15. pesta

10 1 0
                                    

Airi melihat penampilannya dari kaca meja rias. Gaun hitam dari alena tadi sore yang melekat pada tubuhnya, terkesan sederhana namun indah

Airi menuruni tangga perlahan, rasa ragu tertera di langkahnya yang memelan karna hampir semua mata menatap aneh keberadaannya.

Akhirnya Airi tahu arti tatapan aneh mereka. Yaitu karena semua wanita disana menggunakan gaun yang mewah dan berwarna. Sementara Airi hanya menggunakan gaun hitam yang mungkin satu satunya.

Tanpa memperdulikan itu, Airi melangkah mengacuhkan sapaan dari orang orang diujung tangga. Ia menghampiri  surya yang tengah berbincang dengan rekan bisnisnya membelakangi keberadaannya.

Bukan apa apa, setidaknya setelah ia menemui surya, dia bisa kembali Ke Kamarnya dan tidak perlu lama lama berada di tempat dimana mata mata asing itu meliriknya aneh

"Tuan harman, Perkenalkan ini putra pertamaku azura, dia sekarang tengah mengurus cabang di bandung. Dan ini istrinya rania. Azura, ini tuan harman, tamu terpenting kita malam ini. " Ucapan surya yang dapat Airi dengar

"Salam kenal tuan harman" Ucap seorang laki laki berperawakan tinggi membuat langkah Airi tertegun. Airi memilik berbalik badan dan melangkah menjauh dari mereka

Bruk.......

Tanpa sengaja, Airi menyenggol seorang pelayang sehingga minuman yang dibawanya terjatuh dan mengenai seorang tamu disana

Semua mata kembali menyoroti airi, termasuk surya yang menatapnya nyalang.

"Kau... Apa yang kau lakukan. Mohon maaf nyonya harman semua kesalahan kami. Kami akan tanggung jawab. Alena tolong antar nyonya harman membersihkan pakaiannya" Ucap surya panik. Surya menarik Airi dan berkata pelan penuh penekanan " Sudah saya katakan, jangan macam macam "

Surya melepas kasar tangan Airi setelah berada di tempat lumayan sepi. Tatapannya kembali fokus kearah penampilan Airi yang kembali membuatnya murka

"Keributan apa yang telah kau buat ha? Sudah saya katakan jangan macam macam, kau hadir dan cukup diam apa tidak bisa sebentar saja. Kau selalu membuatku malu. dan ya...Berani sekali kau menggunakan pakaian ini" Surya dengan suara lantang dam wajah memerah nya menunjuk tepat di hadapan Airi

"Aku nggak sengaja pa, pelayanan itu yang menabrak ku"

"Omong kosong, saya tahu kamu sengaja ingin menghancurkan pesta malam ini. Apa tidak ada sedikitpun tersisa kebaikan didirimu. Saya bahkan mengijinkan  gadis pembawa sial sepertimu menghadiri pesta penting ini, tapi kau.... Bahkan tidak menghargai saya sedikitpun"

"Papa salah paham... Aku nggak pernah punya niat menghancurkan pesta ini"
Suara Airi sedikit bergetar saat mendapati Azura berdiri tak jauh dari mereka dan menatapnya tanpa raut wajah apapun

"Dari mana kau mendapatkan gaun ini, kau sangat tidak pantas memakainya" Ucapan surya memelan namun masih tersirat kekecewaan disana

"Dari tante alena" Jawab Airi jujur

Plak... Satu tamparan keras mengenai wajah Airi

"Omong kosong, aku menyuruh alena memberikanmu gaun dengan warna yang sama dengannya, sila dan kila. Dan kau berani sekali menuduhnya memberikan gaun kesayangan istriku padamu. Jangan menempatkan kesalahan mu pada orang lain Airi! "

Airi memegangi sudut bibirnya yang perih "Ck... Jadi ini gaun mama? Lalu kenapa kalau aku yang menggunakan nya? Aku bahkan lebih berhak memakainya daripada siapapun disini. Dan bicara tentang istri kesayangan anda, hallo... Apa anda waras? Mengaku istri kesayangan tapi belum sampai setahun kematiannya anda bahkan telah membawa wanita dan anak baru kerumah. Apa itu kesayangan?..... Oh atau mungkin wanita gila itu telah bersama anda sebelum istri anda meninggal? Bisa aja"

"Kau... " Tangan surya terhenti di udara

"Kenapa...  mau nampar? Ayo tampar lagi"

terasa aneh memang, seorang alena yang dengan raut wajah liciknya mengetuk pintu kamarnya dan memberikan gaun hitam untuk pesta malam ini. Sempat curiga, namun setelah melihat gaun hitam itu membuat airi jatuh hati padanya. Ini bukan gaun mewah yang biasa dipakai kila ataupun kakaknya sila
Namun berhasil menarik perhatiannya dan tanpa rasa curiga langsung memakainya.

Rupanya benar, iblis tetaplah iblis. Bagaimanapun bagus bentuk luarnya, sesungguhnya jati dirinya tetaplah seorang yang licik dan manipulatif

"Kau harus meminta maaf pada nyonya harman" Surya menarik kasar airi ke tempat dimana nyonya harman duduk, wanita itu telah mengganti pakaiannya dengan yang baru. entah bagaimana kelanjutan kerjasama ini, gara gara anak sialan ini

"Tuan dan Nyonya harman, maafkan kelakuan putri saya, dia tak sengaja menumpahkan minuman itu" Ucapnya memulai pembicaraan.

"Kamu, ayo minta maaf" Lanjut surya

Airi mendekati nyonya harman, menatap wanita ber penampilan elegan itu
"Maaf" Ucapnya datar

"Yang sopan" Surya mendelik penuh penekanan

"Maaf nyonya" Ulang airi

Nyonya harman menatapnya dari ujung rambut hingga kaki, tatapan nyalangnya membuat airi sedikit kikuk

" Kerjasama ini tidak akan terjadi, tuan giotama.... " Ucap  tuan harman membuat semua orang disana membulatkan matanya. Ada yang panik, namun juga ada yang bertepuk tangan kesenangan

"Tapi kenapa tuan? saya tau gadis bodoh ini bersalah. Tapi tolonglah anda pertimbangkan lagi. Saya berjanji akan menghukum nya nanti" Surya berkata dengan cemas

" Jaga ucapan anda tuan giotama, berani sekali anda memanggil putri anda dengan gadis bodoh. dan ya, tidak akan ada yang bisa menghukum menantuku, termasuk ayahnya sendiri" Ucap tuan harman membuat seisi ruangan heboh. Apa? Bagaimana?

Surya mengerutkan keningnya tidak paham " Apa maksud anda tuan? "

"Apa kurang jelas tuan giotama? Itulah kekurangan dari bisnis anda, anda terlalu cepat mengambil kesimpulan saat semuanya masih di tengah jalan."

" Kerjasama ini tidak akan terjadi, kalau anda tidak setuju dengan pertunangan putra tunggal ku dengan putrimu ini, meski begitu, saya juga harus menunggu keputusan putra ku dulu" Lanjut tuan harman kembali membuat heboh

"Ta.. Tapi tuan, kenapa harus dia? Kedua putriku yang lain bahkan lebih baik dari sibuang onar itu." Ucap surya heran, bukankah tadi dia telah memperkenalkan sila dan kila padanya. Tapi kenapa harus airi yang terpilih, gadis yang bahkan di pertemuan pertama telah membuat kericuhan

Sementara airi yang mendengar obrolan itu bingung, apa maksud pembicaraan itu? Bukannya ini pesta bisnis

"Kemari nak" Nyonya harman merangkul airi yang masih diam dengan raut penuh tanda tanya

Dia membawa airi menjauh "dengar nak, aku menyukaimu dari saat pertama aku melihatmu. Kau berbeda, dan berani tampil beda. Aku menyukaimu, dan aku yakin putra ku juga akan menyukaimu" Nyonya harman membawa airi duduk dengan senyum lembut, berbeda dari awal tadi yang menatapnya nyalang

"Maaf nyonya, anda salah paham. Saya tidak pantas menjadi calon menantu anda. " Ucap airi mulai paham kemana arah pembicaraan itu

"Kenapa tidak? Kamu putri tuan giotama bukan? Dan ya jangan panggil tante nyonya, panggil tante hana aja sayang. " Hana tak hentinya merangkul airi hingga membuat gadis itu sedikit risih

"Saya memang salah satu putri nya nyonya, tapi.... " Ucap airi terpotong saat mendapati raut wajah hana berubah

"Putraku tidak terlalu buruk nak, jadi jangan menolak lagi, tante nggak suka penolakan. Mengerti. " Ucapnya yang tersirat nada perintah

"Siapa namamu nak? " Lanjut hana kembali melembut

"Airi nyo... Maaf... Airi tante" Ucap airi kikuk

"Baiklah airi, nikmatilah pesta ini, sebentar lagi putra tante akan datang. Tante akan perkenalkan padamu... Tante permisi dulu ya" Ucap hana membelai lembut wajah airi sebelum pergi

Ada perasaan aneh dihatinya saat ini, ntah lah... Sentuhan yang diberikan hana mengingatkanya pada seseorang yang ntah siapa itu

****

27 FEBRUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang