Surrogate Bride-57

85 11 1
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto.


"Suster!" Teriak Shikamaru.

"Suster! Suster! Tolong istriku."

Dengan sigap baik petugas dan perawat yang berada di UGD langsung tanggap mendorong brankar. Membantu Shikamaru menaruh Temari di atas brankar. Temari merintih sambil menutup mata.

"Sus istri saya hamil 7 bulan. Dia pendarahan dan air ketuban nya pecah. Tolong selamatkan istriku." Ucap Shikamaru pada suster.

Suster mengangguk menoleh kepada rekannya sesama perawat, "Tolong beritahu kondisi pasien pada dokter."

Suster yang dimintai pertolongan mengangguk kemudian berlalu pergi. Tak menunggu lama suster itu datang kembali bersama dokter pria.

"Bawa pasien ke ruang operasi. Secepatnya kita lakukan operasi." Ucap dokter.

Dokter ikut membantu mendorong brankar. Shikamaru mengikuti sambil menggenggam tangan Temari. Di belakangnya Naruto setia menemani Shikamaru.

"Maaf Pak anda tidak boleh masuk ke dalam ruang operasi mohon menunggu di luar." Seorang suster menahan Shikamaru untuk masuk ke dalam ruangan operasi.

"Saya suaminya sus!" Tanpa sadar Shikamaru membentak suster. Dia mengkhawatirkan keadaan Temari dan ia ingin masuk menemani istrinya.

"Iya Pak saya tau. Saya hanya menjalankan prosedur dari rumah sakit. Mohon pengertiannya Pak."

Shikamaru mengusap wajah.

"Dengan keluarga pasien?" Dokter pria tadi keluar dari ruang operasi.

"Saya dok. Saya suaminya." Cepat Shikamaru menghampiri dokter.

"Mari ikut saya Pak." Shikamaru mengikuti dokter pria itu ke ruangannya sedangkan Naruto memilih menunggu di luar ruang operasi.

"Pasien mengalami pendarahan dan air ketuban nya pecah. Kami harus melakukan operasi caesar untuk menyelamatkan bayinya. Mohon tandatangan sebagai penanggung jawab Pak agar kami bisa segera melakukan operasi." Tutur dokter.

Shikamaru mengangguk. Meraih dokumen lalu tandatangan.

"Lakukan dok. Apapun itu tolong selamatkan istri dan anakku." Ucapnya.

"Kami akan berusaha yang terbaik Pak."



.
.
.






Setelah mengurus biaya administrasi dan lain sebagainya Shikamaru kembali ke ruang operasi. Operasi sudah dilakukan bisa dilihat dari lampu indikator yang menyala menandakan operasi sedang berlangsung.

Shikamaru berjalan ke arah Naruto duduk. Duduk di samping Naruto dan berulang kali pandangan matanya melihat ke arah pintu ruang operasi. Shikamaru gelisah hatinya tak tenang. Menggenggam kedua tangan memejamkan mata merapal kan doa di dalam hati. Kegelisahan yang melingkupi dadanya belum juga hilang. Shikamaru bangkit berdiri lalu mondar-mandir. Naruto yang melihatnya memilih diam memperhatikan saja. Shikamaru melangkahkan kakinya ke jendela. Bersandar menatap keluar jendela. Menatap jalanan tapi begitu ekor matanya tak lepas melirik pintu ruang operasi. Shikamaru berjalan mendekati pintu ruang operasi kali ini menyandarkan tubuhnya di tembok dekat pintu. Menatap lekat pintu ruang operasi sambil berdoa dalam hati. Berdoa untuk keselamatan Temari dan anak di kandungannya.

'Semoga lancar operasinya.'

"Shikamaru." Panggil seseorang.

Shikamaru menoleh menatap kaget kedua orangtuanya yang datang. Yoshino tampak berlari menuju arahnya.

"Bagaimana Temari? Kenapa ini bisa terjadi?" Yoshino memberondong nya dengan berbagai pertanyaan. Shikamaru bingung menjawabnya lebih bingung lagi melihat orang tuanya ke sini dan tau tentang ini. Shikamaru beralih menatap Naruto. Melihat gerakan mulut Naruto yang berbicara tanpa suara kepadanya.

Maaf aku yang memberitahu mereka.

Shikamaru hanya bisa menghela nafas.

Menatap Yoshino yang menunggu jawabannya.

"Panjang ceritanya kasan nanti ku jelaskan."

"Duduk Shikamaru jangan berdiri dan mondar-mandir begitu. Aku yang melihatnya jadi pusing."

Shikamaru mengusap wajah, menarik nafas lalu menghembuskannya pelan. Menuruti perintah Yoshino dan duduk di dekat ibunya. Yoshino mengusap punggung anaknya lembut.

"Tenanglah Temari pasti baik-baik saja begitupun anak kalian."

Shikamaru hanya mengangguk mendengarnya.





Tbc...

Surrogate BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang