Chapter 09

33 5 0
                                    

Siapapun yang mengatakan cinta tapi membuatmu bermaksiat, maka dia bukan orang yang jatuh cinta, tapi dia adalah orang yang suka menodai cinta.

-Al Habib Qodir bin Zaid ba'abud

Tandai bila ada Typo‼️
Happy Reading✨💘
.
.
.
.

Kini Syila sudah berada di Asrama bersama teman-temannya. Mereka sedang memakan snack yang dibawa oleh umma nya Syila, udah jadi kebiasaan di pondok kalau misalnya ada yang di jenguk maka oleh-oleh dari orang tua nya adalah incaran para penghuni asrama wkwk.

Orang tua dan juga Abang Syila mereka sudah pulang tadi setelah sholat Dzuhur, mereka harus kembali ke pondok pesantren mereka.

"Syil, kamu beruntung banget yah, baru mondok sebulan tapi orang tua kamu udah datang jenguk kamu, sedangkan aku orang tua aku aja gatau kemana" ujar Fira sambil menundukkan kepala nya.

"Hey Fir, kamu okay?" tanya Syila

"Iya, Syil aku gapapa kok" ucap Fira sambil tersenyum ke arah Syila, namun seperti menahan tangis.

Syila memandang ke arah Putri dan Maya tapi mereka menggelengkan kepala, mereka berdua tidak tau mengenai orang tua Fira karena Fira jarang bercerita mengenai keluarganya kepada mereka.

"Fir, maaf kalau aku lancang, apakah kita boleh tau apa maksud dari omongan kamu itu?" tanya Syila pelan-pelan kepada Fira.

"Iya Fir, kamu cerita aja ke kita ya, kita ini sahabat kamu, cerita yaa siapa tau kita bisa membantu" ucap Putri sambil mengusap pelan bahu Fira.

"Sebenarnya aku tidak pernah melihat ataupun bertemu orang tua aku. Aku dari dulu hanya tinggal bersama Nenek, dulu saat aku kecil aku mengira nenek aku adalah ibu aku, namun ternyata salah. Nenek aku bilang bahwa Ayah dan Ibu aku bekerja di luar negeri makanya mereka gaada di rumah. Aku berpikir bahwa suatu waktu pasti Ayah dan Ibu pulang kerumah, tapi kenyataan nya sampai sekarang Ayah dan Ibu belum juga pulang, sampai aku berpikir bahwa Ibu dan Ayah aku gak menginginkan aku sehingga mereka pergi meninggalkan aku bersama Nenek. Tapi aku bersyukur karena masi ada nenek yang menyayangi aku, namun sayang nya Nenek sudah pergi untuk selama-lamanya, dan Nenek menitipkan aku di pesantren ini dan sekarang aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi" ujar Fira sambil mengeluarkan air mata nya, ia jadi rindu kepada neneknya.

Syila, Putri dan Maya pun ikut meneteskan air matanya, mereka tak menyangka Fira yang periang ternyata mempunyai luka yang dia simpan sendiri.

"Hey, maaf yaa telah membuka luka kamu, kita sungguh tidak tau tentang itu semua, sekarang kamu jangan sedih lagi yaa, jangan ngerasa sendiri lagi, sekarang kamu punya kita, kita udah nganggap kamu sebagai keluarga kitaa, jangan nangis lagi okey?" Ujar Syila, sambil mendekat ke arah Fira dan memeluknya.

"Iya Fir, kamu jangan ngerasa sendiri lagi yaa, kalau ada apa-apa kamu cerita sama kita, kita harus saling terbuka satu sama lain okey" Ujar Putri.

"Firaa, kitaa ini udah bersahabat lama loh, bahkan sudah aku anggap kita ini keluarga, jadii kamu kalau ada apa-apa bilang yaa sama kitaa jangan merasa sendiri" ucap Maya.

"Hikss...makasii ya semuanya, aku merasa beruntung bisa dipertemukan dengan kalian, kalau gaada kalian mungkin hidup aku tidak akan berwarna, sekali lagi makasi yaa, semoga persahabatan kita langgeng sampai Jannah-Nya" ucap Fira, dirinya sangat merasa beruntung.

"Aamiin, sini-sini kitaa pelukkan" Ujar Syila.

Mereka berempat berpelukkan seperti teletubis. Mereka merasa bahagia telah di takdirkan oleh Allah bertemu dan menjadi sahabat.

Cintanya Gus Adzril [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang