24

555 75 32
                                    


Perlahan motor Minji berhenti tepat di depan rumah Hanni, pandangan Minji pun langsung tertuju pada teras rumah Hanni yang disana ada ibu dan ayah Hanni, sedang berbicara dengan seseorang.

Mata Minji membulat begitu orang tersebut mendorong tubuh ayah Hanni dengan kasar, Hanni pun juga langsung turun dari motor dan berlari menghampiri.

"Ayah!"Hanni dengan cekatan membantu ayahnya berdiri bersama ibunya.

"nah, pas sekali kau pulang, Pham Hanni. Bayar cepat utang utang ayahmu ini!"bentak pria itu hendak menghampiri Hanni, namun Minji dengan cepat menahan tubuhnya.

"berapa utangnya?"tanya Minji sambil merogoh ponselnya, lalu menghadapkannya ke pria itu.

"Ketik nomor rekeningmu dan jumlahnya, saya yang bayar"

"minji, gausah" Hanni berdiri dan menggeleng sambil meraih sebelah tangan Minji, namun Minji hanya menatapnya sejenak dan kembali fokus pada pria itu.

"oh wow, siapa ini? Pacarmu, Hanni? Kau suka wanita? woaahh"pria itu tertawa pelan, namun ia tetap mengetikkan nomor rekeningnya diponsel Minji.

Hanni menunduk, entah kenapa ia merasa sedikit tidak enak pada ayahnya. Matanya melirik ayahnya yang hanya diam menatap kearah lain, dengan ibunya disamping ayahnya.

"27juta, sudah saya lunaskan semua. Sekarang, anda bisa pergi"ujar Minji memperlihatkan bukti bahwa ia sudah mengirimkan sesuai jumlahnya.

Pria itu mengangguk puas,"okay okay"

Mata Minji mengikuti langkah pria itu yang mulai pergi menjauh.

"ji, aku ganti ya?"kata Hanni sembari membuka dompetnya dan mengambil card nya.

Minji dengan cepat menggeleng,"hey, nooo"tolaknya

"tapi-"




"terima saja, atau saya yang tetap gantikan. Sekeras apapun kau membantu disini, sekeras apapun kau coba, saya tetap tidak menyetujui hubungan kalian"sahut ayah Hanni membuat Hanni dan Minji terdiam, bahkan ibu Hanni tak tau harus bagaimana.






Ayah Hanni beranjak masuk kedalam, lalu tak lama kembali ia membawa amplop yang cukup tebal.

"Ini, saya ganti. Saya tidak bisa ganti semuanya, ini hanya setengahnya. Tapi saya janji, saya segera ganti"kata ayah Hanni memberikan Minji amplop tersebut.

"t-tidakusah om, s-saya niat membantu"balas Minji mendadak gagap.

"Saya tidak perlu bantuanmu kalau hanya mengasihani keluarga saya" ayah Hanni memberikan amplop itu pada Minji dengan paksaan, sedang Minji kembali terdiam.

Minji menghela nafasnya pelan, "s-saya tidak mengasihani om, i-ini karena saya sayang sama Hanni."

"saya tidak peduli, saya ingin Hanni kembali dengan Jake. Kamu bisa pergi"

Mata Hanni membulat,"ayah?!"

Ayah Hanni hanya melirik Hanni sekilas lalu masuk kedalam rumah, mata Hanni pun mulai berkaca-kaca, dengan gemetar ia meraih tangan ibunya.

"Bu? Ini gimana? aku gamau kembali sama Jake!"ujarnya, Hanni juga melihat kearah Minji yang terdiam menunduk.

"ibu ga bisa ngapa-ngapain, Pham"jawab ibu Hanni menggenggam tangan Hanni.

Minji kembali menghela nafasnya berat, ia mengangkat kepalanya untuk menatap Hanni yang sudah menitikkan air matanya.

"hey, don't cry~"lirih Minji tersenyum tipis, sebelah tangannya bergerak mengelus lembut puncak kepala Hanni.

Music In Love •BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang