Sudah 3 hari Singto tak sadarkan diri dan Krist selalu menemani Singto di ruangannya di rawat. Krist terus menggenggam tangan Singto berharap Singto segera bangun.
"Kapan kamu bangun, sayang? Aku takut anak kita tak bisa bertahan lama jika kamu belum juga bangun" Gumam Krist sambil mencium tangan Singto.
Ya, Singto memang sedang hamil sekarang, dokter mengatakan itu 3 hari yang lalu, tapi kandungannya lemah, di tambah sang ayah tak sadarkan diri selama 3 hari ini, dokter mengatakan kemungkinan kecil kandungan Singto dapat bertahan.
Rasanya air mata Krist sudah mengering sekarang karna terlalu sering menangisi Singto. Dia sangat ingin tahu siapa yang melukai Singto dan akan membalas dendam nanti.
Terdengar suara pintu ruangan di ketuk, lalu terbuka. Seorang pria tinggi masuk ke dalam ruangan Singto di rawat.
"Bagaimana keadaan Singto, Krist?" Ucap Tae yang baru saja datang.
Ya, Tae baru menjenguk Singto hari ini padahal dia sudah tahu Singto masuk rumah sakit sejak 3 hari yang lalu, dia tahu itu dari Krist. Krist sendiri yang menghubunginya mengatakan keadaan Singto.
"Seperti yang kamu lihat, dia masih tak sadarkan diri dan kandungannya lemah" Ucap Krist.
"K-kandungan?" Ucap Tae mengulang apa yang Krist ucapkan, takut dia salah dengar tadi.
"Ya, Singto sedang hamil anak ku sekarang" Ucap Krist.
"H-hamil!? B-bagaimana bisa pria bisa hamil" Ucap Tae semakin terkejut saat mendengar itu.
"Aku juga tak tahu" Lirih Krist.
"Jika aku tahu siapa orang yang membuat Singto seperti ini, aku akan membunuhnya nanti" gumam Krist sembari mengepalkan tangannya.
Jantung Tae berdetak kencang mendengar itu, bagaimana jika Krist tahu jika dia yang melukai Singto.
"Dia bukan hanya hampir membunuh anak ku, tapi juga hampir membunuh orang yang ku cintai" Ucap Krist, dan lagi Tae terkejut mendengarnya.
Apa Krist mencintai Singto?
"Krist... Apa yang kamu katakan tadi! Bukankah Singto suami ku!" Ucap Tae marah saat mendengar Krist mengatakan jika dia mencintai Singto.
"Katakan berapa harga yang harus ku bayar untuk memiliki Singto seutuhnya" ucap Krist.
"Apa maksud mu? Apa kamu ingin aku memberikan suami ku pada mu?" Ucap Tae tak percaya.
"Aku akan membayar berapa pun itu, Tae" Ucap Krist.
"Tidak!" Ucap Tae menolak keras sehingga membuat Krist menatap pada Tae.
"Kenapa kening mu terluka?" Ucap Krist yang baru menyadari jika kening Tae di perban.
Itu bekas terkena vas bunga yang di lempar oleh Singto.
"Jangan bersikap seakan kamu peduli pada ku! Aku tak mau memberikan Singto pada mu!!" Ucap Tae.
Krist tersenyum kecil mendengarnya, tanpa persetujuan Tae sekalipun, Krist bisa saja merebut Singto darinya.
"Anak ku pasti ingin bersama daddynya 'kan?" Ucap Krist sambil mengusap perut datar Singto.
"Aku tak percaya dia sedang hamil, Krist!!" Ucap Tae.
"Yeah, aku juga tak percaya. Kenapa dia tak hamil sejak dulu? Kenapa baru sekarang? Padahal dulu aku hampir setiap hari memasukan cairan ku di perutnya" Ucap Krist sambil tersenyum sinis.
"Apa maksud mu?" Ucap Tae.
"Jauh sebelum kamu mengenal Singto, dia sudah menjadi milik ku, Tae" Ucap Krist.
"Huh?" Ucap Tae yang masih bingung.
"Dia mantan kekasih ku, pria yang kamu anggap masih suci saat kamu nikahi bahkan sudah sangat sering telanjang di depan ku dulu" Ucap Krist sambil tersenyum penuh kemenangan.
Fakta apa yang baru saja di ketahui oleh Tae!? Kenapa dia tak tahu sebelumnya jika Krist dan Singto sudah saling kenal bahkan sempat menjalin hubungan.
"Tak peduli apapun masa lalu kalian! Dia milik ku, Krist!! 6 bulan lagi perjanjian kita selesai! Aku akan mengambil Singto dari mu!!" Ucap Tae dengan nada marah.
"Berani sekali kamu mengatakan itu!!" Ucap Krist marah.
Krist beranjak dari duduknya dan mencengkram kerah leher baju Tae.
"Apa kamu pikir aku takut padamu, huh!!" Ucap Tae menantang.
Krist hendak melayangkan satu pukulan di wajah Tae namun seorang dokter masuk dan langsung menahan Krist.
"Tuan, jangan bertengkar di ruangan pasien" Ucap dokter yang terkejut saat melihat pertengkaran di ruangan pasiennya.
Dokter itu memang berniat ingin memeriksa keadaan Singto namun ia malah melihat ada orang yang bertengkar.
"Dok, apa benar Singto sedang hamil!?" Tanya Tae yang masih tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Krist.
"Ya, tuan. Pasien sedang hamil 2 bulan, namun kandungannya lemah sekarang, aku tak yakin kandungannya bisa bertahan jika pasien belum juga tersadar dari komanya" Ucap dokter.
Tae benar-benar terkejut mendengar itu, Singto bisa hamil dan sedang mengandung anak Krist sekarang!? Jika Tae tahu Singto bisa hamil dia tak mungkin menjual Singto ke Krist. Dia pasti akan menjaga Singto dengan baik hingga Singto mengandung anaknya.
Bagaimana mereka bisa melanjutkan pernikahan mereka nanti jika Singto hamil anak Krist sekarang? Dan bagaimana Tae bisa merebut Singto dari Krist jika Singto tersadar dari komanya dan mengatakan jika dia yang menyebabkan Singto koma!?
"Bagaimana keadaan Singto, dok. Kapan dia bangun?" Tanya Krist setelah dokter memeriksa Singto.
"Saya tak tahu, tuan" Ucap dokter.
Krist hanya mengangguk lemas, bagaimana nasib kandungan Singto nanti jika Singto belum juga bangun? Krist tak mau kehilangan anaknya yang berada di dalam perut Singto.
"Sebaiknya kamu pergi sekarang" Ucap Krist pada Tae.
Tanpa menjawab, Tae langsung pergi dari sana, pikiran Tae benar-benar kalut sekarang.
Tbc.
YOU ARE READING
Ex Boyfriend ✓
FanfictionSingto di jual oleh suaminya sendiri kepada pria lain hanya untuk menyelamatkan perusahaan suaminya dari ambang kebangkrutan. Harga diri singto benar-benar jatuh, apa lagi pria yang membelinya ternyata adalah mantan kekasihnya, singto di perlakukan...