Rora segera melakukan apa yang Asa minta tapi sayang berasnya sudah habis "Unnie berasnya habis." Rora menunjukan tempat beras yang sudah kosong itu pada Asa.
Asa mendesah dia tidak punya uang sepeser pun sekarang. Dia meraih uang yang ada disaku celananya lalu menatap lamat uang itu
"Uang ini milik Rami aku tidak bisa memakainya tapi bagaimana aku membutuhkan uang sekarang." Asa bimbang dia memejamkan matanya.
Rora menatap apa yang Asa lakukan sekarang dia tau uang yang digenggam kakaknya adalah uang milik Rami
"Unnie aku tau apa yang kau pikirkan. Gunakan saja uang itu aku yakin Rami unnie tidak akan marah jika kita menggunakannya, setelah kita selesai memasak nanti aku akan bicara padanya jika kita menggunakan separuh uang miliknya."
Asa menatap ragu pada Rora tapi adiknya itu malah tersenyum manis padanya "Percaya pada ku." Rora menepuk pundak Asa dengan yakin.
Asa mengangguk dia mengambil beberapa lembar uang dan memberikan sisanya uangnya pada Rora "Kau simpan ini. Aku pergi dulu." dia segera pergi untuk membeli keperluan yang sangat dia butuhkan sekarang ini.
Rora menatap punggung Asa lalu dia menatap uang yang ada ditangannya "Hahh.... Andai aku bisa membantu kalian unnie."
Dulu Rora ingin sekali membantu kakak-kakaknya itu untuk mencari uang dan berhenti sekolah tapi mereka semua marah dan mendiami Rora hingga satu minggu lebih.
"Cukup aku dan kedua kakak mu yang harus putus sekolah Rora. Kau, Ahyeon dan Chiquita harus tetap melanjutkan sekolah mu sampai perguruan tinggi dan mencapai cita-cita kalian."
Kalimat itu masih terngiang dibenak Rora dimana Ruka mengatakan itu sambil menangis dihadapkan Rora dan seluruh saudaranya.
HAHH!!
Rora menghela nafas kasar dia juga mengusap air matanya "Ayo Rora semangat! Kau harus bisa membuat mereka bangga pada mu!" Rora mengepalkan tangannya memberi semangat kepada dirinya sendiri.
Rora menyimpan uang itu disakunya lalu mulai memasak menu yang akan mereka makan nanti agar kakaknya Asa hanya perlu memasak nasi dan juga bubur untuk Rami.
~•°•💫💫•°•~
"Unnie apa yang sebenarnya terjadi dengan Rami unnie?" tanya Chiquita sambil mengelus lembut kepala Rami yang sedang tertidur di depannya.
"Aku tidak tau Chiki, tubuhnya tiba-tiba saja lemas dan berakhir suhu badannya naik." jawab Ahyeon yang masih sibuk mengompres Rami.
Chiquita menghela nafas, tadi pagi kondisi Rami masih baik-baik saja dia masih bisa tersenyum bahkan tertawa tapi kenapa sekarang Rami harus jatuh sakit. Hahhh tiba-tiba saja dia merindukan pelukan dari Rami.
"Chiki aku akan mengganti air kompres inu dulu, kau tetap disini menjaga Rami. Kau mengerti?"
Chiquita mengangguk "Baiklah unnie aku akan menjaganya."
Ahyeon segera bangkit sambil memegang wadah air bekas kompresan itu lalu keluar dari kamarnya.
Sshhhh
Rami meringis dalam tidurnya dengan cepat Chiquita mengusap pelan kening Rami "Sssttt... tidurlah unnie." bisik Chiquita.
Chiquita terus memperhatikan wajah Rami yang pucat itu, dia mengusap lembut pipi tembam Rami tiba-tiba saja matanya memanas hingga membuat air matanya meluncur bebas begitu saja. Dengan kasar dia menghapus air mata itu karna tidak ingin mengganggu tidur Rami.
Chiquita ikut merebahkan tubuhnya disamping Rami, badanya juga menghadap ke arah Rami memeluk pinggang Rami
"Cepatlah sembuh unnie, aku tidak suka kau sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER (baby monster)
Fanfiction"Kita bukan saudara kandung tapi aku selalu nyaman saat bersama kalian." - Park Haram