Peringatan NSFW diawal
Musim Gugur Dingin
Nyala lilin redup berkedip-kedip.
Dia menghampiriku, menempelkan bibirnya ke bibirku dan mulai menggigit dan menghisapnya, napas panas dan penuh gairah beredar di tengah-tengah kekusutan. Wajahku terbakar dan seluruh tubuhku semakin panas setiap detiknya. Kepalaku sakit, aku membuka mataku sedikit hanya untuk melihat mata hitamnya yang penuh nafsu.
Ya Tuhan, apa yang terjadi? Ada yang tidak beres!
Aku mencoba melepaskan diri namun dengan kecewa aku menyadari bahwa tubuhku yang panas terik hanya bisa menemukan sedikit kenyamanan lebih dalam tubuhnya yang lebih dingin. Aku mengangkat lengan yang goyah untuk mendorongnya menjauh tapi dia menariknya ke atas kepalaku dengan satu tangan dan menjepitnya ke bawah. Aku mendengus kesakitan.
Bajingan sialan. Memanfaatkanku dalam keadaan terluka!
Dia menoleh dan berkata dengan suara lembut dan serak, "Jangan takut. Berikan padaku…"
Dia kemudian mencium telingaku dan menggigit lembut daun telingaku. Getaran hebat menjalari tubuhku dan napasku menjadi cepat tanpa sadar. Dengan bibir hangatnya yang tak tertahankan di leherku, gelombang rasa kebas menyelimutiku. Aku lemah terhadap tulang-tulangku yang dipeluknya sambil merasakan hasrat berdosa mengalir dari dalam. Nafasnya sudah tidak teratur. Dia menggerakkan tangannya ke seluruh tubuhku, memancing hasrat itu keluar dari tempat tinggalnya. Aku hanya bisa mengatupkan rahangku kuat-kuat untuk menahan erangan yang hampir keluar.
"Biar aku mendengarkanmu."
Ciuman mulai turun seperti hujan. Potongan terakhir pakaian kita terkoyak dan tubuh telanjang kita saling terkait. Aku kedinginan dan kepanasan di saat yang sama dan kepalaku kacau. Dengan susah payah aku mendorong dadanya.
Persetan.
Persetan.
Ini tidak bisa terjadi…
Tubuhku sudah lemas jadi ketika aku mencoba bangun setelah berusaha membuka tirai, dia dengan mudah meraih pergelangan tanganku dengan satu tangan dan melingkari pinggangku dengan tangan lainnya dan menindihku lagi.
"Persetan–."
Tapi kata-kataku tertahan kembali oleh bibirnya sebelum aku menyelesaikannya. Gigitan lembutnya berubah menjadi gigitan. Potongan-potongan tanda merah menyebar. Di leherku. Di tulang selangkaku. Di dadaku.
Aku tahu apa yang menungguku, meskipun pikiranku tidak berfungsi. Aku ingin meronta tapi seluruh anggota tubuhku terjepit di tempat tidur dan aku hampir tidak bisa bernapas karena ciumannya. Aku hanya bisa terengah-engah setiap kali dia melepaskanku.
Dia menarik daun telingaku, sesekali menggigitnya.
"Kamu masih bertengkar, ya." Katanya sambil tangannya bergerak ke sepanjang tulang punggungku, menggodaku sebanyak yang dia bisa.
Segera aku merasakan sumbu menyala dari perutku menuju ke kepalaku, memperkeruh hati nuraniku. Mataku menjadi sangat berair sehingga aku tidak bisa melihat kulitnya lagi. Keinginan terpendamku terungkap satu per satu. Hati nuraniku terus kabur dan tidak fokus. Aku meraih bahunya dan dia menukik ke bawah dan meninggalkan bekas keunguan di dadaku.
Menyadari kurangnya perjuangan, dia mengecup bibirku. "Apakah rasanya enak?"
Tubuhku bergetar tak terkendali bersamaan dengan tangannya. Aku tidak bisa merasakan apa pun selain belaian lembutnya, tapi aku membuang muka dan menahan lidahku. Namun tubuhku mulai gemetar, seolah mengharapkan sesuatu yang lebih.
Aku tidak harus mengatakannya. Aku tidak harus mengatakannya. Setelah aku melakukannya, tidak akan ada penarikan kembali.
"Tidak akan mengatakannya, ya?" Dia merentangkan kakiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BL) Cold Sands || Beyond the Frore Dunes (漠上寒沙)
RomanceAuthor: Mu Yun Lan Qing (牧云岚卿) 41 Chapters + Ekstra Type: Web Novel (CN) Translations dari NovelUpdates ____________________ Dia hanya seorang wakil jenderal berpangkat rendah dan dia seorang pangeran. Mereka bertemu di medan perang namun ternyata...