"Bisa gak melek?!"
"..."
"Heyyy yang belakang!!!"
"Kriz, Kriz! Bangun..."
"Hah??" Gadis itu langsung membuka matanya dengan tampang linglung setelah seseorang menepuk pelan pundaknya.
"Enak tidur, hm??? Masih pagi ini!!! Baru juga duduk!!"
"Astaga!" Sontak saja kini matanya membulat sempurna karena sadar bahwa ia masih duduk di barisan dalam kelas bersama mahasiswa baru lainnya.
"Kamu sakit, Kriz...?" Seorang gadis yang membangunkannya tadi, menatap ia khawatir. Tepatnya, gadis itu adalah Kakak pembimbing kelompoknya dalam kegiatan OSPEK ini.
"Eh enggak, Kak. Cuma ngantuk. Maaf, maafff..." Bisiknya pelan.
"Yaudah, tahan, ya. Nanti diomelin lagi sama mereka." Tunjuknya pada panitia yang bertugas mengondisikan para maba. Panitia-panitia itu jelas terlihat galak dan sangat disegani.
"Ngobrol terossss!!! Kamu juga! Kakak pembimbingnya! Siapa namanya??"
"Thea.."
"Jangan terlalu dimanjain anak didik kamu itu!!! Yang tegas, dong!!!!"
"Iya, maaf."
"Awas sekali lagi ketauan tidur! Liat aja! Balik ke belakang, Thea! Jangan ada di barisan! Ngalangin!"
🎭🎭🎭
"Duhh sorry banget ya, The, tadi... Gua begitu biar anak-anaknya pada nurut."
Thea yang sedang minum, akhirnya tertawa. "Santai aja, lahhh. Paham kok gua."
Gadis berambut panjang yang diikat ponytail itu pun mengangguk. "Yaudah, kalo gitu gua ke kelas lagi ya. Mau mantau."
"Jangan galak-galak, Rai. Kasian anak orang hahahha!!"
Gadis bernama Raisa itu terkekeh. "Gak galak, paling meledak aja. Dah ya, ke dalem dulu, yaa!"
"Yoo!" Setelah gadis itu kembali masuk ke dalam kelas, Thea pun duduk diam sembari memainkan ponselnya. Masih lama juga sampai waktu istirahat, di mana ia harus bertugas kembali.
"Kak, aku mau izin ke toilet..."
Dengan kepala yang masih terarah pada ponsel, Thea pun menjawab, "Ohh coba bilang sama Kakak yang di sana." Lalu ia pun menegakkan kepalanya. "Anjirlah!"
"Hahahhaa!!! Aku mau ke toilet, Kak~"
"Berisik ah! Lu ngapain dah ke kampus??"
Gadis yang tadi mengerjai Thea itu pun duduk di sampingnya. "Lu gak tau? Gua disuruh jadi narasumber buat pematerian hari ini."
Ditatapnya gadis yang berpenampilan seadanya itu. Hoodie hitam serta celana jeans sobek-sobek, menjadi pakaiannya saat ini. "Funny, bro."
"Lah bener, kok!"
"Cerminan macam apa ini? Kalo lu rapi sekarang, gua baru percaya. Jujur aja dah mau ngapain?"
"Salah kostum ya gua? Em, yaaa gabut aja di kosan. Daripada bingung, mending ke sini."
"Kenapa gak pacaran aja?"
"Pacar gua masih tidur jam segini."
"Mengenaskan."
"Lebih mengenaskan elu, jomblo."
Thea memasang tampang angkuhnya. "Jangan salah. Udah ada gebetan gua." Kemudian ia pun berbisik, "Maba."