14

11 2 0
                                    

Pagi ini Airi keluar dari komplek perumahan nya untuk menunggu angkot
Pasalnya tak satupun yang menerima pesanan ojek onlinenya sedari tadi

Cukup lama menunggu, angkot ataupun taksi tak ada satupun yang lewat
Mulai jengah, Airi mendudukkan diri di bangku jalan

Tiba tiba sebuah motor berhenti di depannya, Airi memutar matanya malas, sebab tanpa membuka helm nya pun Airi sudah dapat menebak wajah menyebalkan orang yang ada dibaliknya

"Ada demo transportasi hari ini, kemungkinan nggak  bakal ada angkot, ojek, atau taksi bakal lewat" Ucapnya mulai pembicaraan

"Lo bareng gue aja, biar nggak telat" Tawarnya selanjutnya

Airi menghela nafas berat, sudah ia duga sedari tadi jika pasti ada masalah saat tak menemukan kendaraan umum satupun yang lewat. Lalu kenapa airi nggak berangkat bawa motor aja?

Ya.. Airi punya motor, kawasaki hitamnya. Hasil dari menang balapnya beberapa kali. Tapi motor itu tidak pernah ia bawah kerumah, karna ia tahu, jika dibawah kesini, motor kesayangan nya itu akan hancur ulah anak anak surya yang lain. Dia meletakkannya di bengkel milik Toni, dan menggunakannya jika perlu saja.

"Ayo buruan, kagak usah banyak mikir, turunin Ego lo itu sekali kali, ntar telat" Ucap alta lagi, dapt ditebak kan itu alta? Ya siapa lagi

" Bagus, setidaknya kalau gue bolos, gue nggak akan ngeliat wajah wajah banci kayak lo" Ucap Airi jalan meninggalkan alta

Dapat alta perhatikan jika jalan Airi sedikit aneh "lo mau kemana, kaki lo sakit kan, yang ada tambah parah kalau lo paksa jalan"

"Bukan urusan lo, sana lo cabut" Usir Airi

Alta masih mengikuti langkah Airi dengan motornya "gue tau lo nggak tau mau kemana, gue juga males masuk kelas, mending lo ikut gue, gue ada suatu tempat buat ngisi waktu lo hari ini.

" Ogah, yang ada makin besar kepala lo kalau gue naik motor lo lagi"

"Yaudah serah lo deh, yang pasti kalau lo ikut gue, gue akan kasih tahu lo sebuah rahasia tentang raja, ratu, king dan gelang tengkorak lo itu" Tunjuknya ke gelang yang tengah Airi pakai..

Airi tertegun seperti mengingat sesuatu

"Alta.... Ratu akan rindu alta, ratu nggak mau pergi ninggalin alta, alta tolongin ratu...... "

"kenapa ratu nggak suka sama es krim coklat?"

"Iya, gitu dong, aku jadi senang karna ratu dan king itu tidak akan terpisahkan, janji"

"Kalau papa sayang ratu... Papa aja yang kesini jengukin ratu, kenapa ratu yang harus kesana hik hik, ratu nggak mau pergi, ratu takut alta"

Suara suara rengekan anak kecil itu menggema dikepala Airi, sudah lama iri tak mengingat itu, namun hari ini, alta berhasil mengingatkan nya tentang masalalu yang telah hilang ulah tekanan yang ia dapat hingga saat ini

"Gimana, mau ikut nggak? Kalau nggak, gue pergi ni" Suara akta kembali terdengar memecah lamun Airi

Airi berbalik badan memasang wajah bingungnya "Lo siapa? "

"Buruan naik" Dengan terpaksa airi menaiki motor akta demi mengobati rasa penasaran nya

"Katakan lo siapa? "

"Aku siapa"

"Begok, berenti lo... Buang waktu gue aja"

"Dulu lo yang ngerengek mintak selalu sama sama gue, sekarang sok jual mahal lo"

Airi memukul bahu alta geram

"Sakit begok, jahat banget si Ratunya raja" Ucap alta mendumel dengan menekankan kata ratunya raja

"King? Ghazanfal king altarion? " Beo Airi mulai ingat

"Udah gue duga, lo bocah centil itu" Alta menyunggingkan senyum kecil penuh arti itu

Alta melajukan motornya, selama perjalanan setelah percakapan kecil itu hanya diam, baik Airi atupun Alta sibuk dengan pukirannya masing-masing

Akhirnya mereka berhenti di sebuah bukit yang dihiasi rumput pendek, ini tempat favorit mereka bermain dulu. Semuanya masih sama, hanya saja pohon kecil dulu telah tumbuh menjadi tanaman gagah dilengkapi ayunan kecil

"Kemana aja? " Tanya Airi memulai percakapan, jujur dia tidak terlalu mengingat masa masa kecilnya, tentang Alta pun samar samar. Yang ia tahu, ia pernah punya sahabat kecil bernama Ghazanfal king altarion, tertulis dalam buku catatan kecil kakeknya yang saat ini masih enggan ia baca semua. Hanya beberapa dari halaman yang tak sengaja terbuka

"Lo yang kemana? Lo yang janji bakal balik lagi sama opa, tapi sampai sekarang lo nggak pernah lagi datang kerumah. Lo terlalu nyaman dirumah papa lo kan? " Alta merebahkan dirinya di hamparan rumput yang langsung menghadap ke laut

Airi tersenyum kecut "ya sangat nyaman" Jawabnya

Alta menoleh memerhatikan wajah Airi "Bagaimana kabar opa?"

"Baik, setidaknya ia sudah tenang sekarang, nggak harus pusing ngurus anak berandal kayak gue"  Tapi dia menghukum aku kayak sekarang, ninggalin aku dengan dengan janji, dia nggak membawaku ikut, apa karna aku penyebab dia pergi?, lanjut Airi dalam hatinya

Alta kembali memejamkan matanya, menikmati sentuhan cahaya yang menyapa helai wajahnya. Sementara Airi, duduk bersandar pada pohon besar membelakangi alta

"Gue turut berduka"

***

"Hai ratu jelek, boleh gue gabung" Ucap alta menduduki bangku kantin sebelah airi

"Hm.. Alta lo jangan gangguin Airi dulu, moodnya lagi jelek, ntar liat lo mukanya tambah masam lagi" Kata lisa diangguki caca. Sementara Airi hanya diam memakan makanannya

"Diem lo pinky pie" Ketus alta membuat wajah lisa merah

Lisa mengarahkan garpunya ke alta "Enak aja ngatain gue pinky pie, lo kira gue kuda, cantik cantik gini dibilang kuda. Lo tuh yang banci, bisa bisanya kenal poni" Dumel lisa, sementara caca hanya bisa tepuk jidat. Bisa bisanya Alta bahas poni, udah tau lisa benci banget sama poni

"Lo kenapa ikut ikutan sijelek manggil gue banci" Alta memelototi lisa

"Ya lo manggil gue pinky pie, lo kan tau gue benci kuda centil itu" Ucap lisa tak kalah sewot. Interaksi mereka seperti sangat akrab sehingga seisi kantin memperhatikan merek sedari tadi, tak biasanya alta duduk di bangku cewek cewek, apalagi Airi. Musuh bebuyutan sb

"Kalau ngga pinky apa coba, ngaca woi, penampilan lo dari atas sampe bawah pink semua, untung seragam lo nggak pink, kalau iya yang ada persis banget lo sama pinky pie" Alta menaikkan suaranya sembari menunjuk lisa

"enak aja... Dasar bkk"

Alta mengertnyit "bkk apan tuh? "

"Banci kurang kerjaan, buktinya lo tiba tiba gangguin kita, duduk di bangku cewek cewek, apa coba kalau bukan banci. Disamping Airi pula, biasanya lo orang tuh perang, bukan malah kayak besti"  Ucap lisa mendapat pelototan dari mereka semua, berani sekali lisa pada ketua sb, ternyata pengaruh buruk Airi telah menyebar pikirnya.

"Lis, udah... Jangan berantem mulu, malu diliatin, lagian Alta cuma duduk, nggak ganggu" Lerai caca

"Belain terus...Jangan mentang mentang kalian... " Ucapan lisa terpotong saat mendapati wajah Alta berubah datar, sangat jelas terlihat.

"Gue pergi" Airi menepis tangan Alta saat ingin mengelus puncak kepalanya sebelum laki laki itu pergi, Airi yang sedari tadi diam sempat melihat raut aneh alta saat melewati rombongan anak sb. Ada apa dengannya?

Setelah kejadian kemaren, sikap Alta padanya memang sedikit berubah. Alta selalu mengganggunya dengan celoteh celotehan nya. Mulai dari kemaren, tadi malam, bahkan pagi tadi ia menjemput Airi untuk ke sekolah. Namun tak seaneh sikapnya barusan.

27 FEBRUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang