Happy Reading<3
_____________________Aku memandang pantulan diriku pada cermin. Teringat kejadian tadi malam yang sukses membuat ku tak bisa tidur.
"Ini punya mama, Bar?" tanyaku kepada Bara yang bersiap keluar dari mobil.
"Iya. Ayo."
"Hebat banget mama kamu. Punya restoran besar gini." pujiku.
Bara yang melihat itu terkekeh kecil. "Mama kita. Udah ayo."
Aku dan Bara berjalan menuju rooftop sesuai arahan Mama. Sampai disana, aku begitu takjub melihat rooftop yang disulap cantik menjadi privat dinner.
Padahal ini malam minggu, pasti akan banyak orang yang berebut privat dinner ini.
"Silahkan duduk mas, mbak." ujar seorang waiters mempersilahkan.
Aku menatap Bara. "Mama sama Papa belum datang yah?"
"Masih di jalan mungkin."
"Lo udah laper?" Aku menggeleng.
Wah, cantik sekali. Tidak ada yang lebih cantik daripada Jakarta pada malam hari dengan taburan bintang yang menemaninya.
"Cantik banget." ujarku dan Bara menatapku. Lalu ia tersenyum kecil.
"Banget."
Kutatap lagi Bara. "Bintangnya kan?"
Bara semakin tersenyum lalu mendongak. "Malam ini bukan cuma bintang yang cantik. Orang disamping gue juga cantik."
Matanya beradu dengan mata milikku. Senyum dari kami muncul. Hingga dering dari hp Bara terdengar.
"Bar, Mama sama Papa kayaknya gak bisa dateng. Papa tiba-tiba masuk angin."
"Terus ini gimana?"
"Kamu sama Aurel aja dinner nya. Udah mama pesenin kok makanannya. Have fun yah."
"Mama gak jadi yah?" tanyaku dan Bara mengangguk.
"Jadi gimana dong?"
Bara meletakkan hp nya. "Katanya kita aja. Makannya udah dipesen Mama."
Tak lama waiters tadi datang membawa satu piring steak wagyu dan satu gelas jus.
Aku dan Bara saling tatap. Kenapa cuma 1?
"Mbak, satu lagi mana yah?" tanya Bara. Namun waiters itu malah menunduk.
"Maaf mas. Ini pesanan ibu." ujarnya segera berlalu.
Bara menatapku, begitupun aku. Tepat sedetik setelah itu, notifikasi dari hp Bara menginterupsi kami.
Mama
Makanannya sengaja mama kasih satu berdua biar kalian bisa suap-suapan
have fun syg-sygkuBegitulah pesan singkat Mama mertuaku ketika Bara menodongkan hpnya padaku.
"Astaga."
Aku dan Bara terkekeh. Kenapa sih suasananya akward gini. Kami berdua sudah seperti anak kecil yang ketahuan makan cokelat oleh orangtuanya.
"M-mau siapa yang nyuapin?" tanyaku canggung.
"G-gue aja."
"Y-yah, l-lo aja." jawabku mempersilahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Short StoryGini ya rasanya jadi istri arsitek ganteng. Yuk simak! xxxx Nikah muda sama sekali tidak diharapkan oleh Bara dan Aurel. Bara yang fokus memajukan perusahaannya dan Aurel yang berjuang mendapat gelar...