❗️Halo aku kembali🙌🏻❗️
Bara Aurel sudah up yaa, enjoy🤩
Jangan lupa tandai typo dan pencet 🌟🌟
.
.
.
Kini aku dan Bara sudah berada di barber shop Mas Djul. Aku menatap barber shop yang berada tepat di depan pintu masuk komplek ini. Aku ikut duduk di kursi pojok sembari melihat Bara yang sudah duduk di depan kaca."Mau dipotong kayak gimana, Mas?"
"Botak aja, Bang." Aku melotot. Gak, gak boleh botak, nanti aku diledek nikah sama biksu lagi oleh Gigi dan Gea.
"Rapihin pinggirnya aja, Bang." Ujarku menatap malas Bara dan Mas Djul yang tertawa.
"Istrinya cantik, Mas." Aku menatap Bara yang juga menatapku dari pantulan kaca. Dia tersenyum manis.
"Emang cantik dia, Mas."
Aku mengulum senyum mendengar percakapan mereka di depan sana. Bisa-bisanya yah mereka! Dia kira aku akan baper? Gak lah, tapi baper banget, haha.
Aku terkesiap mendengar dering hp-ku yang menampilkan panggilan dari Mama. Tumben beliau telpon.
"Kak, kamu dimana?"
"Lha, Mama di rumah Aurel?" Pekikku ketika wajah Mama muncul dengan background pintu rumahku.
"Iya, kalian lagi di luar yah?"
"Nih Ma, Aurel lagi nemenin Bara cukur rambut." Aku mengarahkan layar hpku ke wajah Bara. Dia tersenyum kikuk dan menyapa Mama. Haha rasain tuh!
"Kita pulang sekarang kok, Ma."
Aku tertawa pelan melihat Bara yang panik. Untung saja cukur rambutnya selesai, coba kalau baru sebelah?
Aku dan Bara bergegas pulang setelah membayar pada Mas Djul. Sesampainya di teras rumah, benar saja Mama dan Papaku sedang duduk di kursi. Bukan hanya Mama Papaku, Mama Ila dan Papa Arya pun sudah duduk santai disampingnya.
Aku dan Bara saling tatap. Ada acara apa nih sampai-sampai mereka kumpul disini?
"Maaf tadi Bara abis main bola." Aku tersenyum tipis melihat Bara yang dirangkul Papa Arya. Lucu deh.
Bara beralih menatapku setelah berbincang dengan Papa. "Mau siapa yang mandi duluan?"
"Lo aja, tapi jangan lama mandinya."
"Masih aja lo-gue." Mampus lo Rel diomelin Papa. Aku terkekeh garing.
"Kamu tuh udah jadi istri masih aja gitu. Jangan dibiasain, Rel. Gak enak dengernya, coba lebih sopan kamu sama suami."
Aku tersentak ketika Papa mendorong tubuhku pada Bara sehingga bibirku mencium pipinya. Bara sedikit memeluk pinggangku karena dorongan Papa yang membuatnya sedikit oleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Short StoryGini ya rasanya jadi istri arsitek ganteng. Yuk simak! xxxx Nikah muda sama sekali tidak diharapkan oleh Bara dan Aurel. Bara yang fokus memajukan perusahaannya dan Aurel yang berjuang mendapat gelar...