VII. Hari Pertama

82 5 0
                                    

Setelah interview dengan pemilik kafe sudah selesai. Shalina turun ke lantai dasar dan menemui Dika atas usulan pemilik kafe itu.

"Permisi mas, mas namanya Dika kan? Saya disuruh sama mas Romy buat minta ambil seragam ke mas dan juga kata mas Romy tolong ajarkan tugas saya disini" ucap Shalina

"Iya saya Dika mbak, nama mbak siapa?" tanya Dika

"Ohiya, nama saya Shalina mas. Panggil saya Alin aja mas gausah pake mbak" ujar Shalina

"Oke lin, ke saya juga panggil aja Dika. kayaknya kita seumuran juga deh" kata Dika
"Oke ka"

"Bentar ya lin, saya ambilkan seragam kamu dulu" kata Dika

"Siap mas"

Dika berlalu begitu saja dari hadapan Shalina, Ia mengambil seragam untuk dikenakan oleh Shalina. Setelah seragam itu udh ia ambil, Dika memberikan seragam itu ke Shalina "Nih lin seragam kamu, kamu bisa ganti di toilet sini aja atau engga kamu bisa ganti di lantai 3 terus kamu simpen barang-barang kamu diloker yang ada di ruang karyawan ya" ucap Dika

"Oke, aku ke lantai 3 aja deh ka ganti seragamnya sekalian ini mau simpen tas saya disana" kata Shalina

"Sip nanti langsung turun kesini lagi ya, biar saya bisa langsung ajarin mesin kasir ke kamu" kata Dika

"Oke"

Shalina pun bergegas ke lantai 3 untuk bersiap ganti baju. Setelah naik ke lantai 3 ia berpapasan dengan karyawan perempuan.

"Eh permisi mbak, saya baru kerja disini. Kalau boleh tau ruangan untuk karyawan dimana ya?" tanya Shalina

"Oh karyawan baru, tuh disana lo lurus aja" ucap sinis wanita itu

"Terima kasih mbak, ohya perkenalkan nama saya Shalina. Bisa dipanggil Alin" ucap Shalina dengan ramah

"Nama gue Dewi, udah cepet ganti baju lo sana terus turun" ucap Dewi dengan ketus

Shalina bingung apa ada yang salah dengan dirinya, bahkan dirinya bertanya dengan seramah mungkin tapi malah dijawab ketus seperti itu. Tapi, Shalina biarkan saja mungkin Dewi sedang mengalami masalah saja hidupnya.

Shalina pun berjalan memasuki ruang karyawan dan berganti pakaian disana. setelah pakaiannya sudah diganti dengan seragam kafe tersebut. Shalima bergegas keluar untuk turun, saat keluar ruang pegawai dia berpapasan dengan mas Romy. "Permisi mas" ucap Shalina ramah

Romy pun menganggukan kepala sambil tersenyum saja kearah Shalina. Romy kembali masuk ke ruangan pribadinya lagi, dan Shalina pun langsung turun menemui Dika.

"Hai ka, udah selesai nih aku ganti seragamnya"ujar Shalina

"Good, yuk kita mulai belajar cara ngoperasiin mesin kasirnya" kata Dika

Dika pun mulai memberitahu cara-cara untuk melayani pelanggan. Entah karena memang mudah atau Shalina yang pintar dia langsung mengerti ketika Dika menjelaskannya. Namun, ketika Dika sedang mengajari Shalina cara kerja mesin kasir, datanglah Dewi dengan pertanyaan ketusnya "Gimana dik, bisa gak dia?" tanya Dewi.

"Bisa mbak, pinter dia. Sekali dikasih tau langsung ngerti anaknya" jawab Dika

"Baguslah biar dia ga nyusahin disini, takutnya nanti dia bikin pelanggan nunggu lama lagi" ucap Dewi

Shalina yang mendengar ucapan Dewi pun hanya tersenyum saja menanggapi ocehannya. Dika yang mulai tak enak pada Shalina pun karena ucapan Dewi ia bilang ke Shalina "Maafin mbak Dewi ya Lin, dia orangnya emang begitu kalau ke orang baru. Tapi aslinya orangnya baik kok"

"Santai aja Ka, aku juga ga masukkin ke hati kok" kata Shalina

"Iya bagus deh, takutnya lo kepikiran. Mana ini baru hari pertama lo kerja lagi" kata Dika

"Engga, santai aja" ucap Shalina

"Oke deh, Lo ini udah ngerti kan ya? kalau udah gua tinggal lagi ke depan ya" kata Dika

"Sejauh yang kamu ajarin aku udah ngerti sih hehe" -Shalina

"Sip, nanti kalo misalnya ada yang lo gapaham lo panggil gue aja ya" ujar Dika

Dika pun meninggalkan Shalina di mejar kasir, dan dia mulai ke depan lagi untuk membereskan meja bekas pelanggan.

Tak terasa Shift Shalina pun sudah selesai, waktu bekerja dia sudah habis hari ini. Shalina bergegeas ke ruang ganti lagi untuk mengganti pakaiannya.Setelah mengganti pakaiannya, Shalina berpamitan dengan seluruh karyawan di kafe itu karena dia akan pulang.

Shalina berjalan kearah parkiran tempat motor ia parkir, disana ia ketemu lagi dengan mas Romy. Shalina pun menyapa "Mas Romy aku pamit pulang ya, sekali lagi terima kasih sudah terima aku kerja di tempat ini"

"Sama-sama lin, semoga betah ya. Saya duluan ya lin" ucap Romy sambil melajukkan motornya

"Iya mas" balas Shalina

Shalina mengendarai motornya menuju ke Rumah Panti. Shalina tersenyum sepanjangan jalan karena akhirnya ia di terima di tempat kerja itu. Semoga, diterimanya dipekerjaan ini adalah suatu hal yang baik untuk dirinya
.
.
.
Don't forget to vote, comment, and follow

SHALINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang