Terdengar suara ketukan pintu kamar sehingga membuat Krist dan Singto sama-sama terbangun dari tidur mereka.
"Bersihkan tubuh mu di kamar mandi, dan jangan keluar sebelum aku menyuruh mu keluar" Ucap Krist.
Singto hanya mengangguk, dia berjalan dengan perlahan ke kamar mandi, setelah Singto masuk ke dalam kamar mandi Krist langsung berjalan membuka pintu kamar.
"Daddy" Ucap Caroline.
"Apa yang kamu lakukan pagi-pagi disini, sayang? Kenapa kamu sudah bangun. Bukankah kamu libur hari ini?" Ucap Krist.
"Ya, bukankah daddy berjanji jika aku libur daddy akan mengajak ku Jalan-jalan?" Ucap Caroline sambil tersenyum senang.
"Oh... Ya... Daddy melupakan itu. Kamu keluar dulu, daddy akan mandi dan bersiap" Ucap Krist.
"Tidak, aku ingin menunggu daddy di kamar" Ucap Caroline sembari berjalan masuk ke dalam kamar Krist.
Krist berusaha mengusir Caroline dengan cara baik-baik namun Caroline tetap duduk di ranjang daddynya, ranjang yang bahkan belum sempat di bersihkan bekas permainan tadi malam.
"Sayang, kamu keluar dulu. Tunggu daddy di ruang makan" Ucap Krist.
"Kenapa daddy mengusir ku? Tak biasanya daddy menyuruh ku keluar hanya karna daddy ingin mandi" Ucap Caroline.
Pintu kamar mandi terbuka, Singto keluar dengan hanya menggunakan bathrobes yang menutup tubuh polosnya sehingga membuat Caroline menatap ke arah Singto dan Singto juga menatap pada Krist dan Caroline. Singto benar-benar lupa dengan ucapan Krist tadi yang mengatakan untuk tidak keluar sebelum Krist menyuruhnya keluar.
"Om masih disini? Apa om tidur bersama daddy semalam?" Ucap Carl sehingga membuat Krist menatap ke arah Singto dengan tajam.
Meskipun Krist pria yang brengsek, dia tak mau memperlihatkan sifat brengseknya pada anaknya. Bukankah seorang ayah harus memberikan contoh yang baik untuk anaknya?
"Uhh... Y-ya..." Lirih Singto ketakutan.
Singto takut Caroline akan mengadu pada mommynya, lalu dia di tuduh sebagai perebut suami orang.
"Apa om bisa memasak? Apa om mau memasak sarapan untuk ku?" Ucap Caroline.
"Huh..." Gumam Singto bingung.
"Carl, sebaiknya kamu ke kamar mu sekarang, atau minta pada maid jika kamu lapar" Ucap Krist.
"Om itu pasti kekasih daddy 'kan? Itu sebabnya dia menginap di rumah kita? Aku tahu dari teman ku, daddy teman ku membawa seseorang kerumah mereka dan daddynya menceritakan jika orang itu adalah kekasih daddynya. Lalu orang itu memasak untuk mereka" ucap Caroline sambil berjalan menghampiri Singto.
"Ayo om, memasak untuk aku dan daddy, jika masakan om enak, om boleh berpacaran dengan daddy" ucap Caroline sembari berusaha menarik tangan Singto.
"Carl, dia bukan kekasih daddy... Dia hanya ja--" ucapan Krist terputus, dia tak mungkin menyebut kata kotor pada anaknya 'kan?
"Apa, dad?" Ucap Caroline.
"B-biarkan dia memakai pakaiannya dulu" Ucap Krist.
Carl mengangguk mengerti, dia melepas pegangan tangannya di tangan Singto.
"Ku tunggu di dapur, om" ucap Caroline, kemudian ia langsung pergi dari sana.
"Pakai pakaian mu, setelah itu pergi dari rumah ku" Ucap Krist.
Singto hanya mengangguk, dan mulai memakai pakaiannya sedangkan Krist pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah mandi dan berpakaian lengkap Krist berjalan ke dapur menyusul anaknya. Krist berhenti melangkah saat melihat Singto dan Caroline sedang memasak bersama, kenapa Singto belum pulang? Bukankah tadi dia sudah menyuruh Singto pulang?
YOU ARE READING
Ex Boyfriend ✓
FanfictionSingto di jual oleh suaminya sendiri kepada pria lain hanya untuk menyelamatkan perusahaan suaminya dari ambang kebangkrutan. Harga diri singto benar-benar jatuh, apa lagi pria yang membelinya ternyata adalah mantan kekasihnya, singto di perlakukan...