namanya Kamula Aksara Adipati. Laki-laki pemilik gitar klasik yang berjabat menjadi bintang musik disekolahnya. Meskipun menjadi bintang musik, laki-laki yang biasa dipanggil Aksa ini juga seorang kapten basket di SMA SEMESTA RAYA.
Bagaimana dengan...
Ruangan serba putih itu kembali menyeruakan bau obat. Setelah sadar dari pingsan,kini Aksa kembali tersadar dengan tangannya yang sudah di infus.
Pertama kali yang ia lihat adalah sosok mamahnya yang tengah menggenggam tangannya sambil menangis.
Ada Alya dan papahnya juga di sana, tapi keduanya terlihat sedang berbicara serius disofa panjang. Perlahan tangan kiri Aksa terangkat lalu mengelus tangan Mira hingga wanita itu tersentak.
"Aksa..."
"Mah..."lirih Aksa pelan.
Suara bunda menyebut nama Aksa dapat didengar oleh Alya dan papahnya,tentu saja keduanya langsung cepat-cepat menghampiri Aksa.
"Mana yang sakit,bilang sama papah,Aksa," ucap Kahar seraya mengusap dahi Aksa.
Laki-laki itu menggeleng pelan. "Gak ada yang sakit, sakitnya udah ilang," sahut Aksa.
Bohong jika sakitnya hilang. Karena pada akhirnya, Aksa akan terus merasakan sakit itu sampai rasa sakitnya bertambah. Mata Aksa tertuju pada Alya yang tengah menatapnya dengan raut wajah tak terbaca.
Mata sembab Alya terlalu kelihatan jika tatap langsung seperti ini. Aksa tersenyum tipis, mengingat gadis itu menahan tangisnya di uks tadi pagi.
"Aksa mau makan apa?biar papah beliin,"tanya Kahar dengan penuh perhatian.
"Enggak pah...Aksa gak lagi laper," jawab Aksa.
Mungkin Kahar tidak mengerti dengan keadaan sekarang. Mira sesekali memerhatikan putranya yang melirik Alya terus-menerus.
"Aksa butuh ngobrol sama Alya,pah," ungkap Mira sambil tersenyum tipis.
Mendengar itu membuat Kahar langsung menatap Alya,gadis itu terlihat kikuk. Kahar mengangguk kecil.
"Papah sama mamah tunggu diluar. Kalian butuh bicara,kan?" Tebak Kahar untuk memastikan.
Aksa hanya menjawabnya dengan anggukan samar. Setelahnya Kahar dan Mira memutuskan untuk keluar dari ruangan. Hingga kini hanya tersisa Alya dan Aksa di ruang inap.
"Sini," ujar Aksa yang menyuruh gadis itu mendekat karena jaraknya lumayan jauh.
Alya menurutinya, gadis itu mendekati Aksa. "Kalo sakit jangan dipaksa sekolah," ucap Alya.
Dari nadanya saja Aksa tau Alya sedang mengkhawatirkannya. Laki-laki itu terkekeh pelan.
"Terus sekolahnya kapan?kan sakitnya tetap ada setiap hari," sahut Aksa.
Alya berhasil bungkam saat Aksa melontarkan kata itu. Ia jadi bingung sendiri mau menjawab apa.
"Kepalanya masih sakit?," tanya Alya berusaha mengalihkan pembicaraannya.
"Sedikit."
Benar apa yang di katakan Hengky tadi pagi,bahwa kondisi tubuh Aksa akhir-akhir ini sedang drop.
"Ayo sembuh,Sa..."ujar Alya.
Laki-laki itu membalasnya dengan senyuman kecil. Jika diperhatikan,mata Aksa terlihat sayu, laki-laki itu memperlihatkan rasa lelahnya melewati matanya.
"Bulan depan kita udah ujian sekolah,Sa. Nanti Alya mau belajar bareng Aksa,ya?," ucap Alya sembari tersenyum manis.
Aksa terkekeh kecil. "Mana bisa belajar bareng buat ujian?kerja kelompok berdua aja malah berakhir main gitar," kata Aksa.
Yang dikatakan Aksa memang benar. Belajar bareng itu gak akan benar,pasti akan berakhir ngobrol atau main gitar. Gadis itu pun jadi lesu.
Tak lama pintu ruangan diketuk pelan lalu dibuka dari luar. Pramu menyembulkan kepalanya sedikit.
"Lo udah sadar?!." Tiba-tiba Pramu langsung membuka lebar pintumya hingga menampakkan Haidar,Hengky dan Margeret dibelakang.
"Akhirnya Lo sadar,Sa...gue udah nething banget sama keadaan Lo tadi,gue pikir Lo gak akan bangun," kata Hengky histeris.
Aksa menggelengkan kepalanya. "Gue masih kuat, tenang aja," ucap Aksa.
"Lho?tadi buahnya mana,Ga?"tanya Haidar pada Margaret.
Margaret yang baru menyadari itu pun langsung menepuk jidatnya. "Oasuu...ketinggalan dimobil."
"Yaudah cepet ambil," kata Hengky dengan tangan yang menepuk-nepuk punggung Margaret.
"Gue yang ambil?," tanya Margaret dengan muka melasnya.
"Kan lo yang ninggalin," sahut Pramu. Laki-laki itu sudah berkacak pinggang dengan ekspresi sok galak.
Dengan langkah malas mau tak mau Margaret balik lagi ke parkiran mobil untuk mengambil buah yang sudah mereka beli tadi. Untung saja kakinya masih kuat untuk berjalan sejauh 10 kilometer.
Pramu sedari tadi sudah bergidik merinding karena cuaca sore ini lumayan dingin di tambah lagi AC yang menyala di ruang inap Aksa.
"Kala baku hantam sama Gana tadi," ucap Haidar tiba-tiba.
Mendengar kabar itu berhasil membuat Alya dan Aksa mengernyitkan alisnya. Tidak biasanya Kala berani baku hantam dengan orang lain apalagi Gana hanya adik kelasnya. Kala itu termasuk siswa terpelajar dan berprestasi,ingat Alya dan Kala masih satu kelas.
"Kok bisa?," tanya Alya heran,pasalnya gadis itu pun izin tidak masuk sekolah beralasan menemani Aksa ke rumah sakit.
"Gue sebenernya gak percaya si kalo inget omongan Kala tadi siang...cuma...gue gak budek,gue denger jelas apa yang dia ributin bareng Gana,"kata Hengky.
"Maksud?," tanya Aksa.
Hengky menghela nafasnya kasar. "Kala ngebela Nata karena video cewek itu disebar dan pelakunya Gana."
Mengingat kembali video yang sempat mereka lihat waktu itu membuat Aksa sedikit heran. Tumben sekali Kala membela perempuan yaang bahkan tidak dekat dengan Kala. Bahkan Aksa tahu jika Kala selalu berusaha merebut Alya darinya.
Tapi kali ini?Kala turun tangan membela Nata,yang bahkan video itu pun memang benar. Bahkan laki-laki itu berani main tangan.
"Mereka saling kenal?" tanya Alya penasaran.
Haidar dan Pramu menggedikkan bahunya. "Maybe."
Tak lama Margaret datang dengan wajah juteknya lalu menaruh plastik buah-buahan diatas piring rotan berwana coklat.
"Nih!!kurang Bae apa si gue," sambar Margaret.
🎸GITAR AKSARA 🎸
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.