"Lo kenapa sih?"
"Apa sih Win?"
"Lo yang apa? Lo kenapa akhir akhir ini kaya jauhin gue? Gue ada salah sama lo? Bilang kalo gue emang ada buat salah sama lo, jangan langsung jauhin gak jelas kaya gini, Tan. Gue bukan manusia yang bisa baca pikiran asal lo tau."
Tanti diem dengerin ucapan Wiwin yang panjang lebar. Tiba-tiba dirinya dirundung rasa bersalah setelah apa yang dia lakuin ke Wiwin. Sebenernya dia juga gelisah terus tiap harinya mikirin Wiwin. Dia seharusnya gak bikin sahabat orok nya ini kebingungan karna tingkahnya. Tapi entah kenapa Tanti selalu pengen marah tiap liat Wiwin, dia ingetnya Si Tono terus.
"Tan, lo denger gue gak sih?" -Wiwin nepuk pundak Tanti mengembalikkan kesadaran anak itu.
"Lo gapunya salah kok," -ucap Tanti berusaha gak panik.
"Tan, kita temenan gak setahun dua tahun ya. Gue tau lo lagi bohong sekarang," -kata Wiwin sukses bikin Tanti kicep.
Aduhhh kenapa siang ini panas banget sih? Tanti kan makin gerah disidang kaya gini.
"Tono suka sama lo," -ucap Tanti.
"Dan lo kira gue juga suka sama Tono? Iya?"
Tanti lagi-lagi bungkam dengar ucapan Wiwin.
"Tan, gue gak suka sama Tono. Gue sama dia cuma sebatas patnert lomba. Seharusnya lo tanya lebih dulu ke gue, jangan langsung menyimpulkan dan nyerah gitu aja," -jelas Wiwin panjang lebar.
"Win, Tono minta tolong sama gue."
"Maksudnya?"
"Dia minta gue untuk deketin lo sama dia..."
"Anj-Astaghfirullah puasa,"-Wiwin ngusap dada teposnya sabar.
"Lo kok bodoh banget sih Tan, Ya Allah!" -sekarang Wiwin udah ngacak rambutnya frustasi.
Pak satpam yang denger percakapan mereka dipos ronda pun ikut geleng-geleng denger omongan Tanti.
"Otak lo dimana sih, Tan? Lo kalo beneran suka dia ya tolak lah, jangan main terima aja dong," -omel Wiwin.
"Udah ngomongnya?" -tanya Tanti ketus.
Kali ini Wiwin yang diem liat perubahan Tanti.
"Gue juga gamau gini Win, lo kira gue ikhlas liat lo ketawa bareng Tono? Gak Win, tapi disini gue gamau egois. Gue sepenuhnya sadar kalo perasaan gue itu gabisa dipaksa, makanya gue biarin Tono deketin lo. Tapi lo dengan seenaknya ngatain gue bodoh disaat lo dicintai orang yang gue suka!"
"Lo ga pernah ngerasain sakitnya ngalah demi sahabat sendiri!!" Pekik Tanti matanya mulai memerah nahan nangis.
"Pernah Tan, gue pernah! Dulu... gue juga suka sama Tono."
Deg
Jantung Tanti seketika terjun dari ketinggian.
"Waktu itu kelas 10 gue diem diem suka dia, dan saat lo bilang kalo lo pengen deket sama Tono gue langsung mundur Tan," -ujar Wiwin nundukkin kepalanya ga berani natap Tanti.
"Terus? Tunggu apa lagi?" -tanya Tanti sarkas.
"A-apa?" -Wiwin bingung.
"Lo berdua sama sama suka, tinggal jadian aja," -ucap Tanti acuh tak acuh.
"Tan...."
"Udah jelas sekarang masalahnya ada di lo. Lo mundur dan biarin gue ngejar ngejar Tono padahal lo sendiri tau Tono suka sama lo. Sekarang udah jelas yang korban disini gue bukan lo," -Tanti dorong telunjuk didahi Wiwin.