Disclaimer : Masashi Kishimoto.
Kini Shikamaru dan Temari telah sampai di restoran yang dikunjungi oleh pembawa acara tv. Restoran dengan sistem self service, semua sudah tersedia tinggal ambil saja sendiri sesuai apa yang kita mau.
Temari tampak antusias mengambil kemasan samyang ramen. Dia ingin seperti yang dimakan oleh pembawa acara. Setelah mengambil kemasan ramen yang diinginkan, ambil odeng dan tteokbokki serta lembaran keju mozzarella sebagai pelengkap topping Temari langsung pergi memasak di mesin yang tersedia.
"Temari bukankah itu pedas. Jangan pedas-pedas." Ucap Shikamaru.
"Pilih samyang ramen yang lainnya ya. Yang gak pedas-pedas itu terlalu pedas Temari." Imbuhnya.
"Kak..." Temari merengek menatap Shikamaru tak suka.
"Sayang kau lagi hamil. Itu terlalu pedas. Pikirkan juga bayi kita disini." Ujar Shikamaru sambil mengusap lembut perut Temari. Membujuk istrinya.
Temari memasang wajah cemberut walaupun begitu dia tampak berpikir sejenak.
"Baiklah. Aku pilih yang gak pedas" Akhirnya Temari pasrah. Mengusap lembut perutnya. Setelah itu mengembalikan kemasan yang sebelumnya ia pilih ke tempat semula. Mengambil kemasan samyang ramen yang tidak terlalu pedas.
Shikamaru tampak mengerutkan kening saat melihat Temari mengambil kemasan samyang ramen yang paling pedas. Kali ini Temari mengambil telor dan keju mozzarella sebagai pelengkap topping.
"Kau mau tambah?" Tanya Shikamaru.
"Enggak. Ini buat kakak."
Shikamaru melongo dibuatnya.
"Buat ku?" Tanyanya memastikan."Hmm." Temari hanya bergumam menjawab pertanyaan Shikamaru.
"Itu kan pedas banget Tem-,"Ucapan Shikamaru terhenti saat Temari memelototinya. Sedangkan Temari menahan tawa melihat Kak Shikamaru tak dapat berkutik padanya.
15 menit menunggu akhirnya samyang ramen mereka telah matang. Menaruh di meja lengkap dengan es teh jumbo dan es jeruk.
Temari yang tak sabar langsung menyantap samyang ramen nya. Meniup lalu menyuapkannya pada mulut. Wanita yang tengah hamil itu sangat menikmati samyang ramen bisa dilihat dari ekspresi wajah dan geleng-gelengan kepala. Sedangkan Shikamaru menatap ngeri samyang ramen di hadapannya yang tampak merah menyala. Dari aromanya saja sudah ketara betapa pedasnya. Pasti mulutnya akan terasa terbakar dan panas. Takut-takut dia menyuap satu sendok ke dalam mulut.
Uhuk
Shikamaru terbatuk-batuk karena aroma cabe yang menyengat hidung. Mengambil es jeruk dan menyesapnya cepat.
'Astaga baru satu suap saja aku terbatuk-batuk.' Ucap Shikamaru di dalam hati.
'Bagaimana caranya aku menghabiskan samyang ramen ini.'
Shikamaru menghela nafas panjang.
'Ngidam Temari kali ini sungguh merepotkan.' Gerutunya di dalam hati.
Salahkan juga pembawa acara tv yang memakan samyang ramen. Makanan panas dan pedas.
.
.
.Tepat pukul 8 pagi.
Ino berdiri di depan rumah besar milik orang tuanya. Di sampingnya ada Sai yang setia menemaninya. Ino berkali-kali tampak menghela nafas. Sai yang menyadari kegugupan sekaligus ketakutan kekasihnya mencoba untuk menenangkannya.
"Ada aku di sini." Bisiknya pada Ino.
"Ayo kita masuk. Papa dan mama mu pasti sudah menunggu." Sai mengeratkan genggaman tangan mereka.
Ino sekali lagi tampak menghela nafas lalu mengangguk. Menatap Sai sambil tersenyum.
Sai membuka pintu pagar yang kebetulan tidak dikunci. Mereka berjalan beriringan masuk. Sai mengetuk pintu seraya mengucap salam. Tak lama terdengar sahutan dari dalam dan pintu terbuka.
"Papa." Ucap Ino menatap sang ayah yang membukakan pintu.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Bride
Fanfiction"Pernikahan ini cuma status. Kau hanya pengantin pengganti menggantikan Ino dan tidak lebih dari itu. Di hatiku cuma ada Ino. Selamanya hatiku untuk Ino. Jadi.." Shikamaru menjeda kalimatnya sambil menghela nafas. Ia berbalik membelakangi Temari. "A...