Part 11

63 6 0
                                    

"Kupu-kupu tanpa sayap tidak akan terbang sempurna,"-Samudra Atlanta.

-

|ADA APA SEBENARNYA?|

"Samudra," Suara berat lelaki paru baya itu menginterupsi Sam yang baru saja pulang dari sekolah. Inti The Prince tadi sudah pamit untuk pulang. Ralat, mereka akan pergi ke club.

Sam berhenti di anak tangga ke 3 dari bawah. Sedangkan Papanya, sedang duduk di sofa sambil menyeruput secangkir kopi hitam.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul dua malam, namun pria yang tak lain adalah Samudra baru saja pulang. Entah apa yang di lakukannya berjam-jam di kuburan.

"Kenapa?" Tanya Samudra to the poin.

"Besok pagi ikut Papa pergi ke rumah kakek kamu," Beritahu Papanya. Meletakkan gelasnya di atas meja kemudian menatap Sam.

"Sibuk." Jawabnya cepat.

Mendengar jawaban anaknya itu. Papanya lantas melempari sebuah handphone miliknya ke arah Sam dengan slowmotion. Sialnya, Sam tak menangkap nya. Malah membiarkan handphone Papanya terjatuh di anak tangga hingga pecah anti goresnya.

Gagal kece.

"Tangkep dong! Kan remuk handphone Papa." Kesal Papanya seraya mengambil handphone nya yang tergeletak di depan mata kaki anaknya sendiri.

Melihat anaknya yang akan segera pergi lagi, Papanya segera menahan nya. "Tunggu, Sam."

Wajah yang datar itu hanya mengangkat sebelah alisnya.

Samudra menarik nafasnya dalam, lalu ia hembusan. Di tarik lagi. Dan tahan. "Kamu masih marah sama Papa? Papa minta maaf, tapi lebih baik kamu marah sama Papa daripada kamu mengetahui yang sebenarnya." Setelah mengucapkan itu, rasanya plong. "Sudah, sana berangkat."

"Kelak kamu akan tau yang sebenarnya, Sam." Sambung Pria itu tersenyum penuh arti.

"Maksudnya?"

"Sudah lupakan, kamu begitu menyayanginya," jelas pria itu lagi.

Menepuk bahu anak laki-laki itu. "Papa mabuk itu sebenarnya ada alasannya," sambungnya lagi.

"Peduli apa?" laki-laki itu mengerutkan keningnya.

"Jangan terlalu membenci seseorang, bisa saja orang yang sangat kamu sayang justru menyakitimu kelak." Papanya berjalan menaiki anak tangga, tanpa memandang ke arahnya.

🌊🌊🌊

"Sialan! Gue di tolak dong, sama senior songong itu untuk jadi paskibra! Cuman perkara tinggi gue 154.." Rengek seorang gadis manis berambut pendek, dengan poni lucu di keningnya. Dia, Aurora.

Teman-teman di sebelahnya, lantas tertawa terbahak-bahak. "Mereka gak salah lah anjir. Liat deh diri lo di cermin," Tanpa dosannya, sahabat minus akhlak Aurora itu menggeser tubuhnya untuk menatap cermin di sana.

Dan terpampang lah Aurora. Cewek yang hanya memiliki tinggi badan sekitar 154 cm saja. Walaupun gadis itu sudah kelas 12 SMA.

"Maksud lo apa ni, Zay? Mau menghina?"

KUPU TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang