Kecebur, sial!

89 7 0
                                    

Happy Reading

Pagi hari yang cerah, Rara baru saja selesai memakai rangkaian make up nya. Terakhir ia mengoleskan liptint di bibir tipisnya. Shade terbaru, Rara tersenyum menatap wajahnya sendiri. Setelah selesai berdandan sampai pinggang pegal, gadis itu berjalan menuruni anak tangga menuju ke ruang tamu.

"Kakak anterin sekolah ya Ra," ucap Kun. Pria itu terlihat sudah siap memakai baju yang selayaknya dipakai keluar rumah.

Rara mengerutkan kening. "Tumben, Kak Kun lagi gak sibuk kah?" heran Rara.

"Enggak, ayo berangkat sekolah." Kun segera merangkul adiknya keluar rumah.

Mobil Tesla milik Kun melaju dengan santai. Diiringi dengan lagu kesukaannya pria itu mulai menyetir mobil di pagi hari. Berceloteh ria dengan adiknya yang memang cerewet dan menanyakan apapun yang tidak ia mengerti.

"Kak, ayah sama ibu pulang kapan ya? Rara kangen banget." Adiknya menunduk menampakkan wajah sedih.

Kun otomatis mengelus kepala Rara. "Do'ain aja, semoga mereka ada kesempatan buat pulang. Kamu tahu sendiri kan, perusahaan ayah sama ibu cabangnya sampe mana aja? Jadi mereka workaholic lah."

Hembusan napas Rara terdengar tidak ikhlas. "Tapi, masa gak mau luangin waktu buat anaknya. Kak Kun tau gak? Kadang Rara iri sama temen-temen Rara yang meskipun orang tuanya sibuk, tapi mereka tetep ada jadwal camping sebulan sekali."

Kun menatap Rara dengan serius. "Qian Rara, mandiri ya? Ayah sama ibu kita bukan orang yang suka manjain anaknya. Kita cuma di kasih fasilitas harta dari mereka. Tapi suruh menentukan jalan hidup sendiri-sendiri. Ini kehidupan nyata, Qian Rara. Bukan novel, dengerin Kakak."

Lagi-lagi Rara merasa sakit hati setiap kakaknya menasehati. Baginya itu bukan nasehat, tapi kalimat panjang yang menusuk hati.

"Belajar yang rajin."

Brak!

Lagi-lagi Rara ngambek, padahal sore kemarin baru saja baikan. Kun menghela napas sambil mengelus dadanya beberapa kali.

"Huuftt, sabar Kun. Sabar, diakan masih masa puber." Berusaha menenangkan diri sambil terus berpikir logis.

Di sela keramaian ratusan siswa yang hilir mudik di seluruh penjuru sekolah. Rara berjalan sambil menekuk wajahnya, kedua tangannya terlipat di dada. Kesal, itu yang dirasakannya karena sang kakak bahkan tidak mau bilang ke orangtua. Untuk setidaknya meluangkan waktu, sehari saja. Bahkan sedetik Rara juga tidak masalah. Masalahnya itu karena orangtuanya di telepon saja pasti alasannya ada pertemuan kolega bisnis, rapat perusahaan, kalau tidak sedang di pesawat. Rara semakin frustasi, ia membuang napasnya kasar. Sedikit merapihkan rambutnya yang terkena angin kemudian memasuki kelas.

"Morning Rara sayang!" seru seorang gadis bersurai panjang bergelombang, menampilkan senyuman cantiknya yang menawan. Siapa lagi kalau bukan Auralee, sahabat sejak orok.

"Pagi," balas Rara tidak semangat. Memancing Aura mendekati dan langsung merangkul gadis itu.

"Lemes aja, lagi ngambek kah?" tanya Aura.

"Biasa, Kak Kun ngeselin." Rara menenggelamkan wajahnya di atas tangan yang di tekuk atas meja.

Kriiiiing...

Bel masuk telah berbunyi. Semua siswa segera masuk ke kelas masing-masing. Dan sialnya pelajaran pertama adalah matematika.

"Baiklah, ayo segera kumpulkan tugas matematika kalian minggu lalu."

Duar!

Jantung Rara seketika ingin copot, ia segera melirik pada teman sebangkunya. Aura, gadis itu peka dan langsung menarik buku tulis matematika milik Rara dan ia kerjakan secepat kilat. Tapi ternyata Pak Siwon cenayang, beliau berjalan santai kemudian mengambil buku tulis yang sedang Aura garap. Sial.

Mr. Confident || Lucas 🦁🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang