Part 24

512 63 19
                                    

Double update!! Ngga bakal gue up part selanjutnya kalo votenya ga imbang ya!




******
Semenjak Tay pulang ke Thailand, Singto sendiri di rumah Tay. Beruntung Tay sangat baik dengan mengijinkan Singto tetap tinggal di rumahnya. Singto masih belum tahu ingin menetap dimana, itu sebabnya Singto tak mencari pekerjaan sekarang padahal Tay pernah menawarkan pekerjaan di tempat kerjanya. Sejujurnya Singto masih ragu ingin menetap di Amerika, entah kenapa dia merasa ingin pulang ke Thailand, tapi dia juga takut akan bertemu dengan masa lalunya.

Hari ini Singto memutuskan untuk pergi ke suatu tempat, menenangkan pikirannya tentunya. Dia pergi ke sebuah club, sudah lama Singto tak minum alkohol, dia merasa ingin mabuk sekarang.

Singto duduk di depan bartender, meminta minuman yang memabukan dan meneguknya dalam satu kali tegukan. Beberapa botol sudah habis di hadapannya.

"Kenapa hidup ku menjadi seperti ini" Lirih Singto sedih.

"Bukankah harusnya aku bahagia dengan pernikahan ku?! Tapi aku malah memasukan suami ku sendiri ke penjara!" Racau Singto.

"Hi, cantik" Ucap seorang pria yang kini menghampiri Singto sehingga membuat Singto menatap pria tersebut.

Pandangan mata Singto sedikit buram, mungkin karna dia benar-benar mabuk sekarang tapi meskipun pandangannya buram, dia dapat melihat pria itu bertubuh besar dan berkulit putih, tangannya di penuhi tatto sehingga membuat Singto sedikit ngeri melihatnya.

"Kamu mabuk sendiri? Apa aku boleh menemani mu, baby?" Ucap pria tersebut.

"Pergi, jangan ganggu aku!" Ucap Singto.

"Ahh, sayang sekali jika kamu di tinggal sendirian" ucap pria itu sembari mengusap bahu Singto.

Singto menepis tangan pria asing itu sehingga membuat wajah pria itu memerah dan langsung pergi dari sana. Setelah pengganggu kecil itu pergi, Singto memesan minuman lagi dan meneguknya dalam satu kali tegukan.

Tak jauh dari Singto ada sepasang mata yang terus menatapnya sejak tadi, dia memperhatikan gerak gerik Singto, saat Singto beranjak dari duduknya dia juga beranjak dan berjalan mengikuti kemana Singto pergi.

Singto masuk ke dalam toilet, pria itu juga ikut masuk, langkah kaki Singto terhenti saat seseorang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Uhh... Lepaskan aku!" Lirih Singto sambil berusaha melepaskan diri.

Pelukannya benar-benar erat sehingga membuat Singto sedikit sulit melepaskan pelukannya. Pria itu mendorong tubuh Singto ke dinding dan mengukungnya disana, Singto berusaha membuka matanya namun rasanya benar-benar berat, dia sangat mabuk dan juga mengantuk.

Mata Singto terus terpejam, pipinya benar-benar merah, bahkan bau alkohol tercium dari hembusan nafasnya.

*Cup... Bibir Singto di cium, Singto berusaha melepaskan diri namun dia tak mempunyai banyak tenaga selain pasrah, tubuhnya bahkan hampir tumbang beruntung pria itu menahan keseimbangan tubuh Singto dengan memegang pinggangnya.

"Nnghh... Lepas..." Gumam Singto sambil berusaha mendorong dada pria yang berada di hadapannya.

Seakan tak menghiraukan ucapan Singto, tubuhnya terasa melayang, dia di gendong di bawa pergi dari toilet club.

Singto tersadar saat dia terbaring di atas ranjang dengan seseorang yang berada di atas tubuhnya, pandangannya benar-benar buram sehingga membuatnya tak bisa melihat dengan jelas siapa pria yang sedang mencumbu tubuhnya. Tapi yang pasti pria itu berkulit putih, Singto berusaha melepaskan diri namun tetap tak membuahkan hasil.

Hingga akhirnya Singto merasa dia telanjang sekarang, dia ingin berontak namun tubuhnya terasa lemas. Dia pasrah saat tubuhnya di jadikan mainan menarik oleh pria asing, Singto menyesal karna ke club sendiri, apa lagi sampai mabuk parah seperti ini.

"Mmgghh..." Lirih Singto saat merasakan sesuatu yang keras ingin masuk ke lubangnya, karna tak berhasil memasukkan penisnya dengan posisi Singto terlentang, pria itu mengubah posisi Singto agar menelungkup, dia meremas pantat bulat Singto dan menjilatnya membasahi lubang Singto setelah itu memasukan penisnya lagi.

Singto mencengkram erat seprei kasur saat kepala penis pria asing itu mulai masuk, dan dalam satu kali hentakan seluruh batang penisnya tenggelam di lubang Singto.

Pria itu bergerak maju mundur hingga Singto merasakan nikmat, Singto Meremas seprei kasur karna rasanya benar-benar nikmat, mungkin karna efek mabuk hanya membutuhkan waktu beberapa menit Singto mengeluarkan cairannya mengotori seprei kasur.

Genjotan yang di dapatnya semakin cepat dan kuat, Singto hanya bisa pasrah dan merintih nikmat, apa lagi dia menelungkup sekarang, bahkan untuk membalik badan melihat sang pelaku rasanya tak sanggup.

Entah kapan permainan berakhir Singto mulai tak ingat, dia memejamkan matanya dan mulai tidur membiarkan tubuhnya di pakai oleh orang yang tak di kenalnya.

*Cup... Satu kecupan kecil mendarat di kening Singto, pria itu mengenakan pakaiannya lagi dan memilih untuk pergi dari sana meninggalkan Singto tidur dengan banyak sperma di tubuh dan wajahnya.


*****
Keesokan harinya, Singto terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa lengket, bahkan bau sperma mengering tercium di hidungnya, Singto menatap sekitar, wajahnya memerah mengingat kejadian semalam, siapa pria yang berani mengambil keuntungan saat dia mabuk! Bahkan lubangnya terasa sangat sakit sekarang, air mata menetes membasahi pipi Singto, bukankah dia bisa hamil? Bagaimana jika dia hamil nanti?










Tbc.

Ex Boyfriend ✓Where stories live. Discover now