"Hua mama... Kenapa harus si pembawa sial yang dipilih tuan harman itu.... Aku yang udah capek dandan cantik cantik buat narik perhatiannya, tapi apa... Bahkan dia tak melirikku sedikitpun mama.. Huaa aku nggak Terima" Suara tangisan kila mengisi ruangan kamarnya. Sementara alena hanya bisa menenangkan gadis itu agar tak membuat keributan yang memancing perhatian orang orang dibawah
"Sabar sayang... Jangan merusak penampilanmu.. Kamu ingat perkataan tuan harman tadi, mereka hanya akan bertunangan jika putranya setuju. Itu berarti si pembawa sial itu belum tentu terpilih... Kau harus kebawah, tarik perhatian tuan muda itu... Putriku sangat cantik, lihatlah, kamu yang paling cantik disini. Jika dia menyukaimu, maka tak akan ada yang menghalangi mu menjadi tunangan pewaris satu satunya keluarga harman" Ucap alena merapihkan penampilan kila yang telah acak acakan karena mengamuk
"Tapi maa... Bagaimana jika dia juga menyukai si pembawa sial? Aku nggak rela liat dia dapat yang lebih dari yang aku punya, mama... "
" Kamu benar... Mungkin ada sesuatu yang menarik didirinya, tapi apa? Mama pikir Kita harus bisa membuat gadis itu tidak dapat bertemu dengan putra tuan harman. Yaa mereka tidak boleh bertemu, bagaimanapun caranya"
"Kalau begitu ayo ma... Keburu tuan muda itu datang... Ayo ma.. Kita harus menyingkirkan pembawa sial itu" Kila menarik alena tergesa-gesa
Setelah turun kembali, mereka mendapati airi tengah memakan makanan di meja paling ujung "itu dia ma" Tunjuk kila
Kila merampas ponsel airi yang ia letakkan di meja "woi" Bentak airi
Airi memutar matanya malas "balikin ponsel gue hama" Ucap airi pelan penuh penekanan
"Ambil kalau mau" Kila menjulurkan lidahnya mengejek menuju arah halaman belakang
Airi merasa sangat jengkel, kalau saja tidak ada pesta disini, sudah habis gadis hama itu ditangannya
Dengan terpaksa Airi mengikuti arah perginya kila " Balikin ponsel gue an**ng" Ucap airi menekan setiap kata katanya setelah tiba di halaman belakang
"Nih" Kila menyodorkan ponsel itu pada Airi. Sebelum sempat Airi meraih ponsel itu, kila melempar ponsel nya kearah kolam renang
"Si*lan" Umpat Airi sebelum meloncat menangkap ponselnya sehingga tubuh Airi mendarat dengan cepat kedalam kolam renang yang dingin itu.
Ponsel nya berhasil ia selamatkan, namun sayang, belum sempat keluar kolam, kila berlari keluar dari halaman belakang dan menguncinya dari dalam
"Woi buka si*lan... Mau lo apa an**ng... Sini lawan gua kalau berani. Buka woi" Teriak Airi menggedor pintu
"Si*lan... " Umpat Airi menendang pintu bertepatan dengan gemuruh petir
Tubuh basah airi bertambah basah karna guyuran hujan, tetes kecil yang kian menderas mengiringi teriakan airi saat lampu halaman mati
"Nggak... Nggak...Kila gue mohon.. Jangan matiin lampunya... " Teriak airi mulai panik saat kilatan sepasang mata bersinar menatapnya
Meow meow meow.... Suara itu.. Itu kucing milik Bima, sejak kapan ada disini?
"Kila gue mohon buka pintu nya.... Kalau lo buka sekarang gue janji akan turutin kemauan lo... Kila" Teriak airi putus asa
Hujan malam ini terlalu dingin dan mencekam. Gelap Malam serta Suara guntur bergemuruh menggelegar disertai kilat yang tampak ganas ingin menyambar. Ditambah mata tajam itu perlahan menghampirinya
Airi berlari menjauh ke sudut tembok dimana banyak tanaman hias milik sila disana. Meringkuk memeluk kedua lututnya "hus... Menjauh... Jangan kesini ku mohon hiks " Isaknya saat sepasang mata dengan tubuh yang kuyup itu mendekat
KAMU SEDANG MEMBACA
27 FEBRUARI
Teen Fiction* yang cengeng jangan baca! "Woi jelek..... Gue cinta sama lo" Ucap alta spontan Orang yg di panggil itu hanya diam di balik Hoodie yg ia gunakan hingga hanya terlihat bibirnya ke bawah Keliatan manis emang.... " Tapi bohong" Ucap alta selanjutnya...