Lim Yerim x Shim Eunjeong (EUNRIM)
Apa-apaan game sialan ini?
Jangankan bermain game, kisah cinta ini saja bagaikan benang kusut.
Tidak bisa terurai karena saling terikat, dan tidak bisa dihentikan meski mungkin tak berbalas.
AU. Fanfic only. Semua nama tokoh dan lokasi yang tercantum di cerita ini mengambil referensi dan alur dari serial Pyramid Game, lalu dikembangkan secara fiktif oleh penulis.
Lim Yerim merogoh isi tasnya dengan tergesa, lalu menemukan kunci dengan gantungan kelinci putih di ujungnya. Jarinya bergetar ketika memasukkan anak kunci, hingga akhirnya berhasil membuka pintu tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Shim Eunjeong!" Begitu membuka pintu, Yerim melihat sosok Eunjeong... terkapar di lantai lorong kamar kost-nya.
Tidak sadarkan diri.
PART 9 : FEVER
"Eunjeongie!" Yerim yang panik segera berlari dan menggapai tubuh Eunjeong yang tergeletak di lantai, melihat wajah sahabatnya itu pucat dan berkeringat, "Kau kenapa?! Bangunlah!"
Ketika menyentuh pipi sang atlet, ternyata tubuhnya sangat panas. Demam tinggi, berbanding kontras dengan kondisi Yerim yang basah dan kedinginan akibat hujan.
Di samping Eunjeong juga terdapat bungkusan berisi obat demam dan pereda nyeri.
"SHIM EUNJEONG, SADARLAH!"
Tidak tahu apa yang harus dilakukan karena terlalu panik, Lim Yerim terus menampar pipi Eunjeong, sambil memanggil nama dan mengguncang tubuhnya. Dia mulai menangis karena takut, "Eunjeongie... Aku harus bagaimana-ah iya! Apa aku panggil dokter Keluarga Lim saja ya? Tapi apa dokter bisa datang ke-"
Susah payah ia duduk, dibantu dorongan dari Yerim.
Eh... Ngomong-ngomong, sejak kapan Yerim datang?
Barulah dia sadar, Lim Yerim yang basah kuyup dan menangis, "Kenapa kau menangis? Ada apa?"
"Eunjeongieeee! Syukurlaah!" gadis itu sontak memeluk Eunjeong dengan sangat erat, seluruh tubuhnya bergetar karena takut sekaligus lega, "Aku telepon, chat, berkali-kali dari tadi... tapi tidak kau angkat, jadi aku... aku panggil taksi untuk cepat datang kesini. Lalu... Lalu aku panik... kau pingsan di lantai... Bingung harus berbuat apa... Shim Eunjeong, aku cemas setengah mati!"
Mendengar penjelasan sambil menangis dan omongannya sampai terbata-bata, Eunjeong merasa Yerim sangat panik dan itu membuatnya sangat tersentuh, sekaligus merasa bersalah.
"Maaf, Yerim."
"Waktu kau pingsan... Kau membuatku hampir gila, tahu!"
"Iya. Maaf." Dia balas memeluk Yerim dan menepuk-nepuk punggungnya hingga ia berangsur-angsur tenang, "Yerim, kau basah kuyup. Nanti sakit."
