Chapter 2 : First Meet

342 19 3
                                    


flashback on

-Valerie POV-

Hari ini aku bingung, aku ingin makan siang di luar tapi tak ada yang bisa aku ajak makan. Akhirnya kuputuskan untuk berjalan-jalan saja ditaman yang letaknya gak jauh dari kantor, sehingga aku gak perlu bawa mobil. 

Setelah kurang lebih satu jam mengelilingi taman sambil menikmati pemandangan yang ada, aku memutuskan untuk kembali ke kantor. Dan sialnya aku baru ingat kalo ada meeting dengan klien penting setelah jam makan siang. 

Aku melihat jam yang melingkar indah ditanganku, jam menunjukkan pukul 12.45 berarti masih ada 15 menit untuk aku sampai dikantor. Aku pun segera berlari-lari kecil karena aku sedang menggunakan rok jadi gak mungkin lari kencang. 

Aku sangat buru-buru, sehingga tidak memperhatikan siapa pun yang lewat didepanku karena aku harus sampai ke kantor sebelum jam 1. Tanpa aku sadari di depanku ada seorang pria yang sedang ngutak-atik handphone miliknya, dan tiba-tiba....

*BRUKK!!!

Kami tidak sengaja bertabrakan hingga akhirnya aku terjatuh, dan handphone yang ada digenggamannya juga terjatuh. Aku sangat takut melihat kearahnya, dia pasti akan marah-marah padaku karena handphone kesayangannya itu. 

Melihat handphone nya ada didekatku jadi aku berinisiatif untuk mengambilnya. Tanpa sengaja saat aku ingin mengambil benda itu dia juga mengambilnya sehingga tangan kami saling bersentuhan dan sudut mata kami juga saling bertemu satu sama lain. 

Seketika seperti ada sengatan listrik yang mengalir diseluruh tubuhku hanya karena bersentuhan dengannya. Aku belum pernah merasakan hal seperti gini, belum pernah sama sekali, apakah ini yang dinamakan cinta? cinta pada pandangan pertama? aku gak ngerti sama sekali, yang pasti aku senang banget. 

Dengan segera aku langsung menarik tanganku dan dia juga langsung memasukkan handphone nya kedalam saku jasnya. Aku gak kuat, aku benar-benar sudah terbius, tubuhnya yang gagah, wajahnya yang tampan, dan aroma musk yang menguar dari tubuhnya membuat aku tidak bisa berhenti memandangnya, tiba tiba suara dingin bercampur sedikit nada khawatir terdengar ditelingaku dan itu membuat detak jantungku semakin berdebar kencang.

"Oh maaf, aku tadi sibuk main handphone jadi gak ngeliat kamu." Sepertinya dia benar-benar mengkhawairkan aku. 

Dia mejulurkan tangannya hendak membantu ku berdiri dan dengan sigap aku langsung menerimanya. Setelah berdiri seperti semula, pemandangan pertama yg aku lihat adalah malaikat tanpa sayap yang sudah mencuri perhatianku.

"Gu.. gue yang harusnya minta maaf karena gue lagi buru-buru, jadi gak liat jalan" Kenapa suaraku bergetar seperti ini? Aku gak pernah kayak gini, apa dia tau kalo nada suaraku bergetar? Ah aku malu kalo sampe dia tau dan sialnya lagi jantungku berdebar makin kencang. 

Apa lagi melihat penampilannya dengan kemeja berwarna putih dilapisi jas berwarna hitam yg senada dengan celana kainnya, wajah tampan, hidung mancung, rambut kecoklatan yang tertata rapi, dan wangi musk nya yang sangat aku sukai, serta mata coklat elangnya. 

Mungkin hanya itu yang dapat aku deskripsikan, karena aku udah gak bisa ngomong apa-apa lagi, aku udah terbius oleh semua yang ada didirinya. 

Nggak kebayang deh kalo aku harus ngeliat dia tiap hari, tiap jam, tiap menit, bahkan tiap detik, pasti aku bener-bener jadi wanita yang paling beruntung didunia ini. Ngebayangin dia aja membuat pipiku merona, MERONA? kenapa aku mudah sekali merona, aahhh aku malu.

"Kamu gak papa kan?" tanyanya sambil menahan tawa melihat tingkahku dengan kedua pipi yang merona, dan sepertinya dia juga sadar kalo aku mandangin dia dari tadi dan hal tersebut membuat pipiku jadi tambah merah. 

The Complex Love'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang