ရှစ် : shit

641 84 3
                                    


Ruka termenung dikursi kasir yang tengah dia duduki, ditatapnya foto yang baru saja diaberikan oleh pria jangkung tadi padanya. Ibu jarinya mengusap foto itu, lalu dia menghela nafasnya.

"Unnie!"

Ruka langsung menyembunyikan foto itu disakunya kala mendengar suara dari adiknya, menatap adiknya yang tengah berjalan ke arahnya

"Unnie." panggil Pharita.

"Ada apa Rita-ya?"

"Minji memanggil mu, dia bilang kau harus membantunya mengecek barang dibelakang."

Ruka mengangguk "Baiklah kau disini jaga kasir, aku akan membantu Minji dibelakang."

"Baiklah." angguk Pharita.

Ruka bangkit dia berjalan meninggalkan adiknya berjalan ke arah belakang membantu temannya digudang.

"Minji."

Minji menoleh disana ada temannya "Eoh Ruka, kemarilah tolong aku."

Ruka ikut berjongkok bersama Minji disana tangannya membantu Minji mengecek stok barang digudang.

                        ~•°•¢💫¢💫¢•°•~

"Rami bangunlah."

Asa mengusap rambut Rami pelan, berusaha untuk membangunkan gadis ini "Rami ayo bangun kau harus makan setelahnya kau harus minum obat."

Eughh

Rami melenguh, dia berusaha untuk membuka matanya sampai akhirnya dia melihat Asa yang sedang duduk disampingnya.

"Asa unnie." panggil Rami tapi matanya kembali terpejam menahan sakit dikepalanya.

Asa mengerti, tangannya dengan lembut memijat kening Rami dengan perlahan. Hingga beberapa saat kemudian Asa menghentikan pijatannya

"Jauh lebih baik?" Rami mengangguk "Sudah unnie, Terimakasih."

Asa tersenyum "Ayo bangun, kau harus makan."

Asa membantu Rami untuk duduk, dia juga menata beberapa bantal agar Rami nyaman. Tangannya meraih mangkuk yang berisi bubur lalu dia mulai menyuapi Rami sedikit demi sedikit.

Rami menerima suapan demi suapan yang Asa berikan padanya walaupun dia tidak memiliki nafsu makan tapi dia harus bisa menghargai apa yang telah Asa lakukan.

"Satu suap lagi setelahnya kau minum obat." ujar Asa sambil menyodorkan sendok dengan sisa bubur pada Rami lalu Rami menerima suapan terakhir itu.

"Ini minumlah."

Asa menyodorkan gelas berisi air hangat pada Rami dan membantu Rami untuk meminumnya.

"Sekarang kau harus minum obat."

Rami menahan pergerakan Asa "Sebentar unnie, perut ku sedikit mual." ujarnya sambil mengusap perut ratanya.

"Kenapa tidak mengatakannya pada ku Rami?

"Tidak papa unnie, tenanglah."

"Sebentar aku akan meminta minyak angin pada Rora." Rami mengangguki ucapan Asa.

Asa keluar dari kamarnya, dia menuju dapur disana ada ketiga adiknya yang baru saja menyelesaikan makan siangnya "Rora apa kau menyimpan minyak angin?

"Ya unnie aku menyimpannya. Memangnya ada apa?"

"Rami sedikit mual jadi aku membutuhkan minyak angin itu sekarang Rora."

Rora berjalan menghampiri Asa "Temani Rami unnie, aku akan mengantarkannya ke sana."

SISTER (baby monster)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang