pun tidak melayani nya, kecuali kalau dia nya udah parah dalam membully Syila, Syila pun buka suara. Syila ini orang nya tidak pendendam, berbeda dengan para sahabatnya yang sudah sangat marah atas kelakuan santriwati tersebut.

Syila selalu bersyukur karena keputusan yang dia ambil untuk masuk pesantren ini tidak salah, dirinya merasa lebih tenang saat memulai kehidupan nya di pondok.
Syila selalu menjalani hari-harinya dengan senyuman, dengan kebahagiaan, kecuali hari ini dia nampak sedang duduk di kursi taman dengan wajah yang murung, dia terlihat sedang merindukan seseorang, hingga ada seseorang yang datang mengejutkan Syila yang sedang duduk termenung itu.

"DORR" kejut Putri

"Astagfirullah" Syila terlonjak kaget, ia mengusap-ngusap dadanya lantaran kaget.

"Astagfirullah putrii, untung aku ga punya penyakit jantung, lagian datang-datang bukannya salam malah ngagetin" cerocos Syila.

"hehe, Afwan Syilaa, Assalamualaikum" ujar putri dengan wajah tanpa dosanya itu.

"wa'alaikumsalam" jawab Syila, Syila pun kembali dengan wajah murungnya.

"Syila, kamu tuh lagi ngapain si, wajah nya juga di tekuk gitu, kenapa?ada masalah?sini cerita" Ujar Putri.

"gapapa put, aku hanya kangen sama orang tua aku juga abang aku, mereka belum kesini lagi untuk jenguk aku" ujar Syila sedih.

"utututu jadi sahabat aku ini lagi rindu toh sama orang tua nyaa, sinii peluk duluu" ujar Putri sambil merentangkan tangannya, Syila pun menyambar masuk kedalam pelukan Putri.

"Syil, kalau kamu kangen sama orang tua kamu, kamu bisa menelepon nya kamu bisa minjam hp pengurus atau pinjem hp ke umi hasna, pasti mereka bakal ngasih pinjam kok, asal kamu tau nomor orangtua kamu" ujar Putri memberi saran.

"owh iya ya, kenapa aku ga kepikiran yah, tapi aku ga hapal sama nomor umma aku lupa lagi" ucap Syila.

"yaudah kamu coba ke ndalem, ke umi Hasna, siapa tau beliau menyimpan nomor umma mu" ucap Putri.

"eumm iya kali ya siapatau umi menyimpannya, temenin yuk put ke ndalem" ajak Syila.

"Afwan sekali nih ya Syil, sebenarnya tadi aku keluar niat nya mau ke Ustadzah Hilda aku mau bayar uang iuran, jadi afwan ya aku gabisa nemenin kamu, atau ga kamu tunggu dulu aku" ujar Putri tak enak kepada Syila.

"yaudah gapapa put, aku sendiri aja, aku udah rindu soalnyaa pengen ngomong sama umma ku" ucap Syila

"yaudah kalau itu mau kamu, sekali lagi afwan yaa, aku pamit ke ustadzah Hilda dulu babay syila Assalamualaikum" pamit Putri sambil melambaikan tangannya.

Cintanya Gus Adzril [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang