"gue tertarik sama lo, e-eh ma-maksudnya gue tertarik sama suara Lo, Hanni. Gue mau ajak lo buat bikin lagu bareng gue"
Hanni sedikit ternganga mendengar penuturan Minji barusan, tidak menyangka saja jika ini akan terjadi.
Dapat dilihat bahwa Minji menundukkan kepalanya akibat malu, entah kenapa Minji merasa sangat malu, vibesnya seperti sedang mengungkapkan perasaan.
Senyuman Hanni semakin mengembang setelah sadar apa yang baru saja terjadi, dengan gemas Hanni refleks menyubit kedua pipi Minji sampai sang empu meringis.
"akhh!! Aww!! Hanni!!!"
Hanni tertawa puas melihat reaksi Minji, ia pun melepaskan cubitannya.
"Hahahah Lo lucu banget, ji"celetuk Hanni masih dengan tawanya
Minji mengusap pelan kedua pipinya yang memerah, bibirnya mengerucut kesal.
"Btw, gue mau" ucap Hanni tiba tiba membuat mata Minji membulat
"Serius?!"seru Minji tersenyum
Hanni mengangguk pasti.
"YESS!!!"
Minji melompat lompat kecil kegirangan, Hanni yang melihat itu lagi lagi tertawa.
Saking senangnya, Minji langsung memeluk Hanni yang lebih pendek darinya itu. Ia menggoyangkan badan Hanni ke kiri lalu ke kanan, tanpa sadar pun Minji menepuk lembut puncak kepala Hanni.
"makasih, Hann! aku seneng banget!!!" Seru Minji yang masih belum sadar apa yang ia lakukan, matanya terpejam membayangkan hal hal yang akan terjadi kedepannya.
Sedangkan Hanni, gadis itu benar-benar terkejut. Badannya sedikit menegang akibat pelukan dadakan itu, tangannya pun sedikit terangkat kaku karena kaget.
Namun perlahan Hanni mulai rileks, dengan sedikit kaku tangannya melingkar dipinggang Minji, pipi kanannya menempel pada bahu lebar Minji.
Cukup lama sampai akhirnya Minji membuka matanya
"AAAAAAA!!!"
Minji melepaskan pelukannya dengan cepat sampai Hanni terhuyung kebelakang, mata Minji membulat sempurna, mulutnya sedikit menganga.
"so-sorry! ak- eh gu-gue terlalu senang, ja-jadi refleks meluk!" Gugup Minji, yang nada bicaranya pun terlihat panik.
Hanni melihat itu terkekeh, ia tak habis pikir dengan gadis didepannya ini.
"hey, its okay, Minji. gue gapapa kali, Lo panik banget?" Ucap Hanni menggeleng pelan.
Minji mengusap wajahnya kasar, ia mengatur nafasnya.
"gu-gue takut Lo ga nyaman aja" lirih Minji menundukkan kepalanya.
"Gue gapapa, ji. bahkan kapanpun Lo pengen peluk gue, gue mau"
~~~
Tiga hari berlalu, sejak hari itu Minji dan Hanni jadi lebih sering bertemu. Membahas genre musik yang mereka suka, alat musik apa yang bisa mereka mainkan, dan sebagainya.
Keduanya lebih sering bertemu di cafe, bahkan Karina heran Minji yang dulu biasanya lebih senang berada di dalam kamarnya, menghabiskan waktunya dengan dunianya. Kini Minji jadi lebih sering keluar rumah, lebih tepat pergi menemui Hanni.
Seperti sekarang, Minji kini berada di sebuah cafe di mall, Minji membuat janji dengan Hanni kali ini mereka pergi ke tempat tongkrongan baru.
Minji duduk memangku gitarnya, memainkan nada nada lagu yang ia buat, serta ia bersenandung kecil; melirihkan kalimat kalimat lagu yang ia buat.
Ia menunggu Hanni, Minji memilih datang duluan dan lebih memilih untuk menunggu. Lebih senang menunggu daripada di tunggu:).
Mumpung ini adalah weekend, Minji dan Hanni merencanakan banyak hal untuk hari ini.
Menunggu sekitar 15 menit, Minji mengalihkan pandangannya begitu mendengar suara lembut yang selalu menjadi candunya itu mendekat.
Hanni is coming.
"MINJI!!!"
Senyuman Minji terbit, tapi ia sedikit bingung karena Hanni datang tidak sendiri. Ada seorang gadis seperti bule mengikuti Hanni dari belakang.
"Hai, Hanni" jawab Minji menyapa, Hanni menarik kursi di samping Minji, sedangkan gadis yang mengikuti Hanni itu duduk didepan mereka berdua.
"Ji, kenalin dia Danielle, temen gue yang baru datang dari Australia kemarin" jelas Hanni tersenyum melirik Danielle sekilas.
Minji mengangguk, senyumannya sedikit kaku karena bertemu orang baru.
"Hello, Minji! Aku Danielle!"sapa teman Hanni itu, Danielle. Sambil mengulurkan tangannya.
Minji mengangguk kecil, ia tersenyum membalas uluran tangan Danielle.
"a-ak eh gu-gue Minji"
Danielle terkekeh,"aku-kamu gapapa kok"
Minji mengembangkan senyumannya
"Hai Dani!"
Minji dan Danielle sama sama tertawa, Hanni yang melihat itu juga ikut tertawa melihat interaksi keduanya.
"Bagus deh kalian cepet akrab"celetuk Hanni sambil mengeluarkan sebuah kertas dari tasnya, lalu memberikannya ke Minji
"Nih, liriknya udah lama banget. Gue simpen dilaci" jelas Hanni, Minji menerima kertas itu dan mulai membacanya.
Minji memang sempat bertanya pada Hanni, apa Hanni pernah membuat lirik lagu, dan ternyata pernah. Jadi Minji meminta Hanni untuk memperlihatkan ciptaannya itu.
"Kamu suka buat lagu ya, ji?"tanya Danielle mengintip isi kertas itu.
Minji melirik Danielle lalu mengangguk,"iya, aku suka banget. Cuma udah beberapa kali aku coba buat jual tapi ternyata ga semudah itu"
Mendengar itu Danielle memasang wajah sedih,
"tenang, Hanni udah sedikit ceritain tentang kamu. Aku bisa bantu kok, ji"
Minji menaikkan satu alisnya,"bantu?"
Danielle mengangguk,"ayah aku punya studio musik, aku bisa bantu kamu"
Dengan cepat Minji menoleh kearah Hanni yang sudah tersenyum penuh arti
"Gue sengaja manggil Danielle kesini, ayahnya punya studio musik di Australia, mungkin ini bisa jadi jalan buat Lo"jelas Hanni.
"Mungkin gue belum tau banyak soal Lo, ji. Tapi setidaknya gue tau Lo suka banget sama musik, dan gue juga. Gue seneng Lo ngajak gue buat kerjasama gini, gue jadi tau tentang genre musik kesukaan Lo, dan Lo suka banget buat lagu"
Tanpa basa basi, Minji langsung memeluk Hanni erat.
"Makasih, Hann"
~~~
To Be Continued.
Segini dulu kali ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Music In Love •Bbangsaz
Teen FictionBbangsaz lokal. Baca aja dulu, siapa tau suka🙏