Chapter 9 : Sorry

36 5 2
                                    

-Cleon POV-

Selama menempuh perjalanan kami bercanda bersama, tertawa lepas berdua. Oh god mengapa seperti ini, mengapa ada sesuatu yang aneh dari ku, mengapa aku bisa senyaman ini berada disampingnya. Ya tuhan tolong aku tak ingin menyakitinya.

Akhirnya kami pun sampai disebuah pantai yang terlihat sepi ini. Aku memang sengaja membawa Valerie kesini karena menurutku suasana di pantai ini sangat damai dan bersahabat, apalagi ditemani oleh banyak bintang yang bersinar dan bulan yang ternyata juga ingin ikut menemani.

Jam sudah menunjukkan pukul 8. Beberapa orang tengah asyik menikmati makan malam mereka sambil ditemani suara desiran ombak yang mengalun bagai membuat sebuah melodi nan indah. Aku menarik tangan Valerie menuju sebuah meja kosong yang berada di tepi pantai.

Aku memanggil seorang pelayan. Dan kami langsung memesan makanan. Setelah memesan, pelayan tersebut langsung pergi meninggalkan kami. Selama menunggu pelayan itu mengantar pesanan, kami hanya diam tak berbicara, rasanya kaku padahal aku tak seperti ini sebelumnya.

Aku sangat ingin memulai obrolan tetapi rasanya aku gugup dan tak tau harus mulai darimana. Selama kurang lebih 5 menit kami memilih untuk diam satu sama lain, mendengarkan desiran ombak yang membuat siapapun damai mendengarnya.

"Em val boleh aku tanya sesuatu?" Akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka pembicaraan walaupun diiringi dengan suara yang sedikit gugup.

"Ya boleh dong. Mau tanya apa?" Jawab Valerie ditemani dengan senyuman indah yang membuat siapapun melihatnya akan terpesona.

"Tentang perjodohan kita. Kamu yakin mau dijodohin sama aku? Aku cuma mau kasi tau kamu aja kalo dulu ya aku memang terkenal playboy, bisa dibilang sering gonta ganti cewek tapi kamu tenang aja kok aku gak pernah mainin cewek maksudnya ya kamu ngertilah. Walaupun aku playboy tapi aku gak brengsek kok jadi kamu gak perlu takut. Aku benar-benar gak mau kamu pergi val."

***

-Flavia POV-

Kenapa dia harus ngomongin tentang perjodohan ini sih. Aku gak tau harus jawab apa, aku tetap Flavia bukan Valerie, aku gak bisa jadi Valerie terus. Disisi lain aku juga gak mungkin ngecewain Cleon, aku takut nanti dibilang php karena udah ngasi harapan kayak gini. 

Aku harus jawab apa ya tuhaaan. Tapi tunggu tadi dia bilang apa? Dia playboy? Suka gonta ganti cewek? Kok sekarang aku jadi takut ya.

"Val? Kok ngelamun? Aku salah nanya ya? Atau kamu kaget dengar omongan aku tadi? Aku minta maaf val tapi inilah aku, aku akan selalu jadi aku. Tapi aku pengen berubah val, aku gak mau jadi playboy terus, aku capek. Kamu tolong bantuin aku." Cleon langsung menarik dan menggengam tanganku.

"Bantuin? Bantuin apa? Apa yang bisa aku bantu buat kamu?"

"Bantu aku berubah val, aku kadang iri ngeliat pasangan yang udah bertahun-tahun pacaran, sedangkan aku? Baru seminggu pacaran aja udah langsung putus, besoknya pasti aku dapat yang baru lagi, gitu aja terus tuh val sampe mantan aku bejibun." Ucap Cleon sambil tetap menggenggam tangan ku erat.

"Leon, kamu itu istimewa, kamu itu berharga, jangan sembarangan kasi hati kamu ke orang lain apalagi orang yang gak kamu cintai dengan tulus. Ingat leon kamu itu cuma punya satu hati jadi jangan disia-siain. Hati tetap hati yang bakalan tetap terluka ketika tersakiti. Kasi hati kamu cuma ke orang yang kamu sayang sepenuh hati dan kamu percaya kalo dia gak akan nyakitin hati kamu. Stop semua nafsu kamu, mulai belajar dari sekarang untuk menghargai diri sendiri karena hidup itu gak lama leon." 

Entah kenapa semua ucapan itu keluar dari mulutku spontan, karena jujur aku juga sangat ingin membantunya untuk keluar dari zona playboy. Tapi aku tak ada niat lain, aku hanya ingin membantunya dan dihatiku hanya akan tetap ada Ken, Alexander Kenzo Aruna.

Cleon hanya terdiam memandangiku, tampak dari raut wajah yang sedih dan penuh penyesalan itu. Tangannya tetap menggenggamku erat malah sekarang semakin erat seakan dia tak ingin aku jauh darinya.

Tak berapa lama kemudian, makanan yang kami pesan pun datang. Kami langsung menyantap makanan kami dan tampaknya leon masih sangat kesal pada dirinya sendiri. Ia hanya mengotak-atik makanannya dan sesekali memandangi laut yang penuh persahabatan itu.

"Leon? Aku tau kamu kesal sama diri kamu sendiri, tapi kamu juga harus tau kalo manusia itu gak ada yang sempurna, mereka pasti pernah buat kesalahan, leon. Jadi tolong kamu jangan kayak gini, mulai sekarang kamu harus buka lembaran baru, memulai semuanya dari awal tanpa ada kata playboy lagi dari diri kamu." 

Tanpa sadar aku mengusap-usap tangannya dan menenangkannya, aku mulai mendekatinya dan langsung memeluknya. Dia membalas pelukanku erat dan mulai menangis dibahu ku. Tak berapa lama kemudian, aku melepas pelukanku. 

Apa yang telah aku lakukan? Kenapa aku langsung meluk dia? Wake up fla kamu itu udah milik ken, kamu udah pacaran sama ken 2 tahun. Ken sorry aku cuma mau nenangin leon gak lebih.

"Makasih val buat semuanya, walaupun aku cowok tapi aku tetap butuh bahu buat bersandar disaat aku benar-benar lemah, disaat aku benar-benar down, disaat aku gak tau harus gimana lagi. Makasih udah mau nenangin aku, jujur aku nyaman sama kamu." Ucap Cleon yang langsung membuat tubuhku gemetar, aku takut ya aku benar-benar takut leon bakal nyaman dan takut kehilanganku. Sedangkan aku sendiri gak mungkin ninggalin ken. Disini aku udah tau endingnya gimana. 

Leon bakal tetap kehilangan aku.

"I'm sorry Cleon" Batin ku.

***

The Complex Love'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang