Sudah satu minggu ini Singto sering merasakan mual dan pusing, dia bahkan sempat pingsan tadi sehingga membuat Tay panik dan langsung membawa Singto ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Singto.
"Selamat tuan Singto, anda sedang hamil sekarang, usia kehamilan anda baru memasuki 2 bulan, jadi perbanyak istirahat agar anda tak terlalu lelah" Ucap dokter sehingga membuat Tay terkejut mendengar itu.
"M-mungkin dokter salah periksa. T-teman saya ini seorang pria, dok" Ucap Tay.
"Tidak, tidak. Lihat gumpalan kecil di layar itu, itu adalah janin yang baru berusia 2 bulan" Ucap dokter.
Singto hanya diam sejak tadi, dia mendengar apa yang di katakan dokter, juga melihat layar monitor USG, sedangkan Tay masih bingung, bagaimana bisa?
"Sing?" Ucap Tay sembari menatap Singto yang terlihat tak terkejut juga tidak terlihat bahagia.
"Apa ada yang ingin di tanyakan lagi, tuan?" Ucap dokter.
"Tidak, terima kasih, dok" Ucap Singto sambil menurunkan bajunya agar menutup perutnya.
"Ya, setelah ini ayo bicara di ruangan saya" Ucap dokter sembari membereskan peralatan USG setelah itu sang dokter keluar dari sana.
"Bagaimana bisa?" Tanya Tay.
"Aku memang bisa hamil, Tay" Ucap Singto.
"Bukankah kamu mengatakan jika kamu tak punya kekasih? Siapa yang menghamili mu?" Tanya tay.
"Aku tak tahu.. aku.. aku terlalu mabuk malam itu" Lirih Singto.
"Apa kamu di perkosa!? Kapan, Sing!?" Tanya Tay.
"Saat kamu pulang ke Thailand" Ucap Singto.
"Oh, shit! Harusnya aku mengajakmu pulang saat itu!!" Ucap Tay.
"Tay" Ucap Singto.
"Apa?"
"Apa kamu tahu tempat untuk menggugurkan kandungan?" Tanya Singto.
"Sing?" Ucap Tay yang tak habis pikir mendengar pertanyaan Singto.
"Aku tak mau hamil" Lirih Singto.
"T-tapi.. janin itu tak bersalah" Ucap Tay.
"Ku mohon, Tay" Ucap Singto.
"Tidak, Sing. Aku tak mau membantu mu melakukan itu!!" Ucap Tay.
"Aku malu" Ucap Singto.
"Sing, tak akan ada yang peduli jika kamu hamil tanpa suami, kenapa harus malu? Orang-orang disini bahkan tak mengenal mu" Ucap Tay.
"Ayo pulang" Ucap Singto tanpa menjawab ucapan Tay.
Tay mengangguk, sebelum pulang Tay dan Singto menemui dokter lebih dulu, dokter memberi nasehat pada Singto dan juga menulis resep vitamin untuk Singto, setelah itu baru mereka benar-benar pulang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari-hari berlalu, usia kandungan Singto sudah 6 bulan sekarang. Saat ini Singto sedang duduk di kamarnya, dia melamun sejak tadi.Tay benar-benar menjaga Singto dengan baik, dia tak pernah membiarkan Singto sendiri takut Singto nekat menggugurkan kandungannya. Tay memang bukan suami Singto namun dia dengan tulus memenuhi semua kebutuhan Singto selama ini, apa lagi semenjak hamil, kebutuhan Singto semakin banyak.
"Apa kamu sudah makan malam?" Tanya Tay sehingga menyadarkan Singto dari lamunannya.
"Sudah" Ucap Singto singkat.
"Kamu belum minum susu 'kan?" Ucap Tay sembari memperlihatkan secangkir susu yang sudah di buatnya tadi di dapur namun masih utuh karna memang tidak di minum oleh Singto.
YOU ARE READING
Ex Boyfriend ✓
FanfictionSingto di jual oleh suaminya sendiri kepada pria lain hanya untuk menyelamatkan perusahaan suaminya dari ambang kebangkrutan. Harga diri singto benar-benar jatuh, apa lagi pria yang membelinya ternyata adalah mantan kekasihnya, singto di perlakukan...