Surrogate Bride-42

99 9 0
                                    


Disclaimer : Masashi Kishimoto.



Dengan bersedekap dada Ino menatap Sai yang tengah asyik memasak. Pria itu memakai apron miliknya. Sai tampak lihai dengan punggung kokoh yang bergerak sexy. Ino tersenyum melihatnya. Melangkahkan kakinya menghampiri Sai. Memeluk Sai dari belakang.

"Hmm harum... pasti enak." Ujarnya.

Sai menoleh.

Cup

Sai memberikan satu kecupan di bibir Ino.

"Sebentar lagi selesai. Kau tunggu saja di meja makan dan kita makan bersama." Ucap Sai sambil mengelus lengan Ino yang melingkar di pinggangnya.

Ino mengangguk lalu berjalan ke meja makan sesuai perintah Sai. Duduk cantik di sana sambil menunggu Sai menata makanan mereka. Ino tersenyum senang, senang karena merasa diratukan oleh Sai. Pria itu memperlakukannya dengan baik, melayaninya seperti pagi ini. Memasak bahkan menata makanan di meja makan sedangkan dirinya disuruh menunggu dan duduk cantik saja.

"Nasi goreng dengan telor mata sapi dan segelas teh hangat untukmu." Ucap Sai seraya menaruh piring berisi nasi goreng dan segelas teh hangat di hadapan Ino.

"Makan yang banyak." Imbuh Sai, mengelus puncak kepala Ino dengan sayang.

"Terima kasih." Ino tersenyum lalu dengan lahap makan nasi goreng buatan Sai.

"Kembali kasih, sayang." Balas Sai sambil ikut tersenyum tipis.

"Apa kegiatan mu hari ini?" Tanya Sai. Pria itu menyeruput kopi hitam.

Ino mengangkat wajah, menunggu makanan di dalam mulut habis dikunyah baru menjawab pertanyaan Sai.

"Seperti biasa ke butik, bekerja mengerjakan pesanan baju."

"Setelah itu?" Tanya Sai lagi.

"Setelah itu? Maksudnya?" Ino mengernyitkan alis, bingung.

"Setelah itu ke mana?"

"Tidak ke mana-mana. Aku langsung pulang." Jawab Ino berbohong dan Sai tahu Ino berbohong. Bisa dilihat dari bola mata Ino yang bergerak tak fokus saat menjawab pertanyaannya. Wanita itu berusaha mengalihkan pandangan dari matanya.

"Hari ini aku antar ke butik ya." Ujar Sai setelah itu makan nasi goreng.

"I-iya." Jawab Ino dengan sedikit gugup dan Sai menyadari kegugupan Ino.

.

.
.
.

"Nanti aku jemput ya?" Tanya Sai.

"Ehmm... tidak usah. Aku pulang sendiri saja naik taksi." Jawab Ino.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa. Kau istirahat saja di rumah. Tidur nanti malam kan kau kerja."

"Ehm... baiklah." Akhirnya Sai mengiyakan. Menuruti kemauan Ino yang tidak mau dijemput.

"Ya udah aku masuk dulu ya." Ucap Ino sembari mengecup pipi Sai. Membuka pintu mobil lalu keluar dari mobil.

"Hati-hati saat menyetir. Jangan ngebut." Peringat Ino setelah menutup pintu mobil.

Sai mengangguk. Pria itu menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobil pergi dari butik.

Ino menghela nafas lega melihat mobil Sai sudah menjauh pergi. Wanita itu berjalan ke butik dan siap bekerja.

Tanpa diketahui Ino, Sai sengaja memberhentikan mobil tak jauh dari butik. Menyembunyikan mobilnya di balik pohon rindang. Sai menunggu dan memantau Ino dari sini. Dia tidak percaya dengan Ino dan ingin membuktikannya sendiri. Melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri.

Tepat pukul 12 siang, saat jam makan siang Sai melihat Ino keluar dari butik. Wanita itu berdiri di pinggir jalan kemudian menyetop taksi.

"Mau ke mana dia?" Tanya Sai pada dirinya sendiri. Menjalankan mobil lalu mengikuti taksi yang ditumpangi Ino.

"Apa mungkin makan siang diluar?" Pikir Sai, masih mencoba berpikir positif karena Ino keluar tepat jam makan siang.

Taksi yang ditumpangi Ino berhenti di sebuah gedung tinggi pencakar langit. Sai mengetahui gedung tinggi ini milik Nara Group yaitu milik Shikamaru.

"Mau apa dia ke sini?"

TBC...

Aku update.
Happy reading ♥️
Jangan lupa vote & komen ya biar tambah semangat nulisnya.

Mau promosi juga hehe
Toko oren ku
Yang lagi cari gantungan kunci atau aksesoris bisa kepoin toko oren ku atau Instagram gallery_merah jambu

Mau promosi juga heheToko oren kuYang lagi cari gantungan kunci atau aksesoris bisa kepoin toko oren ku atau Instagram gallery_merah jambu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surrogate BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang