Surrogate Bride-39

130 7 2
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto.

Temari berlari di lorong koridor rumah sakit. Unit gawat darurat adalah tujuannya saat ini. Masih dengan piyama tidur, sandal jepit, rambut sebahu yang dicepol, serta gawai di tangan Temari langsung menuju rumah sakit tanpa mengganti pakaiannya terlebih dulu. Jantungnya berdegup kencang seiring dengan langkah kakinya yang semakin dekat ke UGD. Temari berlari kencang saat pandangan matanya menangkap Naruto yang sedang mondar-mandir di depan UGD. Memegang perut lalu memelankan langkah kakinya saat mengingat dirinya tengah hamil. Beralih berjalan cepat untuk sampai di UGD.

"Kak Naruto." Panggil Temari.

Naruto berhenti mondar-mandir, melihat Temari yang ngos-ngosan.

"Temari ka-," Naruto khawatir melihat Temari yang ngos-ngosan dengan tangan memegang perut langsung menghampiri wanita itu. Bertanya tapi dipotong cepat oleh Temari.

"Kak Shikamaru di mana? Gimana keadaan kak Shikamaru, Kak Naruto?" Tanya Temari, khawatir.

"Di dalam sedang diobati oleh dokter." Jawab Naruto.

Temari menatap pintu UGD lalu tanpa pikir panjang menerobos masuk ke dalam.

"Kak Shikamaru." Panggilnya.

Melihat Shikamaru berbaring di atas brankar dengan dokter yang baru saja selesai membungkus luka di kening Shikamaru.

Baik Shikamaru, dokter dan suster menoleh bersamaan. Shikamaru terbelalak melihat istrinya ada di sini. Beranjak dari atas brankar lalu berjalan menghampiri Temari. Berhambur memeluk Temari erat.

Dokter dan suster yang melihatnya memilih keluar dari ruang unit gawat darurat. Memberikan sedikit waktu untuk pasien dan keluarga melepas rindu. Dokter dan suster tersenyum tipis saat melewati pasangan yang tengah berpelukan itu.

Shikamaru memegang pipi Temari.

"Akhirnya kau pulang." Ucap Shikamaru. Tanpa bisa dicegah air matanya menetes.

"Kau ke mana saja? Aku mencari mu ke mana-mana?!" Tanya Shikamaru.

"Aku merindukan mu, Temari. Jangan tinggalkan aku lagi." Shikamaru memeluk Temari erat.

"Maaf-maafkan aku." Shikamaru membenamkan wajahnya di ceruk leher Temari. Menghirup dalam-dalam aroma khas Temari yang ia rindukan. Selama sebulan lebih kerinduan yang Shikamaru rasakan akhirnya terbayarkan.

Temari membalas pelukan Shikamaru tak kalah eratnya.

"Aku yang minta maaf kak. Maafkan aku karena meninggalkan kak Shikamaru begitu saja. Maaf, aku pergi dari rumah. Maafkan aku..." Ucap Temari, air matanya ikut menetes setelah melihat keadaan Shikamaru yang seperti ini. Selama perjalanan ke rumah sakit Temari terus merutuki dirinya sendiri yang tidak langsung pulang ke rumah setelah tahu bukti yang sebenarnya bahwa Shikamaru tak bersalah. Malah dia memilih egonya untuk tetap tinggal di flat dan melanjutkan acara ngambeknya. Seandainya saja dia langsung pulang ke rumah waktu itu Shikamaru tidak akan mengalami kecelakaan.

"Maafkan aku kak..."

Shikamaru melepaskan pelukannya. Menatap Temari lekat lalu mencakup wajahnya, membingkai wajah Temari dengan kedua telapak tangannya.

Temari memejamkan mata merasakan jemari tangan Shikamaru yang mengelus lembut pipinya.

"Sudah jangan minta maaf terus. Kau tidak salah aku yang salah. Semua ini kesalahan ku."

"Aku lega bisa melihatmu lagi. Aku bahagia kau kembali Temari."

Temari membuka matanya.

"Kak Shikamaru tidak apa-apa kan? Ada yang sakit?" Tanyanya khawatir. Menelusuri dan meneliti tubuh Shikamaru dari atas sampai bawah.

Surrogate BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang