GA-7

11 0 0
                                    


happy reading...

.
.
.
.

Jangan ditanya seberapa gugupnya Alya hari ini. Semenjak kejadian kemarin dimana Aksa mengajaknya pacaran membuat Alya tidak bisa tidur semalaman. Gadis itu pun belum sempat buka suara,karena Hengky tiba-tiba datang dengan seribu tingkah ajaibnya.

Alya menatap dirinya dipantulan kaca. Ia menghembuskan nafasnya kasar,berusaha menjernihkan pikirannya. Baiklah,hari ini Alya pasti bertemu dengan Aksa disekolah. Sudah Alya pastikan Aksa susah lebih dulu berangkat ke sekolah sekarang.

Alya pun meninggalkan kamarnya. Hari ini jangan sampai ia telat ke sekolah.

🎸🎸🎸

"Gak adil lo!!masa gue Mulu yang kena," protes Margaret dengan wajah yang sudah kusut.

"Jangan salahin kita, dong. Kan botolnya yang muter,bukan Hengky yang muter," balas Pramu.

"Dah,lah.. sekarang Lo pilih truth atau dare?," tanya Haidar.

"Truth,"jawab Margaret dengan malas.

Aksa tersenyum miring," jawab jujur."

Tatapan Aksa kembali membuat Margaret keringat dingin,ia mengangguk samar.

" Kemarin malam Lo kemana?."

JDERR.

Jantung Margaret serasa ingin copot sekarang juga. Lehernya serasa dililit kencang. Mata Margaret seakan-akan mengisyaratkan sesuatu pada Aksara. Sedangkan Haidar, Pramu dan Hengky menatap kedua temannya bingung.

"Kenapa,Mar?muka Lo tegang banget kayaknya," ledek Aksa dengan kekehan kecil.

"H-hah??nggak,kok. Biasa aja," balas Margaret dengan perasaan gugup.

"Kenapa Lo berdua?," tanya Pramu penasaran.

Haidar menyipitkan matanya curiga,"ada hal yang gak kita tau,ya?."

Margaret kembali diam seribu bahasa,ia juga bingung bagaimana jawabnya. Bahkan Aksa kini beralih pada ponsel.

"Jawab dulu pertanyaan Aksa tadi,gue penasaran sama jawaban Lo," kata Hengky.

Kaki Margaret yg berada dibawah meja langsung mengijak kaki Aksa hingga sang empu menoleh kesal.

"Kenapa Lo nanya gitu," bisik Margaret pelan.

"Nanya doang apa salahnya," balas Aksa. "Jawab aja kali. Milih truth kan lo?harus jujur,gak ada kata bohong disini," ujar Aksa.

Jika boleh membatin, Margaret lebih memilih dare saja,biarlah ia disuruh mencium sepatu pak satpam atau berfoto dengan monyet dibelakang gedung sekolah daripada mendapatkan pertanyaan mematikan ini.

"Bisa ganti perta—"

"Gak bisa,"tolak Aksa.

Dengan nafas berat Margaret memejamkan matanya sejenak sebelum ia menjawab.

"Gue pergi ke club."

"HAH?!!."

Jangan ditanya betapa kagetnya Haidar,Hengky dan Pramu saat mendengar jawaban dari Margaret. Kecuali Aksa, laki-laki sudah tahu lebih dulu karena semalam ia tak sengaja melihat Margaret memasuki tempat terlarang itu saat dijalan.

GITAR AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang