Nathan membawa airi keluar dari rumah itu lewat pintu belakang. Sesampai di sebuah taman kecil, gadis itu melepaskan genggaman tangannya dari nathan lantas mendudukkan dirinya di lantai taman yang agak kering.
Nathan ikut mendudukkan diri di samping Airi. Ada rasa canggung memang. Namun melihat kondisi gadis itu, nathan memberanikan diri untuk mendekat."Lo... Kalau mau nangis, nangis aja. Gue temenin disini" Ucapnya memulai pembicaraan. Nathan melirik gadis itu dalam. Ternyata dia nggak sekuat itu yaa... Dia bisa nangis juga, bisa histeris kayak tadi, bahkan bisa sekacau ini.
Gadis itu masih diam menunduk dengan suara isakan yang kembali terdengar
"Mereka berdua siapa? Kenapa mereka jahat sama lo? Bukan lo yang mulai kan? " Lanjut nathan pelan setelah tak lagi mendengar suara pilu gadis yang menunduk itu. Ia bingung mau bicara apa dan bagaimana. Pasalnya gadis yang disampingnya ini adalah orang yang selalu dia kasari saat bicara. Gadis yang dia kenal kasar, slengean, juga tempramen. Tak pernah ia dengar ia berbicara lembut, padanya ataupun pada siapapun disekolah.
" Gue terlalu banyak ngomong ya? Tapi gue heran... Kalau Lo ada di pesta bisnis itu.. Berarti orang tua lo ada disana juga kan? Lapor mereka aja. Kalau lo nggak berani, sini gue yang telponin. Mana nomornya? " Jengah nathan kembali tak mendapat respon Airi
"Isss... Yaudah deh, sekarang lo mau kemana? Gue anterin."
"Dingin" Lirih Airi setelah lama duduk diam di taman dekat komplek rumahnya itu.
"Ahk sial gue lupa kalau baju kita basah" Nathan menepuk jidatnya kesal. Bagaimana dia bisa lupa kalau beberapa menit yang lalu mereka ujan ujanan.
"Yaudah lo tunggu bentar gue ambil mobil" Nathan berlari kembali kearah rumah Airi. Tak berapa lama dia kembali dengan mengendarai mobil
"Ayo ikut gue dulu"
Mobil nathan berhenti disebuah gedung, mereka turun lantas nathan menggenggam tangan Airi menuju salah satu apartemen lumayan mewah
"Ayo masuk" Ucap nathan saat Airi menghentikan langkahnya tepat di depan pintu
Airi mendongak, mata sembabnya menatap nathan nyalang. "Tenang aja, gue nggak bakal ngapa ngapain lo, lagi pula nggak bakal bisa, orang secara lo lebih jago dari gue. ini apartemen sepupu gue, lo bisa bersihin badan lo dulu disini. Setelah itu gue antar lo pulang" Ucap nathan mengerti arti tatapan gadis itu
"Sana lo bersih bersih dulu, ini ada pakaian yang bisa lo pakai. Gue juga mau bersih bersih di kamar sebelah" Kata nathan memberikan pakaian yang ia ambil secara acak di lemari
***
Keisha buru buru keluar dari tempat pesta itu sesuai permintaan sepupunya lewat telpon lima menit yang lalu
Mencari keberadaannya, caca mendapati nathan sedang berlari dengan tubuh basah kuyup kearahnya " Ca gue minjam kunci apartemen lo, buruan" Ucapnya dengan nafas yang memburu
"Apa apaan lo tan, ngapain lo basah basahan kek gini sih. Lo nggak tau om alber itu nungguin lo dari tadi. Jangan macam macam deh, buruan masuk. Ntar lo kena marah lagi" Omel caca saat mendapati kondisi nathan
"Jangan banyak ngomong, gue pusing. Siniin kunci apart lo, gue butuh banget. Ini darurat"
Caca menghentikan nathan menggeledah ini tasnya "Ngapain dulu lo kesana? Jangan nyari perkara deh tan"
"Nanti gue jelasin, ceritanya panjang" Ucap nathan hendak pergi setelah menemukan apa yang ia cari
"Tapi om alber gimana" Teriak caca saat nathan telah beranjak pergi
" Lo urus papa dulu, bantuin gue lagi kali ini yaa"
"Nggak bisa gitu... Nathan.. " Teriak caca namun laki laki itu telah pergi membawa mobilnya keluar dari gerbang
"Gue mau bilang apa sama om alber... Hhhah nathan bego " Gumam caca frustasi
Caca kembali memasuki rumah itu, namun langkahnya langsung dihadang oleh hana " Kenapa lagi tuh anak? " Tanya hana ikut panik
"Huaa nggak tau tan. Gimana dong ini, aku takut om alber marah lagi" Caca menatap hana memelas
***
Airi keluar dari kamar dengan memakai dress yang nathan berikan, dengan rambut basah terurainya membuat nathan berhenti berkedip sesaat
Dia cantik juga ternyata dengan pakaian feminimnya, pikir nathan. Membuang segera pikiran itu, nathan memberikannya segelas teh hangat yang ia buat "Minum dulu... "
"Lo mau gue anterin kemana? Rumah lo dimana? " Tanya nathan setelah ia meminum teh itu
"Tempat tadi" Jawab Airi
"Jadi itu rumah lo? Hoo pantesan lo tau tadi pintu belakangnya mana, kenapa gue nggak ngeh" Nathan sedikit merutuki kebodohannya
" Jadi? Sekarang lo mau pulang kesana atau kemana? " Tanya nathan lagi
"Gue mau.... " Ucapan Airi terhenti saat ponsel nathan berdering
" Bentar... " Ucap nathan mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas
" Halo"
"Halo Halo lo bilang, sekarang lo dimana. Bokap lo nyariin nih, maki maki gue dari tadi. Lo ngapain lagi sih. Bukannya datang aja ke pesta itu. Heran gue sama lo, ada aja yang masalah yang lo buat" Omel alta dari sebrang sana. Bagaimana tidak, setiap masalah yang nathan buat, yang ditelponin pertama pasti alta. Dia sampai hafal alasan setiap kali telpon dari nomor yang ia labeli Hitler itu. Pasti karena sahabat lacnatnya itu membuat ulah lagi.
" Wess santai dong, lagian napa lo angkat terus tu telpon? Saking nggak ada yang nelponin lo ya. Sekalinya ada malah nyariin gue hahaha " Ucap nathan terkekeh saat mendapati nasib alta yang selalu jadi sasaran utama papanya
"Diem lo njing, sekarang lo dimana. Buruan pulang. Tadi bokap lo bilang, kalau lo nggak pulang siap siap jatah jajan lo yang 50k sehari dipotong seratus persen. Mampus lo" Tut tut alta mematikan sambungan Telpon itu membuat nathan seketika terdiam
"An*ing seratus persen nggak tuh? " Gumam nathan frustasi memikirkan nasib dompetnya yang akan kosong
Nathan kembali menghampiri Airi yang ntah sejak kapan tertidur di sofa " Lah dia tidur" Gumam nathan tak percaya, ia menatap hadis itu diam
" dia cantik juga kalau lagi tidur gini. Kayak kalemmmm banget, tenang, ngak grasak grusuk. beda jauh tuh sama dia yang biasanya, yang ngeselin. Ck gue mikirin apaan sih, dia tetap dia. Tapi mungkin nggak ya gue yang terlalu berlebihan nilai dia dari awal. Is apaan sih, mending dia gue tinggal disini dulu. Gue pulang nemuin papa. Biar uang jajan gue nggak dipotong, ntar beneran dipotong seratus persen kan berabe" Setelah pergulatan nathan dalam pikirannya. Ia memutuskan mengangkat Airi ke kamar lalu pergi
Namun sebelum pulang, ia sempat meninggalkan pesan di selembar kertas kalau kalau gadis itu nantinya terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
27 FEBRUARI
Genç Kurgu* yang cengeng jangan baca! "Woi jelek..... Gue cinta sama lo" Ucap alta spontan Orang yg di panggil itu hanya diam di balik Hoodie yg ia gunakan hingga hanya terlihat bibirnya ke bawah Keliatan manis emang.... " Tapi bohong" Ucap alta selanjutnya...