Chapter 11

36 4 0
                                    

Kamu memaafkan orang yang telah menghancurkan hatimu dan memilih berdamai dengan rasa sakitnya saja, kamu pemenangnya.

-Ustadz Adi Hidayat

Tandai bila ada typo‼️
Happy Reading💗

••••

03.00 WIB

Seorang pemuda mengerjapkan mata nya berkali-kali, dirinya melihat ke arah jam dan ternyata sudah jam 03.00, ia yang sudah terbiasa bangun di jam itupun langsung segera bangun dan duduk di kasur  guna mengumpulkan nyawa nya.

Setelah nyawa nya terkumpul, ia langsung bergegas mandi guna membersihkan badannya, lalu setelah mandi ia langsung bersiap menunaikan sholat tahajud, ia segera memakai sarung dan baju kokonya tak lupa ia juga memakai pecinya, pemuda yang sedang kita bicarakan tak lain adalah Gus Adzril.

Setelah selesai ia pun segera melaksanakan shalat tahajud nya.

"Assalamualaikum warrahmatullah
Assalamualaikum warrahmatullah" ia mengakhiri sholat nya dengan mengucapkan salam, lalu ia mengangkat tangannya untuk berdo'a.

"Ya allah, terimakasih telah mendengarkan do'a hamba selama ini, terimakasih telah mengabulkan do'a hamba ya allah, sekarang hamba berharap semoga dia bisa menerima khitbah hamba ya allah, Aamiin ya Allah ya rabbal'alamin" do'anya kepada sang pencipta.

Setelah itu ia mengambil mushaf nya lalu melakukan tadarus, sambil menunggu adzan shubuh berkumandang.

Tok...tok...tok

Ketukkan di pintu membuat Gus Adzril menghentikan tadarusnya.

"Assalamualaikum Abangg" salam Ning Syifa saat mengetuk pintu kamar Gus Adzril

"Wa'alaikumsalam Ning, kenapa pagi-pagi dah ketuk pintu aja" jawab Gus Adzril sambil membuka pintu.

"Ning nang neng nong" ucap Ning Syifa malas, dirinya malas kalau disebut Ning oleh abang nya sendiri.

"Ahaha, kenapaa dekk?" ujar Gus Adzril terkekeh.

"Nah gitu dong, itu abang suruh kebawah sama Abah, sekarang juga" ucap Ning Syifa, sambil menarik tangan Gus Adzril

"Ya allah dek, sabar atuh, abang mau beresin dulu itu di kamar" ucap Gus Adzril malas.

"Hehe afwan bang, yaudah Syifa tunggu di sini" ucap Ning Syifa sambil menunjukkan deretan gigi nya yang putih.

Gus Adzril mengerutkan keningnya.
"Ngapain ditungguin" tanya nya

"Ya biar bisa ikut nemuin Abah dan juga uma" jawab Ning Syifa santai

Gus Adzril menatap malas adik nya lalu masuk ke dalam kamar nya, untuk membereskan mushaf yang tadi ia gunakan, lalu keluar lagi.

"Ayok" ucap Gus Adzril

mereka berdua pun berjalan menuruni tangga untuk menuju ruang keluarga, sesampainya di ruang keluarga mereka melihat Abah dan Umi sedang mengobrol.

"Assalamualaikum Abah, Umi" salam Gus Adzril saat memasuki ruang keluarga.

"Wa'alaikumsalam, duduk dzril" jawab Abah sambil menunjuk sofa yang kosong.

Gus Adzril dan Ning Syifa pun duduk di sofa yang masih kosong.

"Ada apa bah, masih pagi loh" ujar Gus Adzril penasaran apa yang akan dibicarakan oleh abah nya.

"Hehe, afwan ya Gus, Abah mumpung ingat jadi abah ngomong sekarang aja" ucap Abah sambil terkekeh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cintanya Gus Adzril [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang