12

727 88 6
                                    

Minji melajukan motornya mengikuti laju mobil milik Danielle yang dikemudikan oleh Jake, tanpa Minji duga ternyata Jake membawa Hanni pulang ke rumah. Minji memberhentikan motornya cukup jauh dari mobil juga area rumah Hanni.

Bisa Minji lihat, Jake dengan perhatian membukakan pintu mobil untuk Hanni.

"Ini aku yang terlalu negatif thinking ya?"lirih Minji menatap Jake dan Hanni yang sudah masuk kedalam rumah.

namun Minji masih bisa melihat kalau didalam rumah, sepertinya orang tua Hanni sangat senang dengan kedatangan Jake bersama Hanni.

nyeri hati itu mulai menjalar, rasanya sakit sekali. Padahal Minji sendiri masih belum yakin dengan perasaannya, dengan cepat Minji pun menggelengkan kepalanya.

"aku cuma kagum"gumam Minji meyakinkan diri.

Minji menarik nafasnya perlahan, dan menghembuskan dengan rileks. Merasa sedikit lebih baik, Minji segera memutar balik motornya, kembali ke rumahnya.

Selama perjalanan, Minji berusaha meyakinkan diri bahwa ia hanya sekedar kagum dengan Hanni. Dan Minji harap begitu, Minji tidak pernah jatuh cinta. Dari dulu Minji selalu menanamkan No Time For Love.

Dan Minji selalu berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan pernah menangis hanya karena cinta. Bahkan ia selalu mengejek winter dengan kalimat.

"Cinta tak selamanya indah, kak."



Sedangkan dilain tempat, Minji Meninggalkan Haerin dan Danielle berdua dirumah, lumayan membuat suasana canggung total. Haerin berpura-pura sibuk dengan ponselnya, Danielle juga sama.

Sesekali keduanya saling melirik, namun begitu berkontak mata. Haerin langsung mengalihkan pandangannya.

Tanpa Danielle tau, Haerin sudah berdebar tak karuan. Makanya Haerin berdiam diri.

"ehm, Haerin ya? Aku Danielle"kata Danielle memperkenalkan diri, Danielle sendiri adalah orang yang tak bisa berdiam diri dalam keheningan terlalu lama.

Haerin yang mendengar itu sedikit melotot.

"h-huh?" Beo Haerin, kebiasaan yang tak bisa dihilangkan.

Danielle terkekeh kecil melihat ekspresi Haerin, ia mendekatkan diri pada Haerin sambil mengulurkan tangannya.

"aku Danielle"

Haerin dengan sedikit kaku membalas uluran tangan Danielle.

"Hae-Haerin"

"Salam kenal, Haerin." Danielle memasang senyuman cerahnya, dan itu membuat Haerin kembali mengalihkan pandangannya. Salah tingkah guys.

Setelah itu uluran terlepas, suasana pun kembali hening. Danielle bingung ingin mengajak Haerin mengobrol apa, begitu juga Haerin yang mengusap pelan telinganya karena merasa terlalu canggung.

Keheningan kali ini berlangsung hanya beberapa menit, karena keduanya mendengar suara motor datang, tentu saja itu Kim Minji.

Pintu kamar terbuka memperlihatkan Minji yang sangat lemas dan lesu, 5L.

Haerin pun langsung beranjak merangkul pundak Minji, Danielle sendiri sudah menatap Minji khawatir.

"you okay?"tanya Danielle begitu Minji mendudukkan diri diujung kasur.

"im okay, mereka balik ke rumahnya Hanni kok. Dan, kayaknya ayah ibu Hanni seneng banget" jawab Minji tersenyum tipis.

"Kasian sepupuku ini"celetuk Haerin mengusap lembut puncak kepala Minji.

"gapapa, aku cuma kagum sama Hanni aja. Tadi terlalu negatif thinking"ujar Minji dengan percaya diri, berbanding balik dengan wajahnya yang menampilkan ekspresi sedih, walaupun ia sedang tersenyum.

Music In Love •BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang