HARI PERTAMA JADI ISTRI

474 204 119
                                    

Aku terbangun ketika tiba-tiba saja wajah Pak Hadan muncul di mimpiku. Beliau seperti membangunkanku agar aku tidak telat. Pasalnya praktik Pak Hadan itu sangat pagi. Jam 7. Sedangkan mahasiswa harus datang satu jam sebelum praktik itu dilaksanakan.

Aku meraih hapeku yang semalam di charger. Jam 05.30. Masih pagi ternyata. Kulihat di sampingku dimana Bara masih memejamkan matanya. Gila yah suami gue ganteng banget.

"Masih pagi, Rel."

Aku menyibak selimut dan mengambil handuk. Aku harus mandi sebelum Bara bangun.

Butuh waktu 15 menit bagiku membersihkan diri. Setelah mandi, aku pergi ke dapur untuk membuat sarapan.

"Masak apa ya, yang satset."

"Ayo Aurel udah jam 6 kurang ini."

"Ah bikin nasi goreng aja deh."

Entah Bara akan suka atau tidak. Setidaknya aku memberinya makan. Karena ini kewajibanku sebagai istri. Dimakan atau tidaknya itu sih urusan dia.

Untung aku sempet masak juga kan. Harusnya aku itu sekarang udah otw.

Karena keahlianku satset, akhirnya nasi goreng dan ayam goreng itu jadi. Penampilannya sih cukup bagus, rasanya juga enak. Semoga Bara suka deh.

"Jam 6 lewat 5. Gawat."

Aku berlari ke arah kamar untuk membawa jas praktik dan almet kampus.

"Bara bangun."

Gila ini si Bara tidur apa mati sih.

"Bara bangun!"

"BARA."

Akhirnya bangun juga tuh kebo. Pengennya sih gue marahin. Tapi gue udah telat banget ke kampus. Bodoamatlah.

"Bara gue ada kelas pagi. Baju kerja lo gue simpen di lemari. Bye."

Aku tak tahu apa yang akan dia katakan barusan. Aku segera naik ojek online yang sebelumnya sudah ku pesan.

xxxx

"Lah manten udah masuk aja." Aku menatap Gigi malas. Lari dari lantai satu ke lantai 3 itu lebih capek dibanding lari dari kenyataan.

"Iya nih. Kita kira masih malam pertama." timpal Gea membuatku semakin sebal.

"Malam pertama bapak lo. Gue capek abis lari bukannya dikasih minum malah di ceng-cengin."

Kuraih botol minum Gigi dan meminumnya hingga tandas.

"Ih Aurel, kok diabisin sih."

"Nanti gue ganti deh Gi, gue capek banget."

Gea dan Gigi mendekat padaku. Mereka menatapku intens, lalu tersenyum aneh.

"Gimana malam pertama lo sama Bara, Rel?"

"Bara ganas gak Rel?"

"Abis berapa ronde lo sama Bara?"

Aku menatap Gigi dan Gea bergantian. Satu pukulanku mendarat di jidat mereka.

"Bahasan lo semua gak jauh dari ranjang. Cuci tuh otak biar bersih." ujarku kesal. Aku sudah mewanti-wanti sih dari malam juga. Pasti mereka akan bertanya seperti ini.

"Aurel, kita udah siap jadi aunty tau."

"Tinggal lo sama Bara usaha."

Aku tersenyum masam mendengarnya. Dikira segampang balikkin telapak tangan.

"Lo berdua bikin aja sendiri. Gue juga udah siap jadi aunty dari anak kalian."

"Tapi serius Rel. Lo sama Bara ngapain semalam?"

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang