Disclaimer : Masashi Kishimoto.
"Kalau kau ingin bersama ku tinggalkan Shikamaru dan jangan ganggu mereka lagi.
Kalau kau ingin bersama Shikamaru maka aku akan melepaskan mu dan menjauh pergi. Dan kalau kau mau keduanya, maaf aku tidak bisa.""Pilih dan pikirkan baik-baik."
"Semua keputusan ada ditangan mu Ino."
Setelah mengucapkan itu Sai menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobilnya. Selama perjalanan suasana hening menyelimuti keduanya. Mereka saling diam dengan pikiran masing-masing. Sai, pria itu memang pandangan matanya fokus menatap jalanan tapi pikirannya berkelana entah kemana. Begitu pun dengan Ino, wanita itu bersandar pada jendela mobil dengan pandangan menatap luar jendela tapi pikirannya berkelana. Memikirkan perkataan Sai.
Ino menghela nafas.
Sekali lagi dia dihadapkan untuk memilih.
Siapakah yang dia pilih?
Sai atau Shikamaru?
Huh...
Ino menghela nafas lelah.
Sai mengantarkannya ke butik dan pria itu langsung pergi begitu saja tanpa sepatah dua patah kata terucap dari bibirnya. Bahkan Sai langsung mengalihkan pandangan saat pandangan mata mereka bertemu. Pria itu berusaha menghindari pandangan matanya.
Ino hanya bisa menghela nafas lelah. Berdiri lebih lama menunggu, menatap mobil Sai yang kian menjauh.
.
.
.Besok paginya.
Ino hanya bisa menghela nafas pasrah saat terbangun mendapati sisi ranjang yang kosong. Semalaman dengan setia Ino menunggu Sai. Menunggu pria itu pulang dari pekerjaannya sampai rasa kantuk datang menghampirinya. Tak kuat menahan rasa kantuk yang semakin berat Ino ketiduran. Pagi hari saat terbangun Ino mendapati sisi ranjang yang kosong tidak ada Sai disana. Mengedarkan pandangan lalu menghela nafas.
"Sai tidak pulang?" Tanyanya pada angin.
Ino bangkit berdiri berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah mandi dan segar Ino bergegas ke dapur. Memasak untuk sarapan. Ino terbelalak kaget saat melihat meja makan penuh dengan makanan."Apa Sai yang masak? Apakah dia pulang lalu masak dan pergi lagi?" Tanya Ino sambil celingak-celinguk menatap ke sekeliling ruangan. Wanita itu bergerak cepat menelusuri ruangan-ruangan yang ada di apartemen miliknya. Mencari keberadaan Sai namun tidak ada.
Ino menghela nafas lelah. Berjalan lesu menuju sofa lalu menghempaskan tubuhnya pada sofa.
"Ke mana kau Sai?" Tanya Ino seraya menengadah kepala ke atas menatap langit-langit ruang tamu.
.
.
.Sedangkan Sai sendiri memilih tidur di dalam mobil. Pagi buta tadi dia menyempatkan pulang sebentar, melihat Ino dan membuat sarapan untuk wanita itu. Perasaan kecewa membuat Sai enggan bertemu dengan Ino. Dia memilih menghindari wanita itu. Biarkan, biar Ino merasakan bagaimana jika dirinya tidak ada di hidup wanita itu. Sedih, menyesal atau justru sebaliknya. Merasa senang mungkin?
Sai tampak menghela nafas dalam tidurnya. Tidur dengan pikiran bergejolak sampai membuatnya pusing. Dan jujur tidur dengan posisi duduk sangatlah tidak nyaman.
Dua hari telah berlalu dan keduanya belum berbaikan. Ino yang merasakan Sai yang terus menghindarinya membuat dia sedih juga kesepian tanpa kehadiran Sai disisinya.
Huh...
Ino menghela napas, memikirkan. Mereka tinggal serumah satu atap tapi seperti orang asing selama dua hari ini. Bertemu tapi menghindari tatapan mata, tak bertegur sapa dan hanya diam.
"Mau sampai kapan seperti ini?" Gumam Ino.
Ino mengangkat wajah melihat deretan snack yang berjejer rapi di rak supermarket. Pergi berbelanja membeli bahan-bahan masakan dan snack kesukaan Sai. Ino berencana untuk membuat makanan kesukaan pria itu lalu mereka berbicara dan semoga saja berbaikan.
TBC...
Semoga suka sama chapter ini ya..
Jangan lupa vote dan komen ya..
Biar tambah semangat nulisnya💪You're Mine libur dulu aku gak update...
Fokus selesaiin Surrogate Bride.
Mumpung punya banyak waktu luang aku bisa nulis kalau sudah sibuk sama real life aku gak bisa nyempatin nulis. Makasih untuk pembaca setia ♥️♥️Numpang promosi dulu.
Yuk kepoin akun Ig dan toko oren ku.Yang lagi cari gantungan kunci atau aksesoris bisa mampir lihat toko oren ku ya.
Ini handmade, buatan ku sendiri.
Pengiriman dari Surabaya ya.Thanks ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Bride
Fanfiction"Pernikahan ini cuma status. Kau hanya pengantin pengganti menggantikan Ino dan tidak lebih dari itu. Di hatiku cuma ada Ino. Selamanya hatiku untuk Ino. Jadi.." Shikamaru menjeda kalimatnya sambil menghela nafas. Ia berbalik membelakangi Temari. "A...