သုံး : sone

814 111 21
                                    

Rami sudah selesai membersihkan diri yang dibantu oleh Ruka dan Pharita tadi. Rami dibawa oleh mereka untuk sarapan bersama. Ruka menuntun Rami untuk duduk setelahnya dia duduk disamping kiri Rami.

"Maaf Rami untuk kami hanya duduk dilantai tidak menggunakan kursi dan meja." Ruka meminta maaf pada Rami karna mereka hanya duduk dilantai yang beralaskan tikar tipis.

Rami menggeleng pelan "Unnie bisakah kau jangan terus meminta maaf padaku? Seharusnya aku yang meminta maaf pada mu dan juga kepada adik-adikmu karna aku terus menyusahkan kalian."
Rami menatap mereka semua hingga dia menatap Ahyeon yang berada disamping kanannya, gadis itu tersenyum padanya dia pun membalas senyuman Ahyeon.

"Aku tidak mempermasalahkan semuanya unnie walaupun kita hanya duduk dilantai tidak papa selagi kau tidak mengajak ku untuk duduk di atap rumah." sambung Rami.

Ruka tertawa "Aku memang tidak mengajak mu Rami tapi Chiquita dan Rora bisa saja mengajak mu untuk duduk diatap rumah."

Mendengar itu dua bungsu Hwang melambaikan tangannya kedepan "Tidak unnie. Kau jangan mempercayai manusia sipit itu." kata Chiquita.

"Aku mana mungkin mengajak mu untuk duduk disana sedangkan aku saja sangat takut dengan ketinggian." tambah Rora yang bersiap melemparkan sendok besi miliknya tapi ditahan oleh Asa.

"Aku kan hanya bercanda, kenapa kalian ini serius sekali?" Ruka mempoutkan bibirnya.

Rora menatap jijik pada Ruka "Iyyuhh." katanya sambil menggoyangkan badannya merinding.

Rami tertawa melihat pertengkaran antara mereka ternyata seperti ini rasanya memiliki saudara kandung. Sedari dulu dis sangat menginginkan saudara entah itu adik ataupun kakak, namun sayangnya dia harus mengubur keinginannya dalam-dalam karna dia tidak bisa menyingkirkan fakta bahwa dirinya adalah anak tunggal.

"Ahh unnie aku belum memperkenalkan dua unnie ku padamu." Rami mengangguki ucapan Chiquita

"Itu yang disebelah Rora unnie ada Hwang Asa kau bisa memanggilnya Asa unnie dan yang disampaikan kanan mu namanya Hwang Ahyeon kau bisa memanggilnya Ahyeon unnie." jelas Chiquita yang memperkenalkan Asa dan Ahyeon pada Rami.

"Tidak kau panggil aku Ahyeon saja." Ahyeon menolak jika dia dipanggil unnie oleh Rami.

Chiquita menatap bingung "Kenapa?"

"Berapa umur mu?" bukannya menjawab pertanyaan Chiquita, Ahyeon malah bertanya pada Rami.

"Umur ku 17 tahun." jawab Rami

"Umur kita sama jadi panggil aku Ahyeon tanpa unnie." putus Ahyeon mutlak.

"Aku pikir kau menolaknya karna tidak mau dianggap tua hehe..." Rora memperhatikan gigi rapinya saat Ahyeon melebarkan mata ke arahnya.

"Kemari kau! Aku akan memukul bokong mu dengan keras." Ahyeon bersiap bangkit tapi Asa menunjuknya dengan jari telunjuk miliknya memintanya untuk duduk.

Ahyeon langsung terduduk tak berani melawan Asa yang menatapnya datar. Rora yang sedang tertawa disamping Asa langsung kicep saat Asa menatap tajam dirinya.

"Sudah cukup jangan terus bertengkar lebih baik kita makan." Pharita menengahi pertengkaran antara.

Sarapan kali ini sederhana hanya ada nasi goreng dan air putih hangat. Rami memakan makanannya dengan perlahan karna tangannya masih sakit jika digerakkan.

"Kau mau aku menyuapi mu?" tanya Ahyeon yang menawari bantuan Rami tapi Rami menolaknya "Tidak perlu. Aku bisa sendiri." ucapnya sambil tersenyum.

"Baiklah." Ahyeon kembali melanjutkan makannya tapi tetap memperlihatkan Rami dengan ujung matanya. Dengan cepat dia menyelesaikan makannya, dia ingin membantu Rami karna berkali-kali gadis itu meringis pelan.

SISTER (baby monster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang